Persada NTT Adakan Syukuran HUT Pattimura ke-202 dan Buka Puasa Bersama.

Suasana Asrama TNI AD, Kuanino, Kota Kupang tampak berbeda dari biasanya pada Sabtu (18/5/2019) malam

Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
Pos Kupang.com/gecio viana
 Suasana Syukuran HUT Pattimura ke-202 dan buka puasa bersama tahun 2019 Persada NTT di Asrama TNI AD Kuanino, Kota Kupang, Sabtu (18/5/2019) malam. 

Ketua Persada NTT, Pelda Dedy Pupella disela kegiatan mengatakan, organisasi yang dipimpinnya merupakan organisasi dibawah organisasi induk Ikatan Warga Asal Maluku (Iwasma) NTT.

Usia Persada NTT masih terbilang 'bayi' karena baru didirikan delapan bulan lalu tepatnya 20 Oktober 2018 lalu.

Beranggotakan prajurit TNI, organisasi Persada lahir sebagai instrumen pemersatu dan penjalin kebersamaan antar anggota TNI asal Maluku.

Dijelaskannya, kegiatan tersebut sebagai salah satu ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan silahturahmi antar anggota.

"Tujuan kegiatan ini untuk menjalin kebersamaan kami yang ada di rantauan. Kami kebetulan anggota TNI punya inisiatif menjalin kebersamaan di antara saudara-saudara kami," ujarnya.

Pelda Dedy mengaku merasa senang dapat berkumpul bersama rekan sedaerahnya. Pun demikian dengan ratusan peserta kegiatan lainnya.

"Saya bangga atas kegiatan ini, karena pertama kali dan bisa berbuka puasa bersama dan bangga karena penasehat kami sangat mendukung kami," ungkapnya.

Dijelaskannya, Persada NTT juga akan selalu mendukung organisasi induk, Iwasma NTT serta pemerintah daerah.

Pihaknya juga berharap para anggota TNI yang berada di wilayah NTT untuk bisa bergabung. Menurutnya hal tersebut sangat positif karena akan semakin mempererat tali persaudaraan dan saling membantu bagi sesama anggota dan NTT secara khusus karena, lanjut, Pelda Dedy, Persada NTT akan selalu hadir untuk masyarakat dan pemerintah daerah.

"Bagi saudara kami mungkin belum sempat bergabung kami membuka tangan," katanya.

Sementara itu, penasehat Persada NTT, Mayor Infanteri Petter Untayana kepada POS-KUPANG.COM mengatakan, dasar filosofi pendirian organisasi tersebut adalah persatuan, kebersamaan dan kekeluargaan.

Filosofi tersendiri tertuang dalam istilah Maluku "Potong di Kuku Rasa di Daging, Sagu Selempang Dipatah Dua". Filosofi ini memberikan kepada orang Maluku bahwa mereka adalah satu kesatuan yang sangat erat.

"Apa yang dirasakan saudara saya, saya juga rasa. Lalu itu kami di manapun kami berada filosofi ini jangan dilupakan, karena orang tua kami telah memberikan pelajaran pada kami bahwa kamu tidak bisa sendiri melakukan sesuatu. Minimal kamu membutuhkan saudara kamu," jelas Mayor Inf Petter Untayana.

Filosofi tersendiri, lanjut dia, memberikan makna mendalam bahwa sebagai manusia harus saling membantu dan memiliki solidaritas yang tinggi. Terlebih, di daerah rantau.

"Jadi ketika sudah merantau jangan lupa saudara. Dasar itulah yang membuat adik-adik saya terkumpul sehingga mereka jangan terpisah. Itu kata orang tua dan kami sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya itu. Filosofi ini memberikan makna mendalam bahwa apapun pasti kita akan merasa," katanya.

Patahkan Persipura Skor 0-3 di Laga Perdana, Ini Sesumbar Kapten Persib Bandung

Halaman
123
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved