Headline News Hari Ini
Gubernur Viktor Rasakan Sensasi Kuda Sandelwood
Kuda Sandelwood dihiasi pernak pernik, sedangkan para penunggangnya memakai pakaian adat Sumba Timur.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Alfons Nedabang
"Pariwisata itu kita nggak bicara sektoral, misalnya Sumba Timur jadi punya Sumba Timur tapi harus berpikir sama-sama untuk bersinergi," tandas Esthy.
Menurut Esthy, NTT memiliki pontensi pariwisata baik alam, budaya, tradisi, dan antraksi budayanya yang luar biasa.

"Bahkan kain tenun di Sumba Timur banyak sekali variasi motifnya dan cantik-cantik. Saya bangga sekali pakai kain tenun ini. Tadi pas saya turun dari mobil sempat dilirik, katanya," ucap Esthy.
Wisatawan Kagum
Wisawatan asal Kota Seatel Amerika, Josh mengaku kagum dengan keunikan budaya Sumba Timur. Ia rela datang jauh-jauh dari Amerika untuk menyaksikan Festival Sandelwood dan Expo Tenun Ikat Sumba.
"Saya datang dari Seatel Amerika untuk melihat-lihat budaya Sumba. Tenun ikat ini buat saya kagum karena cukup indah. Sangat beda dan tidak ada di Negsra saya," ujar Josh.

Wisatawan lainnya, Wira Nata sangat senang dengan kebudayaan tenun. "Saya suka dengan kebudayaan Sumba, ini sangat bagus, acaranya juga sangat bagus. Aku suka sekali, ternyata memang keren sih motif kain tenun Sumba Timur ini, apalagi mama-mama nenun secara rame-rame begini keren," ucap Wira yang berasal dari Jakarta ini.
Dosen Universitas Indonesia yang juga peneliti, Robert Lawang juga sangat terkesan. Menurutnya, tenun ikat Sumba Timur merupakan kekayaan yang paling indah di NTT baik dari motif, tradisi dan budaya. Robert mengaku belum pernah melihat pameran sebagus ini di daerah Timor dan Flores.
• Inilah Tanggapan Golkar NTT Soal Pertemuan Jokowi-Prabowo
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Timur, Umbu Maramba Meha mengatakan, peserta yang mengikuti Expo Tenun Ikat Sumba itu sebanyak 200 orang. Umbu Maramba menyebut, pameran tenun ikat berlangsung selama 11-13 Juli 2019. (rob)