Ganas Rabies di Sikka, 22 Kasus Gigitan Anjing Positif Rabies
Serangan anjing terinfeksi virus rabies semakin menakutkan warga Kabupaten Sikka di Pulau Flores.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Adiana Ahmad
Drh.Metha mengajak semua warga yang memelihara anjing menjadi pemilik yang bertanggungjawab. Anjing tidak dibiarkan berkeliaran bebas, namun diikat atau dikandangkan.
“Biar tidak terjadi penularan ke anjing lain dan sekaligus mencegah penularan kepada manusia. Jangan bawa anjing dari desa atau kecamatan lain, kita harus batasi perpindahan anjing,” imbau drh.Metha.
Enam Bulan, Dua Korban Mati Digigit Anjing Rabies di Sikka
Empat tahun berturut-turut kasus gigitan anjing rabies positif nihil di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, namun sampai semester pertama Januari-Juni 2019 ditemukan 13 kasus gigitan anjing positif rabies dan dua korban diantaranya meninggal dunia.
“Kedua korban meninggal dari Kecamatan Waigete. Seorang korban berusia balita asal Desa Egon Buluk dan seorang lagi seorang mahasiswa kuliah di Maumere,” beber Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sikka, Drh. Maria Margaretha Siko,M.Sc, Jumat (21/6/2019) siang di Maumere.
Drh.Metha, sapaan Maria Margaretha Siko menuturkan, korban balita digigit oleh anjing yang tidak divaksin. Penyakitnya baru ketahuan ketika kondisi korban sudah parah dibawah ke RSUD dr.TC. Hillers Maumere.
Korban kedua mahasiswa digigit anjing milik sendiri yang telah divaksin.
“Menurut WHO kasus gigitan anjing boleh saja terjadi, tetapi tidak boleh ada lagi kematian. Kasihan sekali kedua korban ini mati sia-sia,” imbuh drh.Metha.
Kasus pertama rabies terjadi di Pulau Flores sejak 1997 atau sekitar 23 tahun silam, semestinya kesadaran masyarakat terhadap bahaya rabies sudah dimiliki. Kabupaten Sikka dan Pulau Flores masih berstatus endemi rabies.
“Kekecil apapun kasusnya, entah hanya cakaran, garukan dari anak anjing kecil juga tetap diwaspadai. Semestinya juga upaya pertolongan pertama sudah jadi kesadaran bersama. Mencuci luka dengan deterjan di keran air kemudian ke fasilitas kesehatan,” kata drh.Metha.
Drh.Metha mengajak seluruh masyarakat Sikka memiliki kesadaran bahaya anjing rabies dan menjadi pemilik anjing bertanggung jawab.
Meski populasi anjing stagnan sekitar 55 ribu ekor, tetapi jedah vaksinasi, persediaan vaksin yang terbatas ditambah pola migrasi anjing tinggi ke Sikka, waspada rabies menjadi kesadaran bersama.
Daerah Lain di Flores Mulai Waspada Rabies
Kasus rabies yang kembali muncul di Kabupaten Sikka membuat daerah lain di Flores kembali waspada terhadap penularan penyakit mematikan itu.
Di Kabupaten Manggarai, Dinas Peternakan Manggarai mengundang semua camat di di daerah itu guna membahas pemberantasan rabies.