Pilpres 2019
Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Kabar Duka Datang dari Sandiaga Uno, Cawapres Prabowo di Pilpres
Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Kabar duka datang dari Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor urut 02, Sandiaga Uno.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Tak lama setelah mengeluh tidak tidur selama dua hari, lanjut Suswantoro, korban tiba-tiba jatuh dari kursi dan tidak sadarkan diri.
Melihat suaminya tak sadarkan diri, sang istri yang kebetulan berada di dapur kaget dan meminta pertolongan dari tetangga.
Namun sayangnya, korban menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju puskesmas.
Sekitar pukul 11.30 Wita, Kapolsek Hu'u bersama anggota, camat, Ketua Panwascam dan Ketua PPK mendatangi rumah duka untuk melayat.
"Jasad korban rencananya akan dikebumikan di TPU setempat pada sore ini," ujar Suswantoro.
Mengenal Sandiaga Uno
Mengutip wikipedia. H Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A lahir di Pekanbaru, Riau, 28 Juni 1969; umur 49 tahun).
Ia adalah pengusaha dan politikus Indonesia. Ia memenangkan pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 bersama dengan Anies Baswedan, dan memulai masa jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada bulan Oktober 2017.
Sering hadir di acara seminar-seminar, Sandiaga Uno yang berdarah Gorontalo kerap memberikan pembekalan tentang jiwa kewirausahaan (entrepreneurship), terutama kepada kalangan pemuda.
Sandiaga Uno memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran ketika perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut.
Ia banting setir untuk bangkit dari nol, menjalani awal kariernya menjadi seorang pengusaha.
Bersama rekannya, ia mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor.
Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain.
Pada tahun 2009, ia tercatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes.
Tahun 2011, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia.
Ia menduduki peringkat ke-37 dengan total kekayaan US$ 660 juta.
Kehidupan Awal
Masa kecil Sandiaga Uno banyak dihabiskan di kota kelahirannya, Rumbai, Pekanbaru.
Sandi merupakan anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Razif Halik Uno dan Rachmini Rachman.
Ayahnya bekerja di perusahaan Caltex di Riau dan ibunya terkenal sebagai pakar pendidikan kepribadian.
Lahir di Rumbai, besar di Duri dan Dumai, tentu membuat Sandiaga kecil bergaul dengan anak-anak di kompleks Caltex (sekarang Chevron) maupun di luar kompleks.
Setelah ayahnya tidak lagi bekerja di Caltex, keluarga Sandi Uno pindah ke Jakarta sekitar tahun 1970-an.
Sandi Uno bersekolah di SD PSKD Bulungan, SMPN 12, dan SMA Pangudi Luhur.
Sejak kecil, ia sudah dikenal sebagai sosok yang cerdas.
Kecerdasan yang dimiliki Sandi tidak terlepas dari dorongan yang diberikan oleh ibu kandungnya.
Sandiaga Uno lulus dari Wichita State University, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude.
Ia mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990.
Di Bank Summa, ia bertemu dan berguru dengan konglomerat William Soeryadjaya pemilik Bank Summa.
Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas George Washington, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00.
Pada tahun 1993 Sandiaga Uno bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi.
Ia kemudian pindah ke MP Holding Limited Group pada tahun 1994.
Pada 1995 ia pindah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan.
Namun, krisis moneter sejak akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut.
Sandi pun tidak bisa lagi meneruskan pekerjaannya. Ia pulang ke Indonesia dengan predikat pengangguran.
Sandi mengisi hari-harinya untuk melamar pekerjaan.
Namun, tak ada perusahaan yang mau meliriknya. Lamaran kerjanya selalu saja ditolak. Akhirnya, Sandi mencoba peruntungan baru, memulai membuka usaha konsultan keuangan.
Pada tahun 1997 Sandiaga Uno mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani.
Salah satu mentor bisnisnya adalah William Soeryadjaya.
Setelah berjalan selama satu setengah tahun Sandi kemudian bertemu dengan Edwin Soeryadjaya, putra William Soeryadjaya, pendiri PT Astra Internasional.
Waktu itu Edwin juga mengalami kesulitan keuangan dan Sandi ditawarkan untuk membangun usaha berbasis investasi.
Maka, ia dan Edwin Soeryadjaya, putra William, mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya.
Bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.
Berbekal jejaring (network) yang baik dengan perusahaan serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri, Sandiaga Uno sukses menjalankan bisnis tersebut.
Mekanisme kinerja perusahaan tersebut adalah menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami masalah keuangan.Kinerja perusahaan yang krisis itu kemudian dibenahi dan dikembangkan.
Setelah kembali sehat, aset perusahaan tersebut dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi
Hingga 2009, ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih oleh PT Saratoga.
Beberapa perusahaan telah dijual kembali, antara lain PT Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT Astra Microtronics.
Pada 2005-2008, Sandiaga Uno menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).[15] Selama masa kepemimpinannya, jumlah pengusaha yang tergabung di HIPMI meningkat dari 25.000 orang menjadi 35.000 orang.
Ia juga menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sejak 2004.
Sandi dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollar AS, pada 2007.
Sementara, pada 2008 ia dinobatkan menjadi orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan total aset 245 juta dollar AS.
Pada 2009 Sandi masuk sebagai pendatang baru dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes.
Majalah tersebut menuliskan Sandi memiliki kekayaan US$ 400 juta dan berada di peringkat 29.
Pada tahun 2018 peringkatnya turun di peringkat 85 dengan taksiran kekayaan US$ 300 juta.
Sandiaga Uno juga pernah menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan.
PT Adaro Indonesia
PT Indonesia Bulk Terminal
PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia
Interra Resources Limited
PT iFORTE SOLUSI INFOTEK
Pada bulan Mei 2011, ia memutuskan membeli 51% saham Mandala Airlines.
Pada 16 April 2015, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai salah satu direktur PT Adaro Energy Tbk.