Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Harian Kristen Rabu 24 April 2019 “Di Hadapan Allah Semua Manusia Adalah Sama ''

Renungan Harian Kristen Rabu 24 April 2019 “Di Hadapan Allah Semua Manusia Adalah Sama ''

Editor: maria anitoda
Pdt. DR Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
Renungan Harian Kristen Rabu 24 April 2019 “Di Hadapan Allah Semua Manusia Adalah Sama '' 

 Sejak awal pertanyaan tentang pemulihan Kerajaan Israel, yang bersifat particularistik justru dijawab oleh Yesus tentang janji karunia Roh Kudus bagi para murid, yang bersifat universalistik untuk PI ke seluruh dunia (lihat Kisah 1:6b).

Bagi si penulis Lukas melalui Karya Roh Kudus munculah gereja sebagai Israel sejati dari orang-orang Yahudi dan orang-orang Kafir. 

Hal ini bukan saja melegitimasi pemberitaan gereja, tetapi juga membuka pintu yang lebar bagi jemaat mula-mula bagi suatu gerakan oikumene.

Berawal dengan pertobatan sida-sida dari Etiopia (orang Kafir) dalam kisah 8:28-40, lalu Pertobatan Paulus (orang Yahudi radikal yang anti Gereja Kristen mula-mula) dalam kisah 9:1-22; 22:3-21;26:9-20 untuk menegaskan maksud tersebut. 

Hal ini diperjelas dalam kisah Kornelius (orang Kafir) yang dipertemukan dengan Rasul Petrus (orang Yahudi) bahwa baik orang kafir maupun orang Yahudi masuk dalam rencana penyelamatan Allah.

Karunia Roh Kudus ternyata juga bagi orang Kafir (Kisah 10: 44) merupakan penggenapan akan janji Yesus dalam Kisah 1:5 dan menuntun seperti pada peristiwa keturunan Roh Kudus kepada suatu etape penting dalam rencana penyelamatan Allah. 

Ingatan pada kata-kata Yesus yang bangkit dalam kisah 11:16 (band Kisah 1:5) memperjelas bahwa dalam pandangan Lukas sebagai penulis Kisah rasul bahwa karunia roh bagi orang kafir dan karya penyelamatan Allah yang bersifat universal cocok satu dengan yang lain.

Juga akhirnya orang-orang Kristen Yahudi di Yerusalem dapat menerima pandangan bahwa orang-orang kafir juga diijinkan untuk mendapatkan keselamatan Allah (band Kisah 11:18).

Karya Allah dalam Kristus bukan hanya bagi suatu bangsa, tetapi bagi seluruh suku bangsa di dunia.

Allah bagi semua orang dan karena itu gereja sebagai wujud dan tanda-tanda kehadiran Allah juga harus terbuka bagi semua orang tanpa diskriminasi atau terjebak dalam pemikiran-pemikiran dan tindakan yang sempit.

Mari kita melihat lebih dalam teks bacaan kita hari ini.

Undangan Kornelius  dan kesediaan Petrus ke rumah Kornelius (orang kafir dan najis dalam pandangan Petrus) karena dituntun oleh Roh Kudus menghadirkan paradigma baru : “di hadapan Allah semua manusia adalah sama”.

Silaturahmi, main ke rumah, kunjungan antar saudara seiman (termasuk pelayanan Pastoral) merupakan kunci dari terbukanya wawasan baru, ide baru, keakraban dan menguatnya persaudaraan, solusi bagi persoalan sebagai anak-anak Tuhan.

Cara kita memandang orang lain tanpa kita sadari justru menciptakan jurang diantara kita. 

Petrus di mata Kornelius (sang perwira tinggi) adalah orang Yahudi atau manusia yang sementara dijajah oleh pemerintahnya (Kaiser Romawi).

Sumber: Pos Kupang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved