Seorang Siswi SMP di Pontianak Luka Fisik dan Psikis Setelah Dikeroyok Gerombolan Siswa SMA
Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Pontianak, sebut saja AU (14), menjadi korban pengeroyokan sejumlah siswi SMA.
Komisi Perlindungan dan Penanganan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar siap melakukan pendampingan terhadap 12 tersangka siswa SMA dan korbannya seorang siswi SMP tersebut.
Ditemui saat konprensi pers, Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu menceritakan kronologi kejadian penganiayaan tersebut.
Ia menuturkan, kejadian bermula saat korban dijemput oleh salah satu oknum di kediaman kakeknya. Oknum siswi pelajar SMA ini meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya, yang berinisial PO, dengan alasan ada yang ingin dibicarakan. AU yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu hingga AU bertemu dengan kakak sepupunya.
Setelah bertemu kakak sepupunya, yang jemput tadi ternyata tak sendiri. Ada empat tersangka menggiring AU dan PO ke tempat sepi di Jalan Sulawesi. Kakak sepupu korban kemudian terlibat baku hantam dengan oknum berinisial DE.
“Tiga teman DE melakukan kekerasan terhadap AU, dengan melakukan pem-bully-an, penjambakan rambut, penyiraman air, hingga membenturkan kepala korban ke aspal, dan menginjak perut AU,” terang Tumbur.
Setidaknya, ada tiga oknum siswi yang diduga melakukan kontak fisik dengan korban AU. Namun di lokasi kejadian setidaknya terdapat sembilan siswi lain yang menyaksikan kejadian tersebut, sambil tertawa, tanpa berupaya menolong korban.
Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya hingga kedua korban ditinggalkan begitu saja oleh para oknum siswi SMA gabungan ini.
"Korban merasa terintimidasi sehingga tak berani melapor, namun setelah dilaporkan pada pihak kepolisian, pada hari itu langsung ada proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan dan proses sidiknya terhadap para pelaku masih berjalan," tambahnya.
Tumbur Manalu menuturkan, berdasarkan keterangan dari para pelaku, target mereka bukanlah korban namun PO, kakak sepupu korban.
"Permasalahan awal karena masalah cowok (pacar). Menurut infonya, mantan pacar kakak sepupu korban ini sekarang pacaran dengan oknum pelaku penganiayaan ini. Mereka ribut di media sosial, saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," terangnya.
KPPAD berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan, karena dengan adanya proses hukum akan memberikan dampak kemudian hari pada mereka yang masih anak di bawah umur.
Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak menyatakan akan mencari jalan tengah penyelesaian terhadap kasus tersebut. Mengingat baik korban maupun pelaku sama-sama masih di bawah umur.
Eka menjelaskan, pihaknya menerima pengaduan pada 5 April, sekira pukul 13.00 WIB, di mana korban didampingi oleh ibunya menyampaikan bahwa korban menerima kekerasan fisik yang menyebabkan anaknya menjadi trauma psikis.
"Si korban ditendang, dipukul, diseret sampai kepalanya dibenturkan di aspal dan ada pengakuan bahwa perbuatan pelaku juga pada bagian vital korban," ucap Eka.
Akibat perlakuan brutal dari para pelajar yang berasal dari berbagai sekolah itu, Eka menjelaskan korban mengalami muntah kuning dan saat ini opname/dirawat di salah satu rumah sakit swasta Kota Pontianak.