Romo Stefanus Mau Pimpin SMAK Giovanni Kupang
Stefanus Mau, Pr resmi menjabat selaku kepala sekolah SMA Katolik Giovanni Kupang periode 2019-2022.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Adiana Ahmad
Sehingga, pihaknya berharap semua sekolah yang ada di NTT pada tahun 2020 melakukan ujian nasional berbasis komputer.
"Ini kan kita sudah masuk dalam revolusi industri 4.0 akan tetapi kelakuan kita masih dalam tingkat Revolusi 1.0. kami berharap tahun depan semua sekolah sudah tidak lagi ujian manual," ujarnya.
Pihaknya juga berharap kedua sekolah dibawah kepemimpinan dua kepala sekolah terbaru terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas sekolah di mana, ujar Adelino, menjadi salah satu sekolah yang berkualitas di NTT.
• Wow! Pertama di NTT UCB Kupang Buka Prodi TIK
Sementara itu, Ketua Yayasan Swasti Sari Keuskupan Agung Kupang, Romo Roni Pakaenoni, Pr dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan tugas yang baru bagi kedua imam tersebut.
Selain itu, pihaknya juga berterima kasih atas kinerja Romo Kristoforus Bano Taslulu sebagai Kepala Sekolah SMA Seminari St Rafael Oepoi selama ini serta mengucap selamat atas jabatan barunya sebagai Praeses Seminari Menengah St Rafael Oepoi Kupang.
Selanjutnya, pihaknya juga bersyukur karena yayaysan Swasti tsari Keuskupan Agung Kupang telah turut berkontribusi dalam mencerdaskan dan meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di NTT.
"Kita semua mengambil peranan penting dalam misi mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang pendidikan ini," paparnya.
• Ini Yang Dilakukan Empat Dosen Administrasi Fisip Undana Terhadap Pelaku Kuliner Lasiana
Dengan adanya pelantikan dua kepala sekolah tersebut, ujarnya, peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini dilakukan diyakini akan terus dilanjutkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di NTT.
Pihaknya sangat optimis melalui kemampuan dan pengalaman kedua imam tersebut dapat melakukan inovasi demi pengembangan mutu dan kualitas pendidikan di kedua sekolah tersebut.
Diakuinya, saat ini era kapitalisme dan pasar bebas tengah eksis hingga mencengkeram dunia pendidikan.
Dalam sistem ini, berlaku 'hukum rimba' di mana yang kuat secara modal akan bertahan hidup dan tetap eksis.
"Era kapitalisme dan pasar bebas Asean dengan tuntutan yang kuatlah yang bertahan hidup di mana hal ini masuk dalam era Kapitalisme dan pasar bebas ini akan berdampak pada dunia pendidikan," ujarnya.
• Innalillahi! Kabar Duka Datang Dari Sandiaga Uno Sahabatnya Meninggal Dunia Karena Kanker Paru-paru
Dijelaskannya, jika sekolah yang berada dibawah Yayasan Swasti Sari Keuskupan Agung Kupang tidak kuat, bukan tidak mungkin akan kalah bersaing di dalam sistem kapitalisme ini.
"Jika kita tidak kuat maka kita tidak akan bertahan hidup teristimewa dalam dunia pendidikan dan dunia pendidikan kita tidak terbatas pada dunia pendidikan di Indonesia tetapi pendidikan mondial. Maka tidak heran diakhir akhir ini banyak sekolah yang bertaraf internasional yang juga hadir sebagai konsekuensi dari globalisme atau pasar bebas," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya berharap semua sekolah harus dengan segala upaya dan inovasi yang ada terus berupaya untuk memiliki kekuatan bertahan dan berkembang.
"Jika kita tidak memiliki daya tahan dan kekuatan untuk bertahan hidup pasti kita akan mati karena yang berlaku adalah hukum timba di mana yang kuatlah yang bertahan hidup. Kita berharap sekolah-sekolah kita tetap memiliki kekuatan dan daya hidup serta bertahan sekalipun di era globalisasi ini," katanya.(*)