Pernah Berhenti Sekolah Tapi Ini Kegigihan Kombes Polisi Deonijiu De Fatima Untuk Jadi Polisi
Kombes Polisi Deonijiu De Fatima, pada waktu kecil sempat berhenti sekolah empat tahun, tapi inilah kegigihannya untuk menjadi anggota polisi
Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello

Pria yang mengaku awalnya tidak tahu kalau Brimob itu polisi, karena dulu pakaiannya juga loreng. Setelah tamat dari Akabri, ditempatkan di daerah konflik yakni di Timor Timur, Aceh, Ambon, Papua dan Poso.
Bagaimana perasaan saat bertugas di daerah konflik? Sebelum berkeluarga, semuanya enjoy, dan tidak ada rasa khawatir saat bertugas. Bahkan kalau tidak ada pertempuran, rasanya ada yang kurang, tidak seru karena 'kenakalan' disalurkan dengan bertempur,
Nah setelah menikah maka sulit ada waktu untuk keluarga karena itu selalu manfaatkan waktu libur untuk keluarga,
"Saat tugas di kota besar, kadang sulit karena berangkat pagi sekali dan pulang sudah malam, kadang keluarga menuntut. Ingin dekat dengan anak tapi sulit karena waktu libur selalu saya manfaatkan untuk keluarga. Karena itu saya selalu bawa keluarga, walaupun pindah hanya sementara, keluarga adalah harta berharga di dunia," ucapnya pria yang tujuh orang saudara, namun dua orang di Timor Leste bersama ibunya dan lima orang di Kupang.
Ia merasa beruntung dan bersyukur memiliki seorang istri yang adalah anggota Polwan sehingga sangat memahami tugasnya.
"Istri saya polwan dan sangat luar biasa, memahami tugas saya dan anak diberikan pemahaman juga," kata penyuka olahraga menembak, terjun payung dan tenis meja ini.
Beberapa waktu lalu, markas Brimob ini dipenuhi warga Kota Kupang, yang datang untuk mengurus kartu identitas diri atau KTP.
Padahal sebelumnya orang merasa kalau Brimob itu garang dan angker. Namun dengan adanya kegiatan perekaman e KTP di markas Brimob maka anggapan ini berubah.
"Sebenarnya tugas kami bukan untuk melayani KTP elektronik. Ini semua berawal dari pengalaman kami yang sulit untuk urus KTP. Karena itu setelah dapat KTP, saya dan istri saya bertemu untuk menyampaikan bagaimana kalau dinas dukcapil juga bisa melayani anggota kami dan ibu bhayangkari," ucapnya.

Tetapi kalau hanya sebatas anggota polri saja, kurang karena ada masyarakat misalnya pelaut yang dekat-dekat lokasi agar bisa dilayani sehingga perwira turun untuk melakukan pendataan.
Namun dengan perkembangan selanjutnya akhirnya dibuka juga untuk masyarakat umum.
"Niat kami karena sesuai dengan tugas di Brimob yakni jiwa raga demi kemanusiaan dan tugas pokok kepolisian, maka yang tertanam dalam diri kami, pedoman kami tribrata sehingga dorong kami untuk kami buat dan ternyata masyarakat anggap baik dan urus tanda identitas diri," ucapnya.
Riwayat Jabatan sebelumnya :
- Kasubden C Satuan Gegana Korp Brimob Polri
- Wakaden D Pelopor Satbrimob PMJ
- Kaden Gegana Satbrimob PMJ
- Kaden A Satbrimob PMJ
- Kasubag Intel Korp Brimob Polri
- Waka Puslat Korp Brimob Polri
- Dansat Wanteror Pasukan Gegana Korp Brimob Polri. (*)