Pilpres 2019
Prabowo Kuasai 19 Provinsi, Didukung Ustadz Abdul Somad, AA Gym Tapi Kalah, Analisa Denny JA
Calon Presiden 02 Prabowo Subianta dan tim pemenangan mengklaim kemenangan 62 persen berdasarkan hasil Real Count Formulir C1 internal
Sekali lagi, mengikuti himbauan dalam survei di atas itu untuk pengertian umum. Terutama untuk panduan hidup keagamaan. Itu bukan soal efek elektoral!
Efek elektoral mempunyai variabel yang lebih kompleks. Ia harus pula memperhitungkan banyak variabel lain.
Misalnya: Pemilih Muslim yang sudah menentukan pilihan versus yang masih mengambang. Pemilih Muslim yang secara emosional terikat dengan ormas tertentu (NU atau Muhammadiyah, atau FPI atau lainnya).
Dihitung pula pengaruh ulama satu yang bertentangan dengan pengaruh Ulama lain.
Setelah kampanye panjang, di bulan April 2019, tak ada ulama yang lebih dikenal dibandingkan Kiai Ma'ruf Amin.
Tingkat pengenalan Ma'ruf Amin kini di atas 80 persen. Itu sudah jauh di atas ustad Somad. Dan jauh di atas semua ulama dan tokoh agama manapun.
Kiai Ma'ruf Amien memperoleh lompatan pengenalan dan kesukaan karena efek delapan bulan kampanye. Ia dilambungkan oleh delapan bulan menjadi pemberitaan media.
Pada survei LSI Denny JA, bulan November 2018, sengaja Ma'ruf Amien tidak disertakan dalam rangking Ulama berpengaruh karena ia diposisikan pasangan capres -cawapres yang sedang bertarung.
Namun jika data yang ada dibandingkan, Kiai Ma'ruf Amien versus Ustad Somad, dalam survei di bulan Maret 2019, pengaruh Ma'ruf Amien lebih besar dibandingkan Ustad Somad.
Ma'ruf Amien jauh lebih didengar untuk komunitas NU, kalangan minoritas, pemilih Muslim yang lebih abangan. Gabungan ketiga kantong suara itu sudah mayoritas pemilih Indonesia.
Ustad Somad lebih didengar di kalangan pemilih Muslim yang merasa bagian dari FPI, Reuni 212, dan sebagian besar yang tak berafiliasi.
Total komunitas itu tidaklah sebesar NU. Apalagi jika dibandingkan dengan NU plus pemilih minoritas plus pemilih Muslim abangan.
-000-
Mengapa saya katakan dukungan Somad kepada Prabowo itu Too Little, Too Late?
Ia Too Late, sangat terlambat karena situasi sudah terbentuk, terpola. Sebelum Ustad Somad tampil memberikan dukungan, mayoritas 85 persen dari pendengarnya memang sudah ada di kubu Prabowo.
Dukungan Somad hanya mengkonfirmasi saja. Tanpa dukungan terbuka dari Somad pun, mereka memang sudah di Prabowo.
Sisi lainnya, sekitar 15 persen pendengar Ustad Somad berada di kubu Jokowi. Mereka mendengar himbaun Ustad Somad soal keagamaan.