SMK Negeri Batu Putih "Mengungsi" Ke Gedung UPTD Pendidikan

Belum memiliki gedung, siswa siswi SMK Negeri Batu Putih mengungsi ke Gedung UPTD Pendidikan

Penulis: Dion Kota | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/ DION KOTA
.Nampak kondisi gedung darurat SMK Negeri Batu Putih yang saat ini sudah tidak digunakan lagi karena sudah tidak layak lagi 

SMK Negeri Batu Putih "Mengungsi" Ke Gedung UPTD Pendidikan 

Laporan Reporter Pos Kupang, Dion Kota

POSKUPANG.COM | SOE- SMK Negeri Batu Putih yang terletak di Desa Oebobo, Kecamatan Batu Putih dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kupang merupakan salah satu sekolah negeri yang belum memiliki gedung sekolah di Kabupaten TTS.

Sejak 2013 didirikan hingga saat ini, pihak sekolah tak kunjung mendapatkan bantuan guna mendirikan gedung permanen.

Saat awal berdiri di tahun 2013 dengan murid awal 58 orang, SMK Negeri Batu Putih hanya bermodal bangunan darurat setengah dinding, beralas tanah dengan atap alang-alang melakukan proses KBM.

.Nampak kondisi gedung darurat SMK Negeri Batu Putih yang saat ini sudah tidak digunakan lagi karena sudah tidak layak lagi
.Nampak kondisi gedung darurat SMK Negeri Batu Putih yang saat ini sudah tidak digunakan lagi karena sudah tidak layak lagi (POS-KUPANG.COM/ DION KOTA)

Bangunan darurat tersebut dibangun secara swadaya oleh orang tua siswa dan pihak sekolah guna menjawab merinduan dan kebutuhan masyarakat akan keberadaannya sekolah menengah kejuruan di wilayah tersebut.
Semangat untuk menuntut ilmu membuat peserta didik tak protes terhadap keadaan fasilitas sekolah mereka.

3 Tahun Belajar di Tenda Darurat, Siswa SMPN 3 Waigete Akhirnya Miliki Gedung Sekolah

Jumlah murid yang terus bertambah hingga 100 lebih membuat pihak sekolah dan orang tua murid harus kembali membangun gedung darurat menjadi 6 ruang gunakan melakukan proses KBM untuk 6 rombongan belajar dengan jurusan awal peternakan dan pertanian.

Setelah hampir 6 tahun bertahan di gedung darurat, akhirnya pihak sekolah menyerah. Di bulan November 2018, setelah diadakan rapat bersama orang tua murid dan pemerintah kecamatan, akhirnya disepakati proses KBM dipindahkan ke gedung UPTD pendidikan kecamatan batu putih yang merupakan milik Pemkab Kabupaten TTS.

"Bulan November 2018 itu proses KBM sudah tidak bisa berjalan dengan baik lagi. Atap sekolah yang hanya terbuat dari alang-alang sudah banyak yang bocor sehingga air hujan masuk. Belum lagi air hujan yang turun dari bukit yang berada tepat di belakang sekolah yang membawa serta lumpur masuk ke dalam kelas membuat proses KBM sudah tidak bisa dijalankan lagi. Tak sampai disitu, jika hujan angin, maka air hujan akan masuk dari bagian samping karena gedung darurat dindingnya hanya dibuat setengah, sedangkan setengahnya lagi kosong," ungkap Kepala Sekolah SMK Negeri Batu Putih, Chris Kana didampingi perintis pendiri SMK Negeri Batu Putih, Yohanis Neolaka.

Dinas Dikbud Kupang Moratorium Pembangunan Gedung Sekolah Baru

Dalam rapat bersama yang dihadiri camat batu putih, akhirnya ditawarkan untuk menggunakan gedung UPTD pendidikan kecamatan yang selama ini sudah tidak difungsikan lagi.

Setelah disepakati untuk pindah sementara di gedung UPTD pendidikan kecamatan, bersama orang tua murid dan siswa, seluruh perangkat belajar dipindahkan dari gedung darurat ke gedung permanen UPTD pendidikan kecamatan.

"Karena proses KBM sudah tidak bisa berlanjut, kita hubungi pihak orang tua siswa, komite dan camat batu putih untuk mencari solusi terbaik agar proses KBM bisa tetap berlanjut tetapi bukan di gedung darurat. Pak camat sendiri yang tawarkan untuk pindah ke gedung UPTD pendidikan kecamatan. Setelah kita lihat gedungnya sangat memadai dengan 7 ruangan, akhirnya kita putuskan untuk pindah sementara ke UPTD pendidikan kecamatan," kisahnya.

Pasca Gedung Sekolah Roboh, Kepsek SMA Negeri Kokbaun Minta Perhatian Pemda Provinsi NTT

Ketika ditanyakan pengalaman yang tidak bisa dilupakan saat proses KBM digedung lama, Kana mengaku, tak jarang saat KBM berlangsung fufuk kayu latah atap gedung jatuh ke atas kepala para murid tanpa di sadari.

Dirinya pun tak luput dari debu fufuk tersebut, namun melihat debu fufuk kayu yang berjatuhan di atas kepala para siswanya membuat hatinya sedih.

Jika hujan, tak jarang KBM harus berhenti sejenak karena atap sekolah yang bocor. Kursi dan meja siswa harus dipindahkan untuk menghindari air hujan yang masuk melalui atap sekolah yang bocor.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved