Breaking News

Terbentuknya Kostrad, Lahir dari Polemik Irian Barat dan Kebutuhan Satuan Tempur

Terbentuknya Kostrad, Lahir dari Polemik Irian Barat dan Kebutuhan Satuan Tempur

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Istimewa
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) (Agustus 1992-Agustus 1994). 

Terbentuknya Kostrad, Lahir dari Polemik Irian Barat dan Kebutuhan Satuan Tempur

POS-KUPANG.COM - Ketika Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan, Indonesia secara tak langsung sudah bisa dianggap sebagai bangsa yang bebas dan berdaulat.

Keberadaan militer Indonesia yang sudah ada menjadi garda terdepan untuk menjaga status itu tetap melekat pada bangsa ini.

Sambangi Bareskrim, TKN Laporkan Video Berisi Fitnah Terhadap Jokowi-Maruf

TNI yang terdiri dari tiga matra, yaitu darat, laut dan udara memiliki pasukan dan tugas masing-masing sesuai matranya.

Khusus TNI Angkatan Darat (AD), mereka memulai langkahnya untuk menjaga kedaulatan negara dengan membangun pos-pos penting tiap-tiap daerah.

Dilansir dari Kostrad.mil.id, pada 1958 sebenarnya sudah terbentuk Komando Daerah Militer (Kodam) yang berada di setiap provinsi untuk memperkuat sistem koordinasi.

Daftar Terbaru 10 Orang Terkaya di Dunia, Siapa Terkaya dari Indonesia?

Namun ketika itu militer masih bersifat teritorial dengan kemampuan terbatas yang terdiri dari Kodam, Korem, Brigade dan Batalion.

Muncul keinginan dari pimpinan TNI AD untuk membentuk satuan militer yang bersifat mobil dan berkemampuan siap tempur.

Kondisi saat itu ditambah dengan menanggapi masalah Irian Barat. Melalui surat Kasad Nomor KPTS.1067/12/1960 maka dibentuk Cadangan Umum AD (Caduad).

Satuan militer ini awalnya terdiri Brigade-3/Para dengan bagian di dalamnya terdiri atas Yonif 330/Para Kodam VI/Siliwangi, Yonif 454/Banteng Raiders Kodam VII/Diponegoro, dan Yonif 530/Para Kodam VIII/Brawijaya.

Menanggapi surat keputusan Kasad, akhirnya pada 6 Maret 1961 ditetapkan sebagai hari lahirnya Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad).

Ketika itu Mayjen TNI Soeharto ditunjuk menjadi Panglima Korra I Caduad. Caduad kelak berubah menjadi Komando Strategis Angkatan Darat atau Kostrad.

Berubah nama

Polemik Irian Barat menjadi masalah baru bagi Pemerintah Indonesia. Pembebasan dilakukan oleh pemerintah, baik melalui militer maupun diplomasi khusus.

Kondisi ini memanggil Caduad yang baru saja dibentuk untuk melakukan aksinya di lapangan. Menindaklanjuti tugas penting ini, maka pada awal 1962 dibentuklah Komando Mandala dengan markas besarnya di Ujung Pandang, sekarang Makassar.

Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 26 Desember 1996, dari korps Tentara 1 Caduad, maka Brigade-3/Para mulai diterjunkan langsung di daerah Operasi Jayawijaya.

Misi Operasi Jayawijaya untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan.

Namun, akhirnya Irian Barat telah bisa kembali ke pangkuan RI melalui jalur diplomasi. Tugas ini pun berhasil dituntaskan pada 1 Mei 1963. Tak heran, nama Caduad semakin populer bersamaan dengan selesainya pembebasan Irian Barat.

Dalam perkembangan selanjutnya, melalui Keputusan Men/Pangab 19 Februari 1963, Korra I/Tjaduad dilebur menjadi Komando Strategis TNI Angkatan Darat atau Kostrad.

Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 6 Maret 1997, markas komando Kostrad adalah markas Komando Utama (Kotama) pembinaan dan operasi sekaligus dengan tugas pokok membina kesiapan operasi atas segenap jajaran komandonya serta menyelenggarakan operasi pertahanan keamanan tingkat strategis sesuai dengan kebijakan Panglima ABRI.

Sesuai dengan aslinya, Batalyon Infantri Lintas Udara 503 Kostrad, tidak ada masalah bagi Kontingen Garuda XII untuk diterbangkan dalam beberapa sorti.

Dengan tertib pasukan Garuda XII naik pesawat C-160 Transal milik Perancis yang akan membawanya ke Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

Dibutuhkan enam sorti untuk memindahkan sekitar 500 orang pasukan dari Kompong Som ke Phom Penh. Sesuai dengan aslinya, Batalyon Infantri Lintas Udara 503 Kostrad, tidak ada masalah bagi Kontingen Garuda XII untuk diterbangkan dalam beberapa sorti.

Dengan tertib pasukan Garuda XII naik pesawat C-160 Transal milik Perancis yang akan membawanya ke Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

Selain memulai operasinya pada Irian barat, satuan yang identik dengan baret hijaunya ini juga telah beberapa kali mengikuti operasi-operasi lain.

Pada 1964-1965, Kostrad mengikuti Operasi Dwikora, Penumpasan Gerakan 30 September (1966-1967), Trisula (1975), Operasi Penumpasan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) atau Pasukan Gerilya Rakyat Kalimantan Utara tahun 1966-1969, serta Operasi Seroja Timor-Timur (1975-1976).

Selain itu, Kostrad juga memiliki catatan aksi lain operasi Internasional yakni, tugas-tugas operasi Kontingen Garuda IV, V, VII dan misi perdamaian ICSS di Vietnam sebagai realisasi persetujuan Paris tanggal 26 Januari 1973 (Tahun 1973-1975).

Pada operasi Kontingen Garuda Garuda VI dan VIII dalam misi perdamaian di Timur Tengah (1973-1978) serta dalam operasi Kontingen Garuda IX untuk misi perdamaian UNIIMOG akibat perang Irak-Iran pada tahun 1989-1990.

Kostrad juga berkiprah di Kamboja dan di kawasan Balkan (Eropa). Kini Kostrad terlibat dalam operasi pemulihan keamanan, pengamanan perbatasan, penanggulangan bencana alam, pengamanan obyek vital, dan operasi pembebasan sandera.

Letnan Jenderal TNI Besar Harto Karyawan mendapat kepercayaan sebagai Panglima Kostrad sekarang. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved