Ribuan Suara PKB di Kabupaten Sumba Barat Daya Diduga Digelembung, Saksi Gerindra Minta Digelar PSU

Ada dugaan penggelembungan suara PKB di Sumba Barat Daya, saksi Gerindra Pemungutan Suara ulang.

Editor: Adiana Ahmad
istimewa
Isidorus Lilijawa 

Satu DA1 pertama, lalu ada DA1 perbaikan. "Pertanyaannya, apa dasar DA1 perbaikan sementara DA1 plano tidak tertulis angka-angka. Pihak KPUD NTT tidak dapat menunjukkan berita acara perbaikan DA1. Namun menunjukkan data DB1 DPR RI Sumba Barat Daya. Untuk itu pihak KPU RI meminta agar keberatan saksi Gerindra ditulis di dalam format keberatan saksi," lanjutnya.

Walaupun pleno rekapitulasi KPU RI untuk NTT berakhir, tetapi persoalan ini akan terus diperjuangkan hingga ke Mahkamah Konstitusi.

"Dasar pertimbangannya adalah dugaan kecurangan dan penggelembungan ini bisa dibuktikan. Karena itu pemilihan suara ulang adalah jalan satu-satunya menemukan kebenaran,"sebut Isidorus.

Terpilih jadi Anggota DPD, Angelo Dorong agar Kepentingan Daerah Diakomodir

Dihubungi secara terpisah, Ketua Bawaslu NTT Thomas Djawa membenarkan hal itu. "Benar, saat pleno rekapitulasi nasional ada keberatan dari saksi Gerindra, hasil penelusuran saat disandingkan datanya, saksi Gerindra menunjukkan DAA 1 hasil TPS dan DA 1 hasil desa/kelurahan karena lompatan prosesnya cukup jauh antara rekapan tersebut, maka sulit untuk memperbaiki hasil hitungan dan oleh KPU dimasukan dalam keberatan saksi," jelasnya.

Saat ini kata Thomas, ada laporan dari peserta pemilu ke Bawaslu provinsi dan Kabupaten SBD.

Thomas pun berharap, bisa melakukan penanganan pelanggaran dengan tuntas, sehingga hasil pemilu bisa diterima dan dipercaya baik oleh peserta maupun masyarakat.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dugaan Penggelembungan Ribuan Suara PKB di Kabupaten Sumba Barat Daya, Saksi Gerindra Minta Digelar PSU", https://regional.kompas.com/read/2019/05/15/11123971/dugaan-penggelembungan-ribuan-suara-pkb-di-kabupaten-sumba-barat-daya-saksi?page=all.
Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Editor : Candra Setia Budi

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved