Headline Pos Kupang Hari Ini
EKSKLUSIF! Tenun Ikat NTT jadi Jaminan Kredit Pegadaian
Warga yang mau menggadaikan tenun ikat cukup membawa bukti identitas diri berupa KTP atau SIM atau passpor
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Alfons Nedabang
Penenun lainnya, Tinggi Hamu (65) mengatakan, pinjaman dana dengan jaminan kain tenun sangat bagus. Hal itu dapat membantu masyarakat yang membutuhkan dana.

Penenun asal Desa Botof, Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara, Gradiana Faotlo senang dengan kebijakan inovasi dari Kantor Pegadaian. Menurut Gradiana dengan adanya kebijakan itu dapat membantu masyarakat dan para penenun, manakala mengalami kesulitan keuangan.
"Sebagai masyarakat kami sangat senang, karena nanti ketika kami butuh uang, maka hasil karya kami bisa dijadikan sebagai barang jaminan, setelah itu baru ditebus," ujar Gradiana.
• Mau Cari Handphone Baru Harga Terjangkau? Ini Deretan Handphone Canggih dengan Harga 5 Jutaan
"Uang pinjaman dari Pegadaian itu nantinya bisa dijadikan sebagai modal untuk menenun. Karena bagaimanapun untuk menenun, para penenun membutuhkan modal yang tidak sedikit," tambahnya.
Gradiana yang juga bekerja sebagai guru ini mengharapkan, pihak Pegadaian dapat menentukan standar hasil tenunan yang nantinya dapat dijadikan sebagai barang jaminan. Dengan standar yang ditentukan oleh Pegadaian maka para penenun dapat mengikutinya.

"Supaya kita bisa ikuti standar yang mereka tentukan, misalnya ukuran lainnya seperti apa sehingga kita bisa ikuti kriteria yang mereka tentukan," ujarnya.
Menurutnya, para penenun, dalam menenun memiliki model, design sendiri, serta bahan yang biasanya digunakan berbeda-beda. "Jangan sampai bahan yang kita buat dengan proses waktu yang lama dinilai kurang memuaskan oleh pihak pegadaian, yang berdampak pada kualitas hasil tenunan," imbuh Gradiana.
Dia juga meminta agar harga yang ditentukan sebagai barang jaminan lebih berbeda dari harga pasar, sehingga dapat membantu para penenun.
• Renungan Harian Katolik, Jumat 24 Mei 2019:Kasih dan Pengorbanan
"Pegadaian itukan perusahaan milik negara, supaya harga bisa lebih tinggi dari harga pasar. Selama ini harga pasar lebih rendah dan cukup mengecewakan penenun," katanya.
Gradiana mengharapkan pihak Pegadaian mempertimbangkan biaya produksi, dan biaya jeri lelah para penenun sehingga dapat menentukan harga yang menguntungkan kedua belah pihak.
Harga Pantas
Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT, Alex Take Ofong, S.Fil mengatakan, tenun ikat NTT aset ekonomi masyarakat. Warga bisa menggadaikan dan pihak pegadaian mau menerimanya.

"Ketika pegadaian mau menerima sarung atau tenun ikat yang digadai masyarakat, maka di situ akan muncul nilai ekonomi. Jadi, dengan menggadai hasil tenunan, itu artinya mereka sadar tentang nilai atau manfaat tenun ikat," kata Alex ketika dimintai tanggapannya, Kamis kemarin.
Politisi Partai NasDem ini menjelaskan, ketika masyarakat menggadai tenun ikat dengan harapan mendapat dana/uang. Hanya saja, lanjut Alex, fenomena itu juga memberi pesan belum didesain secara benar untuk mendatangkan keuntungan dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masayarakat.
• Demi Mencerdaskan Anak di Pulau Sumba, FPPS Gelar Rapat Koordinasi, Ini Loh Temanya!
"Karena itu, DPRD NTT mendorong pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota untukk memanfaatkan peluang ini dengan kebijakan yang tepat," katanya.