Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Protestan 13 April 2019: Kalaupun Ia Ditanam dan "Mati", Ia Tidak Percuma!
Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah"
Beberapa hari yang lalu mungkin karena kurang hati-hati pada jembatan Liliba ini waktu dipasang ada bendera-bendera partai tertentu, bendera-bendera itu terjun nyungsep ke jurang.
Apakah ini tanda-tanda buruk atau baik tidak ada yang tahu, heheheheh.
Yesus sama sekali tidak membicarakan bagaimana cara mati, tetapi Yesus mau membicarakan tentang arti dan makna kematianNya bagi orang beriman dan dunia.
Ia harus menderita dan mati seumpama gandum yang jatuh ke dalam tanah, tetapi kemudian tumbuh berkembang dan menghasilkan buah. Inilah makna positif dari kematian Yesus.
Kematian yang dialami oleh orang-orang yang merugikan orang lain tidak akan membawa suatu kenangan yang positif.
Saat seorang penjahat atau pembunuh mati, tentu banyak orang merasa lega. Berbeda dengan kematian seorang yang cinta perdamaian atau mereka yang telah banyak mengabdikan hidupnya bagi kemanusiaan.
Kematian Bunda Theresa, membuat banyak orang berduka. Karena selama hidupnya ia telah banyak berbuat baik bagi banyak orang dan bagi kemanusiaan.
Kehidupannya telah memberi inspirasi, motivasi, keteladanan dan kekuatan moral kepada banyak orang untuk melanjutkan perjuangannya. Kematiannya menghasilkan kehidupan yang lebih berkualitas bagi dunia.
Banyak orang mengaguminya entah dari agama, etnis, dan ras manapun.
Karena kebaikannya menembus segala batas-batas dan sekat-sekat yang membuat manusia tidak bebas dan menderita, sengsara karena kemiskinan, korban dari ketidakadilan masyarakat dan negara.
Di situ Bunda Theresa berkarya tanpa pamrih hingga akhir hidupnya.
Dalam bacaan kita hari ini Yesus tidak hanya sedang berhadapan dengan murid-muridNya, akan tetapi Ia juga sedang berhadapan dengan banyak orang yang belum mengerti tujuan kedatangan Yesus ke dunia, apalagi Yesus mesti mati dengan cara yang dipandang aneh.
Dibenak para murid yang mengharapkan Yesus sebagai Mesias Israel pemberitahuan tentang kematian Yesus ini merupakan sesuatu yang aneh.
Mesias yang diharapkan datang sebagai Raja untuk membebaskan Israel dari penjajahan bangsa Romawi, justru mesti mati ditangan musuh mereka dan dengan cara penghukuman mereka juga yaitu mesti mati di kayu salib?
Keragu-raguan dan rasa aneh para murid ini dijawab oleh Yesus dengan penjelasan kematianNya yang seumpama biji gandum itu.