BREAKING NEWS: Radu Bani Diduga Tewas Tenggelam Di Tanjung Karoso, Sumba Barat Daya
Radu Bani (57) Warga Dusun IV Desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya diduga tewas tenggelam akibat hantaman gelombang dasya
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter
POS-KUPANG.COM/TAMBOLAKA---Radu Bani (57) Warga Dusun IV Desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya diduga tewas tenggelam akibat hantaman gelombang dasyat saat memancing ikan diarea Kawoto Maramarapu di daerah pantai utara di wilayah tanjung Karoso, Jumat (28/6/2019) pukul 15.00 wita.
Hal itu berdasarkan laporan keluarga korban dan masyarakat yang diterima badan penanggulangan bencana daerah Kabupaten Sumba Barat Daya, Sabtu (29/6/2019) sore.
Hingga hari ke-3, Senin (1/7/2019) sore, tim BPBD Sumba Barat Daya bersama tim SAR Waingapu Sumba Timur masih terus melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian juga menyisir sepanjang pantai itu. Namun tim belum menemukan korban.
Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya, Yohanes Tende, S.H ketika dihubungi pos kupang ke telepon selulernya, Senin (1/7/2019) sore.
Yohanes menjelaskan, sesaat setelah mendapat laporan keluarga dan masyarakat, Sabtu (29/6/2019), pihaknya langsung turun ke lokasi kejadian melakukan pemantuan hingga malam hari namun tidak menemukan korban.
Selanjutnya, ia menghubungi tim SAR Waingapu, Sumba Timur untuk membantu melakukan pencarian korban d lokasi kejadian di Tanjung Karoso, Sumba Barat Daya. Dan Minggu (30/6/2019) pukul 6.00 pagi, Tim SAR Waingapu, Sumba Timur bersama tim BPBD Sumba Barat Daya melakukan pencarian. Hingga Senin (1/7/2019) pukul 16.30 wita, tim sar belum menemukan korban.
Hilang Sejak Sabtu 29 Juni 2019
Seorang nelayan dinyatakan hilang ketika sampan yang ditumpanginya tenggelam saat mencari ikan di pantai Tanjung Toroso, kabupaten Sumba Barat pada Sabtu (29/6/2019).
Nelayan tersebut, Radu Bani merupakan warga Desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara Kabupaten Sumba Barat Daya.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kupang Emi Frezer ketika dikonfirmasi POS-KUPANG.COM pada Minggu (30/6/2019) mengatakan kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu sekira pukul 15.00 Wita.
Pihaknya menerima laporan tersebut dari Kalak BPBD Sumba Barat Daya Yohanes Tande iga jam setelah kejadian.
"Pukul 15.00 Wita telah ada kejadian sampan terbalik dengan satu orang tenggelam di perairan Tanjung Karoso, diperkirakan pada koordinat 09°33'13,51"S- 118°'55,28.49"E," kata Emi.
Ia mengatakan, pada pukul 18.50 Wita, pihaknya memberangkatkan 7 anggota Rescuer Pos Pencarian dan Pertolongan Waingapu dengan dilengkapi Palsar laut guna melaksanakan operasi SAR.
Tim Rescue Pos Pencarian dan Pertolongan Waingapu tiba lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan potensi SAR terkait.
Ia menjelaskan, hingga hari ini tim masih melakukan pencarian di lokasi sekitar tenggelamnya perahu tersebut.
Operasi tersebut melibatkan unsur SAR dan potensi seperti Pos Pencarian dan Pertolongan Waingapu, BPBD Kabupaten Sumba Barat Daya, Polsek Kodi Utara, Keluarga Korban dan Masyarakat setempat.
KM Nusa Kenari 02 Tenggelam di Perairan Alor-NTT, Ini Kronologi Lengkapnya
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Musibah tengelamnya kapal motor (KM) Nusa Kenari 02 di Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menyisakan duka.
Hingga hari kedua setelah musibah tersebut,Minggu (16/6/2019), lima penumpang kapal yang hilang itu belum juga ditemukan.
Meski demikian, penyelidikan pihak Polres Alor telah mengungkap penyebab kecelakaan kapal milik Pemkab Alor yang dikelola Kompol Nelayan Leboli Alor tersebut.
Kapolres Alor AKBP Patar Silalahi yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM dari Kupang pada Minggu (16/6/2018) mengatakan berdasarkan penyelidikan pihaknya telah mengungkap penyebab kecelakaan yang menewaskan tiga orang serta lima orang hilang itu.
Patar menjelaskan, berdasarkan keterangan anak buah kapal (ABK) dalam pelayaran tersebut, sebelum kapal tersebut tenggelam kapal itu mengalami kerusakan pada mesin pompa air saat berada di Perairan Lingal. Mesin pompa air itu sempat diperbaiki oleh ABK, namun tidak bertahan sehingga menyebabkan air masuk ke dalam kapal.
"Bahwa dalam perjalanan, tepatnya di perairan Kampung Lingal, KM Nusa Kenari 02 mengalami kerusakan pada mesin pompa air selanjutnya ABK dan nakhoda memperbaiki mesin tersebut dan mesin tersebut sempat menyala, tidak lama kemudian mesin pompa air tersebut mati lagi dan menyebabkan air masuk ke dalam perahu," katanya.
Saat air mulai masuk ke kapal, jelasnya, nakhoda mengambil inisiatif untuk mengemudikan kapal ke dekat daratan Tanjung Margeta tepatnya dengan jarak sekira 200 meter dari daratan untuk melakukan upaya penyelamatan pertama.
"Tapi saat perahu tersebut sedang menepi ke dekat daratan, tiba-tiba bodi perahu bagian kanan dihantam gelombang sehingga perahu miring dan mengakibatkan bagian dek atas perahu terlepas," lanjut Kapolres Patar.
Ketika dek atas kapal tersebut terlepas, para penumpang yang berada di dalam perahu berusaha menyelamatkan diri dengan cara berenang. Namun naas, karena para penumpang yang berada di dek bagian bawah mengalami kesulitan untuk keluar karena perahu dalam posisi miring dan air sudah masuk ke dalam perahu.
Pada saat kejadian, lanjut Kapolres Patar, nakhoda kapal atas nama Toni Terianus Plaituka ternyata tidak ikut berlayar. Saat itu, kapal dikemudikan oleh nakhoda Peterson Plaituka dengan ABK yang terdiri atas Yupiter Mokola, Liku Malaikosa dan Epenetus Plaikari.
KM Nusa Kenari 02 yang berukuran 20 GT dengan kapasitas angkut 10 ton tersebut bertolak dari pelabuhan laut Dulionong Kalabahi menuju ke Pelabuhan Pureman pada Sabtu sekitar pukul 01.00 Wita dengan rute pelayaran Pelabuhan Dulionong Kalabahi - Perairan Kampung Kelebana - Perairan Kampung Landau - Perairan Kampung Kiraman - Perairan Kampung Sibera - Perairan Kampung Mademang - Perairan Kampung Pitoko - Perairan Kampung Pureman.
Saat melakukan pelayaran dari Pelabuhan Dulionong menuju ke pelabuhan Pureman, kapal tersebut membawa 48 penumpang. Namun, saat itu kapal tidak dilengkapi dengan peralatan keselamatan berupa tabung pemadam api, dan pelampung yang tersedia tidak memadai jumlahnya karena hanya disiapkan 10 pelampung.
Dalam penyelidikan polisi, kata Kapolres, kapal KM Nusa Kenari 02 juga berlayar tanpa izin dari pihak Syahbandar.
"KM Nusa Kenari 02 sebelum berlayar tidak melaporkan kegiatan berlayarnya ke kantor Syahbandar (Adpel) Kalabahi, sehingga kapal tersebut dikategorikan berlayar tanpa izin berlayar dari Syahbandar," katanya.
Terkait korban meninggal, kata Kapolres berjumlah dua orang, sedangkan lima korban hilang tidak diketahui identitasnya oleh nakhoda dan ABK.
Korban meninggal yang terdata terdiri dari Hariati Bana Makani (26) warga Desa Kiraman Kecamatan Alor Selatan yang berprofesi sebagai guru honor pada SDN Siberia, dan Matilda Sailana (42) warga Mademang, Desa Langkuru. (*)