Ustadz Yusuf Mansur

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Kabar Duka Datang dari Ustadz Yusuf Mansur, Mohon Doanya!

Kabar duka itu disampaikan Ustadz Yusuf Mansur di akun Instagramnya, @yusufmansurnew, Sabtu 11 Mei 2019.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Instagram/ Ustadz Yusuf Mansur
Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Kabar Duka Datang dari Ustadz Yusuf Mansur, Mohon Doanya! 

Ustadz Yusuf Mansur mengunggah sebuag foto di akun Instagramnya, @yusufmansurnew, Minggu (12/5/2019).

Foto itu ia ambil dari foto master Harian Kompas yang memuat sebuah Klenteng di Lio, Jakarta, menyediakan buka puasa gratis untuk ummat Muslim yang sedang puasa Ramadhan.

Ustadz Yusuf Mansur yang keturunan Betawi pun dibuat takjub.

Bahwa warga etnis Thionghoa atau China begitu toleran hingga menyediakan makanan untuk berbuka puasa.

Sejatinya menurut Ustadz Yusuf Mansur, hal ini menjadi berkah dan bentuk kekayaan Indonesia sebagai bangsa.

Berikut keterangan Ustadz Yusuf Mansur terhadap foto tersebut:

Kekayaan Indonesia itu salah satuanya adalah keragaman agama, suku, bahasa, dan budaya.

Bangsa besar yg menyatu dalam satu nama: INDONESIA.

Saya tinggal di Kawasan Jembatan Lima. Kampung Sawah Lio tepatnya

Foto di koran Kompas ini, foto Klenteng di deket kampung saya.

Saya wkt kecil relatif suka maen2 ke daerah situ.

Kawasan Glodok.

Tempat saya belajar dagang, hehehe.

Dagang komputer dan asesorisnya.

Periode 1994 sd 1997.

Di Klenteng ini, dihidangkan makanan dan minuman berbuka puasa. Free. .

Masjid al Mansuriah, konon, ada wakaf juga seorang keturunan China.

Di atas masjid yg dibangun tahun 1717 masehi, bukan kubah layaknya masjid.

Tapi genteng biasa.

Ada ayam dan naga di atas masjid Al Mansuriyah.
Konon, para tetua wkt itu ga menghilangkan itu, u/ menghormati pewakafnya yang keturunan
China.

Keturunan Arab, juga sama banyaknya di Kampung Sawah.

Di keluarga kami, ada yg kayak Arab, kayak saya, agak2 gelap, hehehe.

Tp ada juga yang putih putiiiihhhh, kayak ngkoh2 dan ncim2.

Jangan2 zaman dulunya emang ada yg saling menikah. Hehehe.

Bahkan ada yg disebut Kampung China.

Ada yg disebut Kampung Arab.

Temen saya, gado2

Inilah kekayaan Indonesia.

Kekayaan yang harus kita jaga bersama.

Setelah di dan jadi Indonesia, ga ada lagi keturunan Arab, mestinya.

Juga keturunan China.

Tp Indonesia.

Kecuali sbg identitas leluhur yg hrs dihormati dan dijaga.

Bukan sebagai superioritas.

Dan jg bukan sebagai pelecehan

Namun soal kemajuan, keberadaban, kepemimpinan, kewirausahaan, dunia kerja profesional,
olahraga, dan bidang2 kemasyarakatan, kompetisi, tetap harus digelorakan.

Antaretnis, antarsuku, antarkaum, hrs biasa berkompetisi.

Kompetisi tidak selalu hrs negatif, hrs buruk, hrs jelek. Engga.

Bahkan saat menyebut kaum muslimin muslimat, saya mendorong, ya haruslah sebagai muslimin
muslimat, memimpin.

Tinggal kualitasnya yang ditingkatkan.

Bertarung scr fair, lewat mutu, pengabdian, pelayanan, agar melebihi kaum lain, msh boleh dan
silahkan, bahkan harus diperjuangkan.

Trmasuk misalnya saat menyebut etnis Betawi.

Ya saya bangkit. Bangun.

Buat nunjukin. Bhw Betawi itu ga bodoh.

Maknya saya nulis buku, sampe 200-an buku. Hehehe.

Netizen pun memberikan tanggapan beragam.

Berikut beberapa di antaranya:

@mrs.dhanihartomo: Sy lahir dan besar di sawah lio jembatan lima,,anak sy tk di al mansyuriah..
dr kecil sudah biasa bergaul dgn tetangga yg orang china .. klo skrg ada yg coba merusaknya
sedih bgt pa ustad .. mari kita do'a kan indonesia baik2 terus

@rurry.wisnugraha: Memang gini mestinya Indonesia, multi culture, multi etnis,tapi tetep akur
dan saling menghormati.

@angelrattu: Aaaaaaaahhh kok bisa anda punya iman spt ini pak? Di saat yg lain penuh dengki
dan benci sy cuma bisa doakan anda kepada Tuhan saya spy anda selalu sehat keluarga anda
diberkati di ridhoi semua jalan dan rencana anda .God bless you And family pak ustad

@adehidayat0191: INDONESIA, Sungguh MasyaAllah. Bhinneka tunggal Ika pemersatu sgalanya. Semoga keberkahan slalu tercurah untuk INDONESIA tercinta. Bismillah Walhamdulillah...??

@_upaa_: Luar biasa ustad ini syiarna merangkul kedamaian semua umat muslim dan non muslim

@irpankadafi: Makasih ustad, terus posting hal2 yg bikin adem ya ustad, biar indonesia makin
adem..

Dalam tulisan di atas, Ustadz Yusuf Mansur memang mengedepankan sikap saling menghargai
dan menghormati antara etnis yang satu dengan yang lain.

Antara agama yang satu dengan agama yang lain.

Ustadz Yusuf Mansur juga menyebut etnis Thionghoa, Betawi, dan Arab. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved