Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Harian Kristen Protestan 13 April 2019: Kalaupun Ia Ditanam dan "Mati", Ia Tidak Percuma!

Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah"

Editor: Ferry Jahang
Dok Pribadi
Pendeta Messakh D 

Pintu keselamatan terbuka kepada semua orang dalam segala lingkup dan ini yang mesti terus diperjuangan gereja sebagai kumpulan orang percaya.

Di Yoh. 12:32, Tuhan Yesus berkata: "Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku".

Rahasia kematian Kristus di atas kayu salib mampu membongkar tembok-tembok yang memisahkan antar umat, sehingga terbukalah suatu ruang yang luas untuk didiami oleh semua orang dari berbagai ras, etnis, dan berbagai-bagai kepentingan.

Melalui kematian dan kemuliaanNya, terbuka dan tersedia suatu ruang "kebersamaan ekumenis" yang menyingkirkan setiap bentuk diskriminasi dalam kehidupan orang percaya.

Kematian Yesus karena itu tidak bisa dibelenggu dalam penjara-penjara denominasi, ajaran-ajaran dan dogma gereja yang tidak sesuai dengan kasih Kristus dan atau dengan klaim-klaim keselamatan sepihak.

Dengan demikian melalui kematian Kristus, Allah meniadakan setiap pola atau model kehidupan yang eksklusif.

Di dalam Kristus, orang percaya dipanggil untuk bersikap inklusif.

Dengan sikap inklusif, dimaksudkan mereka mampu menerima perbedaan, keunikan, dan keragaman menjadi suatu kekuatan untuk memperkaya spiritualitas yang mempermuliakan Kristus.

Sudah saatnya gereja tidak lagi sibuk mempersoalkan doktrin-doktrinya dan klaim sepihak, tetapi hendaknya sibuk dan bekerja sama meningkatkan ekonomi masyarakat.

Musuh gereja bukan terutama ajaran denominasi satu dengan yang lain, tetapi lebih kepada kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat.

Kekhasan berita Injil Yohanes tentang kematian Kristus bersifat positif. Karena itu makna "kematian" Kristus dipergunakan kata doxazo " (kata Yunani untuk dimuliakan).

Berulang-ulang Injil Yohanes pasal 12 menggunakan kata "dimuliakan", " atau bentuk aktifnya "memuliakan" yang menunjuk kepada kematian Kristus.

Itu sebabnya dengan pertanyaan retoris, Tuhan Yesus berkata: "Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini" (Yoh. 12:27).

Tuhan Yesus sama sekali tidak meminta agar BapaNya menyelamatkan Dia dari kematian. Sebab untuk tujuan khusus itulah Dia datang ke dalam saat ini, yaitu kepada suatu momen waktu yang telah ditentukan oleh Allah untuk menderitas sengsara dan mati.

Dia datang untuk mati dan menghasilkan buah kehidupan yang kualitatif bagi seluruh umat manusia di muka bumi kini dan akan datang.

Misi kedatangan Kristus tersebut diperkuat oleh nubuat nabi Yesaya. Semula nubuat nabi Yesaya menunjuk kepada umat Israel selaku hamba yang telah dipanggil Allah sejak dari kandungan.

Umat Israel dipanggil untuk menyatakan keagungan dan keselamatan Allah bagi bangsa-bangsa. Tetapi dalam perjalanan sejarahnya umat Israel gagal untuk menjadi hamba Allah yang setia.

Kehidupan mereka tidak mempermuliakan Allah, sehingga mereka tidak dapat menyatakan keselamatan Allah kepada bangsa-bangsa di bumi.

Akhirnya, melalui Yesus Kristus yang adalah bagian dari umat Israel yang dipilih Allah untuk menyatakan kemuliaan dan keselamatan Allah bagi seluruh umat manusia. Untuk itulah Kristus membentuk gerejaNya.

Tujuannya adalah agar melalui gerejaNya, umat percaya mampu memuliakan dan memberitakan keselamatan Allah kepada seluruh umat manusia.

Ketika kita merayakan minggu-minggu sengsara Tuhan Yesus, kita tidak hanya mengenang, atau mengingat kebaikan-kebaikan Yesus,

tetapi makna kematian Yesus menjadi motivasi, dorongan, semangat bagi kita untuk bersedia menerima risiko untuk sebuah perubahan, bersedia menerima resiko tidak disukai untuk sebuah perubahan yang lebih baik.

Bersedia berbagi untuk orang lain, bersedia tidak terkenal demi orang lain. Bersedia tidak populer dan dibenci karena sebuah kebenaran yang hendak diperjuangan.

Dalam hidup kita ada begitu banyak orang yang lebih suka mengorbankan orang lain daripada berkorban.

Ataupun kalau berkorban, orang seperti memancing dengan umpan ikan kecil untuk dapat yang besar; memakai umpan sardin supaya dapat kakap.

Kelihatan memang orang berkorban tetapi mau dapat banyak keuntungan. Ini berbeda dengan model yang ditunjukkan Yesus.

Gereja, atau orang kristen, mesti bersedia berkorban dan tidak hanya cari aman, untuk sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.

Dalam lima hari ke depan kita akan memilih Presiden dan wakilnya, juga para caleg dari tingkat daerah hingga nasional. Banyak janji yang sudah kita dengar.

Sebagai warga negara yang ikut memilih, marilah kita memilih pemimpin dan calon wakil rakyat yang mau berjuang untuk kesejahteraan rakyatnya, yang telah bekerja bagi rakyat yang telah bertolak ke dalam pergumulan-pergumulan masyarakat,

dan bukan pura-pura berkorban untuk dapat yang lebih besar untuk kesenangan dirinya dan kroni-kroninya dan kemudian korupsi dan jual beli jabatan.

Kita harus bebas memilih sesuai dengan hati nurani tanpa ditakut-takuti, tanpa intimidasi dalam berbagai bentuk baik oleh para akedemisi, tokoh agama maupun para politisi.

Kita doakan agar pemilihan berjalan baik dan kita bisa memperoleh pemimpin yang tidak hanya pura-pura berjanji dan berkorban, atau selalu punya jurus baru dalam berjanji sedangkan realisasinya sulit,

tetapi kita mampu dan sanggup memilih pemimpin dan wakil rakyat yang mau sungguh-sungguh berjuang untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, yang bebas dari belenggu hutang, bebas dari ketergantungan pangan dari bangsa lain, dan mandiri secara ekonomi, politik dan keamanan.

Sehingga kalaupun suatu kali kelak pemimpin atau wakil rakyat semacam itu mati pun mereka setidaknya sudah mencoba menjadi biji gandum seperti yang Yesus terangkan sehubungan dengan penderitaan dan kematiannya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved