Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan: ''Cara Kita Menanggapi Itulah yang Membedakan''
Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan: ''Cara Kita Menanggapi Itulah yang Membedakan''
Penulis: Ferry Jahang | Editor: maria anitoda
Menurut Herbert Haag (lihat Herbert Haag, Bibliches Wörterbuch, Verlag Herder, Freiburg-Basel-Wien 2003) pertemuan para Rasul yang kemudian dikenal sebagai Konsili Rasul pertama atau Apostelkonsil di Yerusalem ini terjadi kira-kira tahun 49 Masehi menghasilkan banyak keputusan penting selain dari menjawab persoalan jemaat di Antiokhia, diantaranya
a). orang kristen asal kafir tidak boleh dipaksakan untuk disunat; b). pembagian wilayah kerja Pekabaran Injil antara Paulus mengabarkan Injil bagi orag kafir di luar Yerusalem sementara Petrus dank rasul-raul yang lain di Yerusalem dan sekitarnya; c). pengumpulan kolekte bagi jemaat di Yerusalem sebagai tanda keesaan.
Menurut pendeta GMIT dan mantan wartawan Pos Kupang ini paling kurang ada lima hal berharga yang dibisa ditarik maknanya dari peristiwa kisah Para Rasul 15:1-21 ini.
Pertama, jikalau ada masalah yang muncul dalam jemaat, dalam kehidupan rumah tangga, hubungan suami istri, hubungan antar saudara, jalan terbaik adalah berkomunikasi timbal balik.
Artinya duduk dan bicara saling buka hati satu dengan yang lain untuk melihat maksud Tuhan dan kehendak Roh Kudus (Kisah 15:28) dibalik setiap peristiwa.
Kedua, ketika ada masalah dibutuhkan orang-orang yang dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih untuk bertindak sebagai penengah atau jurudamai (Peranan ini telah dimainkan dengan baik oleh Rasul Petrus dan Rasul Yakobus, Kisah 15:7-12 dan 13-21).
Sehingga konflik tidak meluas dan melebar kemana-mana.
Sehingga baik jemaat atau kita sekalian yang berkonflik atau berselisih tidak membiarkan kuasa Iblis makin merajalela yang bisa saja semakin menghancurkan kehidupan kita sebagi anak-anak Tuhan.
Ketiga, jika ada masalah carilah atau mintalah jalan keluar dari pihak-pihak yang berkompeten. Kalau jemaaat bermasalah mintalah nasehat dari Klasis dan Sinode.
Kalau rumah tangga bermasalah suami istri bermasalah carilah para saksi nikah dan orang tua atau penasehat perkawinan.
Jangan pada pihak ketiga yang justru menjadi proovokator, atau yang memanfaatkan situasi misalnya PIL (pria idaman lain) dan WIL (Wanita Idaman Lain), bisa tambah bahaya,
Keempat, keterbukaan Para rasul atau para pimpinan gereja di Yerusalem untuk pada satu pihak menerima dan menghargai hasil pekerjaan Rasul Paulus dan Barnabas yang telah bekerja keras dan mempertaruhkan nyawa mereka, tetapi juga kepada bangsa kafir di Antiokhia untuk tidak wajib mengikuti adat istiadat Yahudi sebagai pra syarat menjadi Kristen.
Artinya bangsa-bangsa Kafir tidak dipaksa untuk disunat kalau masuk kristen, cukup kalau mereka dibaptis dan beriman kepada Kristus dan menjauhi beberapa hal tertentu (Kisah 15:29).
Mereka dapat beribadah kepada Tuhan menurut budaya mereka sendiri sepanjang tidak bertentangan dengan Injil Yesus Kristus.
Mereka tidak dipaksakan melepaskan baju budaya mereka(adat mereka, kearifn lokal yang mereka miliki yang cocok dengan InjilKristus) dan harus memakai baju budaya Yahudi.