BREAKING NEWS: Ratusan Driver Grab Car Lakukan Demo, Tuntut Skema Insentif Trip Diberlakukan
Secara bergantian mereka melakukan orasi yang menuntut manajemen Grab mengembalikan kebijakan skema insentif trip yang telah dihapuskan.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Sebagai mitra, kata Einstein, pihak manajemen Grab semestinya tidak sepihak memberlakukan kebijakan baru yang mempengaruhi pendapatan para driver Grab.
"Di daerah lain seperti Jakarta dan Surabaya masih menggunakan skema insentif trip dan akumulasi tripnya besar. Nah. Kenapa kupang saja yang dihilangkan," katanya.
Pihaknya berharap, manajemen Grab kembali menggunakan skema insentif trip. Karena skema tersebut sama-sama menguntungkan bagi driver Grab maupun manajemen Grab selaku aplikator.
Sementara itu, para pendemo diterima oleh perwakilan Grab Kupang yakni, Jems Djulete selaku Partner Engagement Grab Kupang.
• Ternyata Menangis Karena Mantan Bisa Turunkan Berat Badan Ini Penjelasan Ilmiahnya
• Memprihatinkan, Pelajar Goncengan Tiga Tanpa Helm
Jems tidak bisa berbuat banyak saat menerima para pendemo. Ia hanya mengatakan akan melanjutkan aspirasi para driver Grab ke manajemen pusat di Jakarta.
"Kami akan follow up dan naikkan ke atas (kantor pusat Grab) karena kami pahami pendapatan kawan-kawan yang semakin menurun," katanya kepada POS-KUPANG.COM usai menerima para pendemo di kantor Grab Kupang.
Jems Djulete mengaku, kebijakan skema baru tersebut merupakan kebijakan dari manajemen Grab di kantor pusat. Manajemen Grab diakuinya mengalami kerugian sehingga mengambil kebijakan tersebut untuk mengakumulasi pendapatan atau mengejar keuntungan.
"Ini keputusan mutlak dari manajemen. Bicara soal untung rugi manajemen mengalami minus," tegasnya.
Menurutnya, walaupun skema trip dihilangkan, akan tetapi para driver Grab car masih mendapatkan insentif sebesar 15 persen dari argo (tarif).
"Skema ini dari pusat. Skema dulunya sistem trip. Semakin besar atau banyak atau besar trip akan mendapatkan insentif. ini sudah dihapuskan. Sekarang diganti sistem semakin besar total pendapatan maka semakin besar dia punya insentif. Walaupun secara sisi pendapatan sekarang menurun," katanya.
Dijelaskannya, kebiasaan sebagian besar driver Grab car di Kota Kupang cenderung mengejar trip. Bukan mengejar argo.
"Biasanya sekedar contoh, teman-teman hanya mengejar trip bukan argonya, sebagai contoh ada yang dalam satu hari kejar untuk dapat 7 trip dan dalam satu trip dia dapatkan Rp 20 ribu. Jadi dalam satu hari dia mendapatkan Rp 140 ribu untuk insentifnya. Tapi ada yang mendapatkan Rp 80 ribu dari 7 trip," katanya
"Jadi teman-teman sistemnya sampai mendapatkan trip saja. Hanya sekarang kami balik. Teman-teman harus kejar jumlah uang. Jadi semakin besar jumlah uang semakin besar pula insentif yang didapatkan," tambahnya.
Jems juga menjelaskan, pihak manajemen saat lebih berorientasi pada keuntungan atau profit.
"Kalau bicara soal perusahaan bicara soal profit. Teman-teman dari pusat (Grab pusat) mereka sudah mulai menarik keuntungan. Misalnya potongannya 20 persen kami hanya menarik 5 persen dari total pendapatan. Sekalipun insentif dihilangkan tapi teman-teman dapat dia punya argo," katanya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana.)