127 Ekor Tukik Dilepas di Pantai Riangdua Lembata
Komunitas Penyu di Kabupaten Lembata melepas sebanyak 127 ekor tukik (anak penyu) jenis Lekang ke laut.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Adiana Ahmad
127 Ekor Tukik Dilepas di Pantai Riangdua Lembata
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA- Komunitas Penyu di Kabupaten Lembata melepas sebanyak 127 ekor tukik (anak penyu) jenis Lekang ke laut.
Pelepasan anak penyu ini dilakukan di pesisir Pantai Riangdua, Desa Buor, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Minggu (28/7/2019) petang.
Koordinator Program Pelestarian Penyu Lembata (Lembata Sea Turtle), mengatakan Policarpus Bala, tukik lainnya masih dalam proses penetasan yakni tukik jenis Lekang dan Sisik.
Pada tahun 2019, para pemerhati tukik di Lembata sudah 20 kali melakukan pelepasan tukik ke habitat aslinya.
Tujuan dari pelepasan tukik ini adalah melestarikan penyu di Kabupaten Lembata. Bagi masyarakat lokal, pelepasan anak penyu ini adalah bagian dari pelaksanaan ekowisata edukatif.
Policarpus menuturkan pihaknya giat melakukan sosialisasi pelestarian tukik di Lembata. Mereka bahkan melakukan edukasi di gereja di Riangdua.
• Satgas Yonif Raider 408/Sbh Gagalkan Penyelundupan BBM ke Timor Leste
"Mereka melestarikan penyu di sini dengan cara mereka sendiri seperti tidak mencuri lagi, menyampaikan kalau ada penyu yang menetas, itu lebih praktis," kata dia.
Proses penetasan yang dilakukan semi-alamiah. Ketika penyu bertelur, mereka langsung merelokasi telur-telur itu. Seharusnya direlokasi ke kandang penetasan, tetapi karena di Riangdua belum ada kandang penetasan maka sepanjang pantai Riangdua menjadi tempat relokasi.
"Masa dia bertelur sampai menetas itu sekitar 40-60 hari. Mulai hari itu teman-teman selalu cek sarangnya," jelasnya.
Dia menambahkan selain masyarakat lokal yang bekerja sebagai relawan, ada juga relawan dari negara Amerika dan Ceko. Mereka juga membantu pengajaran Bahasa Inggris bagi masyarakat lokal.
• Bupati TTU Perintahkan Dinas Ketahanan Pangan Salurkan Beras ke Tujuh Desa yang Rawan Pangan
"Komunitas ini awalnya kita bentuk di Loang sebagai Sahabat Penyu Loang sejak 2016. Total sudah 18 ribu ekor yang sudah kita lepasliarkan ke laut," ujarnya.
"Penyu itu unik. Kalau kita bisa melindungi penyu maka kita bisa melindungi kampung. Jadi kita bekerja sambil belajar," pungkasnya.
Pemerhati Penyu, Achan Raring mengungkapkan 127 ekor penyu (tukik) jenis Lekang dilepas kembali ke alam bebas (laut) oleh komunitas sahabat penyu Loang di pantai Riangdua.