Jelang 22 Mei, UYM Unggah Hal Ini, Jangan Mudah Terprovokasi Orang Berpakaian Putih Atas Nama Agama
Jelang 22 Mei, Ustadz Yusuf Mansur Unggah Hal Ini, Jangan Mudah Terprovokasi Orang-orang Berpakaian Putih-Putih dan Mengatasnamakan Agama
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
- Habib Abdul Qadir bin Ahmad Al-Saqqaf, Jeddah
- Habib Ahmad Masyhur bin Thaha Al-Haddad
- Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Makkah
- Habib Attas Al-Habsyi
- Habib Abu Bakar Al-Masyhur Al-Adani
- Habib Muhammad bin Abdullah Al-Hadar
- Habib Umar bin Hafiz, Yaman, menjadi guru sekaligus sahabatnya juga dari 1993 hingga 2003
Ketua PBNU: Jauh Hari Gus Dur sudah memprediksi Ustadz Dadakan
Prediksi Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid, dibongkar oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU), KH Said Aqil Siradj.
KH Said Aqil Siradj membongkar prediksi Gus Dur soal munculnya sosok ustadz dadakan.
Gus Dur atau yang memiliki nama lengkap KH Abdurrahman Wahid adalah Presiden keempat RI.
Selain dikenal sebagai seorang presiden, Gus Dur juga merupakan seorang ulama yang disegani.
Gus Dur juga merupakakan cucu dari pendiri NU, Hasyim Asyari dan putra dari Menteri Agama era Soekarno, Wahid Hasyim.
Keistimewaan Gus Dur yang kerap menjadi buah bibir di masyarakat adalah mengenai prediksi-prediksi yang kerap terjadi.
Kali ini, dalam kesempatannya hadir dalam wawancara bersama Najwa Shihab di Narasi TV, KH Said Aqil Siradj membeberkan mengenai prediksi Gus Dur tentang ustadz dadakan yang kini terbukti telah terjadi.
"Gus Dur sudah memprediksi itu waktu masih menjabat sebagai Ketua PBNU," ujar KH Said Aqil Siradj yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PBNU ini.
"Baca buku kedokteran, sudah selesai baca, paham dikit-dikit lah, pasang papan nama, Said Aqil menerima pasien jam 8 sampai jam 10 kira-kira bisa gak tuh," kata KH Said Aqil Siradj di Narasi TV, Jumat (15/3/2019).
"Saya baca buku tentang komputer tentang mesin, selesai baca satu buku, menerima servis komputer, enggak bener dong."
"Kamu jangan memasuki wilayah yang kamu nggak ngerti."
"Gus Dur sudah prediksi, waktu Gus Dur masih Ketua PBNU, 'nanti akan datang masa, ada orang bukan keturunan pesantren dipanggil ustadz', Gus Dur sudah prediksi."
"Banyak Gus Dur itu, bahasa kita-nya Gus Dur mendapatkan wangsit (petunjuk) ya, direct illumination dari Allah yang menunjukkan hal-hal yang akan datang," imbuh KH Said Aqil Siradj.
Tampaknya, perkataan Gus Dur tersebut relevan dan benar-benar terjadi hari ini.
KH Said Aqil Siradj melanjutkan, adanya ustadz dadakan sangat berbahaya bagi kehidupan beragama.
Terlebih jika ustadz dadakan tersebut menyerukan kebencian dan saling mengkafirkan.
"Sangat-sangat berbahaya, kalau orang sesama Islam saja gampang mengkafirkan, very-very danger, tidak ada danger selain ini," kata KH Said Aqil Siradj.
"Yang Islam itu seperti apa? Hanya mereka saja, yang lain kafir gitu?," imbuh KH Said Aqil Siradj.
KH Said Aqil Siradj menilai, keislaman tidak sekedar tercermin dari penampilan dan pakaian.
Melainkan keislaman tercermin dari kebaikan yang dilakukan kepada sesama manusia.
"Islam bukan pakaian, orang Islam adalah orang yang temannya tidak terganggung melalui lisannya dan tangannya," kata KH Said Aqil Siradj.
Lebih lanjut, KH Said Aqil Siradj mengajak segenap pihak untuk mengintrospeksi diri.
Juga bersikap proporsional dalam mencari rujukan informasi.
Profil KH Said Aqil Sirodj
Prof Dr KH Said Aqil Siradj lahir di Cirebon 03 Juli 1953. Saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PBNU periode 2010 - 2015.
Pada bulan April 2018, KH Said Aqil Siradj terpilih menjadi salah satu tokoh muslim berpengaruh di dunia yang berada di urutan ke-22 yang dirilis oleh The Muslim 500 yang diselenggarakan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre di Amman, Jordania.
KH Said Aqil Siradj mengenyam pendidikan keagamaan di Arab selama lebih dari 13 tahun.
Berdasarkan silsilah nasab KH Said Aqil Siradj merupakan dzuriyah Rasullullah yang ke-32.
Pasangan: Nur Hayati Abdul Qodir
Anak: Muhammad Said Aqil, Rihab Said Aqil, Nisrin Said Aqil, Aqil Said Aqil
Orang Tua: Aqil Siradj, Afifah Harun
Pendidikan:
S1 Universitas King Abdul Aziz, jurusan Ushuluddin dan Dakwah, lulus 1982
S2 Universitas Umm al-Qura, jurusan Perbandingan Agama, lulus 1987
S3 University of Umm al-Qura, jurusan Aqidah / Filsafat Islam, lulus 1994
Pendidikan Non-Formal:
1. Madrasah Tarbiyatul Mubtadi’ien Kempek Cirebon
2. Pesantren Hidayatul Mubtadi’en Lirboyo Kediri (1965-1970)
3. Pesantren Al-Munawwir Krapyak Jogjakarta (1972-1975)
4. Stadium General STAI Mathaliul Falah Kajen Margoyoso Pati
(*)