Sinyal Kuat, Pimpinan DPRD NTT Dari Partai Golkar Diwakili Perempuan, Baca Gagasannya Tentang Gender
dukungan kepada srikandi Partai Golkar NTT sebagai Pimpinan DPRD NTT baik itu Akbar Tanjung, Aburizal Bakri dan Agung Laksono.
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso

Semua penentuan pimpinan DPRD pasti mengikuti juklak yang berlaku tanpa memandang latar belakang calon pimpinan DPRD.
Siapa Itu Inche DP Sayuna, S.H, M.Hum? Simak Wawancara Ekskluisf Tentang Berpolitik dengan Perspektif Gender di Tahun 2009
PADA Tahun 2009 mendatang, masa tugas Inche DP Sayuna, S.H, M.Hum sebagai anggota DPRD NTT akan berakhir. Hingga waktu itu, sepuluh tahun sudah ia mengabdi untuk masyarakat dan daerah. Ia pun menegaskan bahwa tidak mau berhenti berkiblat di dunia politik. "Saya menikmati politik," ujar Inche Sayuna.
Ditemui di kediamannya di Liliba, Kota Kupang, beberapa waktu lalu, istri dari Hengki Famdale dan ibu dari Grace Natalia Putri Hengki Famdale ini banyak berceritra tentang dunia akademik yang sudah ia tinggalkan, awal mula meniti karier politik, kehidupan keluarganya, tentang predikat barunya sebagai Miss Gender dan obsesinya.
Berikut petikan wawancara wartawan Pos Kupang, Alfons K Nedabang, dengan wanita pengagum Margareth Teacher ini.
Bisa ceritrakan awal mulanya Anda berpolitik?
Saya tidak pernah punya cita-cita sebagai anggota DPRD. Awalnya saya seorang akademisi, dosen di Unkris (Universitas Kristen Arta Wacana Kupang).
Setelah lulus dari Unkris, saya angkatan pertama, langsung mengajar. Mengajar selama 1989 - 1996. Selama kuliah saya pernah menjadi mahasiswa teladan.
Lalu diutus sekolah di Universitas Gajah Mada. Kami ada tiga orang ikut tes rebut satu beasiswa, dan saya yang dapat. Beasiswa sampai S3, karena saya punya cita-cita menjadi dosen yang terkenal. T
ahun 1999 gelombang reformasi, ada tawaran dari Partai Golkar untuk menjadi anggota DPRD NTT mewakili Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Pada saat itu saya masih mengikuti pendadaran tesis di Gajah Mada. Saya bingung karena cita-cita jadi dosen terkenal belum tercapai.
Namun karena saya ingin mencoba sesuatu yang baru maka saya putuskan untuk menerima tawaran itu. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari kampus. Selesai pendidikan di Gajah Mada saya terjun politik. Pada pemilu 1999, saya menjadi anggota Dewan.
Pada Pemilu 2004, saya kembali terpilih menjadi anggota Dewan.
Kenapa tertarik pada politik?
Waktu disuruh pilih untuk terjun ke politik, saya melihat bahwa saya punya minat ke politik ada. Sebelum ngajar di Unkris, saya sangat aktif di organisasi dari tahun 1985.