Berita Cerpen

Cerpen Maria Hebi: Jimmy Aku Ingin Mencuri Hatimu!

Cerpen :"Ah, Jimmy, kapan aku mengenalnya?" Minggu yang lalu, tepatnya Kamis ketika hari sedang cerah dan angin bertiup perlahan.

ilustrasi/duapah.com
Cerpen Maria Hebi: Jimmy Aku Ingin Mencuri Hatimu 

Meskipun terlihat kotor dan kumuh, aku tetap menyukaianya. Satu hal yang membuatku paling bahagia, ada nama dan tanggal lahirku di sana. Di bawah namaku tertulis, "gadis yang kunantikan telah datang".

Oh..aku mencintaimu nek, sungguh. Aku selalu merindukannya, sebab ia tempat aku menumpahkan segala kesesakan dan gundah gulana hati.

***
Hari ini adalah hari yang paling berat untuk dilalui. Tekanan pekerjaan juga orang-orang yang kutemui membuatku semakin terpuruk dalam imajinasi kotor dan kekalutan mendera.

Namun aku harus kuat. Kukumpulkan energi untuk menyelesaikan sisa pekerjaan yang menunggu. Sebuah pesan masuk dalam telepon genggamku. Kuacuhkan saja sebab sedang merapikan meja kerjaku. Dan aku harus pulang sebab waktu sudah menunjukkan pukul empat sore.

Kuraih tasku dan teringat jika ada sebuah pesan masuk. Segera kubaca, dan aku tersenyum. Inilah senyuman pertamaku sejak pagi.

Untaian kata yang dikemas dalam sebuah frasa penuh energi kembali memberiku sedikit harapan, setidaknya untuk bertahan hidup sampai malam ini. Dan aku pulang dalam senyuman yang penuh kedamaian.

Kata-katanya sungguh berenergi. Memberikan harapan baru tentang cara aku memandang kegelisahan.

"Ah, Jimmy, kapan aku mengenalnya?" Minggu yang lalu, tepatnya Kamis ketika hari sedang cerah dan angin bertiup perlahan. Ketika ruang kerjaku sedang hiruk pikuk oleh beberapa karyawan dan tamu yang hilir mudik.

Sekonyong-konyong ia datang dan berdiri di hadapanku. Kami bicara formal seadanya dan saling berbagi nomor untuk sebuah pekerjaan. Tak ada yang istimewa darinya. Aku bahkan tak lagi mengingat secara jelas raut wajahnya.

Aku semakin sering mendapat pesan penuh energi dari Jimmy. Dalam hati aku berterima kasih sebab masih ada orang peduli seperti dia di zaman ini. Perlahan aku mulai tersekap dalam candu tentang dirinya. Ah, aku malu sebab aku tak pantas untuk itu.

Namun semakin ingin ku berlari, semakin aku mengingat tentangnya, tentang apa yang ia tulis dalam pesan-pesan singkatnya.

Aku tak peduli jika ia mengirim itu karena hasrat terselubung atau keinginan lain, namun aku hanya melihat niat hatinya untuk berbagi kesejukan dan kebijaksanaan.

Terkadang beberapa penggalan ayat Kitab Suci ditulisnya apik dalam sebuah bingkai sejuk, menambah pesona rangkaian aksara sarat makna. Aku malu, sebab aku bahkan jarang membaca
Kitab Suci dan merasa asing dengan ayat-ayat itu.

Kumpulan Ucapan Selamat Ulang Tahun Islami, Doa Barakallah Fii Umrik dan Hukum Merayakan Ulang Tahun

Namun entah mengapa, isinya selalu saja cocok dengan apa yang sedang aku butuhkan. Bagaimana menghalau kegelisahan dan menerima orang lain sebagai teman dalam kasih dan cinta.

Tentang pengharapan akan kasih Tuhan yang tak boleh pudar meski sedang dalam kesesakan. Tentang ketegaran dan kepasrahan agar kita menjadi kuat untuk dapat melalui badai. Dan lainnya lagi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved