Angin Kencang Terpa Kupang
Angin Kencang Porak Porandakan Kupang, Ny Farida Menjerit Histeris, Atap RS Bhayangkara Beterbangan
Angin Kencang Porak Porandakan Kota Kupang, Ny Farida Menjerit Histeris, Atap RS Bhayangkara Beterbangan
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
Angin Kencang Porak Porandakan Kota Kupang, Ny Farida Menjerit Histeris, Atap RS Bhayangkara Beterbangan
POS-KUPANG | KUPANG - Hujan disertai angin kencang yang melanda Kota Kupang mengakibatkan atap ruang Mawar RSB Drs Titus Uly ( RS Bhayangkara ) rusak berat, Minggu (10/3/2019).
Atap ruangan yang menggunakan baja ringan tersebut rusak hingga terangkat karena angin kencang.
Terdapat tiga ruang Mawar yang atapnya rusak. Ruangan ini merupakan ruang perawatan pasien.
Selain itu, terdapat ruangan lainnya yang rusak yakni satu ruangan oksigen dan satu ruangan Bronkos Copy.
Sementara itu, enam pasien yang dirawat di ruang tersebut telah dipindahkan ke ruangan lainnya di ruangan yang tidak terdampak.
• BEAKING NEWS: Kota Kupang Kembali Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, Sejumlah Atap Beterbangan
• Miris Anak Usia 14 Tahun Perkosa Adik Sepupunya, Begini Kronologi Lengkapnya!
• BREAKING NEWS : Lagi-Lagi Warga Malaka Diterkam Buaya
Beberapa perawat yang ditemui di lokasi mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekira pukul 09.00 Wita.
Sementara itu, pantauan POS-KUPANG.COM, sejumlah petugas rumah sakit tengah mengevakuasi barang dari ruangan tersebut.
Sejumlah pasien yang dirawat sudah berhasil dievakuasi.

BMKG NTT menyampaikan peringatan dini cuaca NTT, di mana masih berpotensi terjadi Hujan Sedang-Lebat yang dapat disertai Angin Kencang pada pukul 09:2.20 Wita.
Angin kencang ini terjadi di Amarasi, Kupang Barat, Kupang Tengah, Kupang Timur, Amanuban Selatan, Kupang Selatan, Kupang Utara, Rote Timur, Pantai Baru, Lobalain, Rote Tengah, Rote Barat Daya, Rote Barat Laut, dan dapat meluas ke wilayah Fatuleu, Sulamu, Semau, dan sekitarnya.
Kecepatan angin sampai 35 knot tercatat di bandara.

Sehingga banyak atap rumah yang terangkat serta pohon tumbang di beberapa lokasi di Kota Kupang.
Di RT 037/RW010 Kelurahan Oebufu pagar seng milik Ny Farida beterbangan. Pohon pisang yang ditanam di samping rumah pun tercabut dengan akarnya.
Ny Farida pun menjerit histeris ketakutan sambil menangis.

"Sudah lai Ya Tuhan sudah lai," katanya sambil terisak dan memegang tembok rumahnya.
Angin kencang juga mengakibatkan beberapa pohom di kelurahan Naikoten rubuh.
Pohon besar di belakang Kantor Dinas Sosial Provinsi NTT pun tumbang menimpa rumah.
Berdasarkan info WAG TAGANA NTT, di Jalan kian kelaki labat, Bakunase 2 di atas Polsek Oebobo, satu pohon rubuh menimpa rumah dan tiang listrik.
Di Kelurahan Bonipoi, pohon rubuh juga terjadi di halaman rumah seorang warga Slamer Abubakar.
Pohon Tumbang
Sejumlah pohon tumbang juga terjadi di ruas Jl. El Tari Kupang.
Pantauan POS-KUPANG.COM, dahan dan ranting pohon pohon tampak berseliweran di Jalan. Sejumlah kedai di pinggir jalan ambruk.
Warga yang berada di lokasi tampak sibuk membereskan puing-puing kedai dan mengangkut ranting dan dahan pohon ke tepi jalan.
Saat ini aparat kepolisian dari Polres Kota Kupang dan Polda NTT, tengah berkoordinasi membereskan pohon-pohon yang tumbang.
Selain di Jalan EL Tari, aparat kepolisian membersihkan ruas jalan di depan hotel Silvya dari dahan dan ranting pohon.
Mereka juga akan memantau sejumlah jalan di Kota Kupang yang macet akibat ditutupi pepohonan yang tumbang.
Pohon tumbang menutup Jalan Eduard Adoe ,Kapling Permai ,Kelurahan Batuplat, Minggu (10/3/2019).

Pantauan POS-KUPANG.COM, dahan pohon yang patah itu persis di Jalan Eduard Adoe ,Batuplat.
Akibat dahan yang roboh itu, ruas jalan ini hanya bisa dilewati sepeda motor ,sedangkan kendaraan roda empat keatas tidak bisa melintas.
Selain pohon yang tumbang ada, sejumlah pohon jati dan pohon pisang milik warga setempat yang tumbang.
Pohon jati ini kebanyakan patah dahan-dahannya. Ada juga kabel listrik yang sudah jatuh akibat angin kencang di wilayah RT 26/RW 10, Batuplat. Ada juga rumah warga yang atapnya terangkat.

Sementara di Jalan Untung Surapati menuju Kupang Barat, banyak dahan pohon jatuh ke jalan. Badan jalan nampak dipenuhi dedaunan dan ranting pohon.
Di Oepura, sebuah pohon asam besar tumbang dan menutup badan Jl. Anggrek RT 03 Kelurahan Oepura Kota Kupang. Minggu (10/3/2019).
Pohon-pohon tumbang disebabkan oleh angin kencang disertai hujan lebat pagi tadi, sekitar pukul 08.30 hingga 10.00 Wita.
Menurut kesaksian warga setempat angin kencang membuat mereka panik karena hampir mengangkut atap-atap rumah mereka.
"Kami kaget sekali angin kencang datang tiba-tiba. Kami lari dari dalam rumah karena bunyi seng sangat keras saat diterpa angin kencang," ungkap Debora Rini, warga setempat.
Selang beberapa saat, kata Debora sejumlah pohon-pohon besar tumbang. Ada yang menimpa tumah, untungnya tidak mengakibatkan kerusakaan yang berat.
Selain menutup badan jalan dahan dan ranting pohon juga menindih kabel listrik.
Pantauan POS-KUPANG.COM, saat ini aparat kepolisian dari Polres Kota Kupang, Polda NTT, TAGANA dan warga setempat tengah membersihkan dahan-dahan dan ranting pohon di jalan.

Atap Rumah Terbang
Atap tujuh kamar kos di RT 09 RW 003, Kelurahan Naimata, Kota Kupang diterjang angin kencang dan hujan lebat yang melanda Kota Kupang, Minggu (10/3/2019).
Penghuni kos yang adalah mahasiswa sebanyak 13 orang berhamburan keluar dari kos Mereka.
Saat ini para mahasiswa tersebut ditampung di rumah Ketua Kelompok Umat Basis (KUB) Santo Yohanes Maria Vianey, Stasi Santo Fransiskus Xaferius Naimata Kota Kupang.
Informasi yang dihimpun dari warga Naimata, Marcyin Rohi, pada saat terjadi angin kencang dan hujan lebat sekitar pukul 10.00 Wita, atap 7 kamar Kos daei ketua KUB menimpa rumah disampingnya dan atap gudang alat listrik menimpa dua rumah lain juga yang semua terbuat dari atap Baja Ringan.

"Untuk sementara korban anak-anak kos Mahasiswa kami evakuasi ke rumah Ketua KUB Santo Yohanes Maria Vianey, Gereja Sabto Fransiskus Xaferius Naimata.
Dia berharap Bantuan bahan makanan bagi korban dari tujuh kamar kos sekitar 13 orang.
Pasca terjadi angin kencang dan hujan lebat di kelurahan Naimata, banyak pohon pisang, jati dan lontar yang tumbang.
Warga bersama-sama membersihkan dan memotong pohon yang timbang agar tidak menghalangi jalan dan menimpa rumah warga.
Angin kencang memporak porandakan atap rumah juga terjadi di Malaka, Sabtu (9/3/2019) sore. Atap gereja lama Paroki Betun rusak akibat diterjang angin.
Hal itu disampaikan Deken Malaka, Romo Edmundus Sako, Pr kepada wartawan, Minggu (10/3/2019).
Menurut Romo Mundus, akibat angin puting beliung yang terjadi kemarin, atap gereja lama Paroki Betun rusak. Ada delapan lembar seng yang rusak.Pagi ini setelah misa, tukang sudah melakukan perbaikan.

"Ada delapan lembar seng yang rusak. Selesai misa tadi tukang sudah mulai kerja dan tutup kembali seng," kata Romo Mundus.
Romo Mundus menghimbau kepada umat agar tetap waspada dari segala kemungkinan bencana.
Waspada Cuaca Ekstrem
BMKG mengidentifikasi fenomena cuaca ini sebagai squall line.
Fenomema ini sangat berbahaya karena terdiri dari barisan awan cumulonimbus yang dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang dan badai guntur.
Selain itu, kata BMKG Forecoster Kupang, I Ketut Wisnu Wardhana, Minggu (10/3/2019), mengatakan fenomena ini dapat mengakibatkan turbulensi yang membahayakan penerbangan.
Squall line adalah fenomena cuaca berskala lokal yang dari waktu tumbuh hingga punah (berakhir) 3-5 jam dan dari pantauan radar cuaca BMKG squall line sudah mulai memasuki fase punah, tetapi masih ada potensi cuaca buruk dari awan-awan Cumulonimbus(Cb).
Oleh karena itu BMKG mengimbau untuk waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.
Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir dan mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang yang berbahaya bagi kapal berukuran kecil serta memangkas pohon pohon besar sehingga mengurangi potensi dan dampak dari cuaca ekstrim. (pos-kupang.com/Gecio Viana/Yenny Rachmawati/LAUS MARKUS GOTI/Oby Lewanmeru/Teni Jenahas/Apolonia Matilde Dhiu)