Terbentuknya Kostrad, Lahir dari Polemik Irian Barat dan Kebutuhan Satuan Tempur
Terbentuknya Kostrad, Lahir dari Polemik Irian Barat dan Kebutuhan Satuan Tempur
Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 26 Desember 1996, dari korps Tentara 1 Caduad, maka Brigade-3/Para mulai diterjunkan langsung di daerah Operasi Jayawijaya.
Misi Operasi Jayawijaya untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan.
Namun, akhirnya Irian Barat telah bisa kembali ke pangkuan RI melalui jalur diplomasi. Tugas ini pun berhasil dituntaskan pada 1 Mei 1963. Tak heran, nama Caduad semakin populer bersamaan dengan selesainya pembebasan Irian Barat.
Dalam perkembangan selanjutnya, melalui Keputusan Men/Pangab 19 Februari 1963, Korra I/Tjaduad dilebur menjadi Komando Strategis TNI Angkatan Darat atau Kostrad.
Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 6 Maret 1997, markas komando Kostrad adalah markas Komando Utama (Kotama) pembinaan dan operasi sekaligus dengan tugas pokok membina kesiapan operasi atas segenap jajaran komandonya serta menyelenggarakan operasi pertahanan keamanan tingkat strategis sesuai dengan kebijakan Panglima ABRI.
Sesuai dengan aslinya, Batalyon Infantri Lintas Udara 503 Kostrad, tidak ada masalah bagi Kontingen Garuda XII untuk diterbangkan dalam beberapa sorti.
Dengan tertib pasukan Garuda XII naik pesawat C-160 Transal milik Perancis yang akan membawanya ke Phnom Penh, ibu kota Kamboja.
Dibutuhkan enam sorti untuk memindahkan sekitar 500 orang pasukan dari Kompong Som ke Phom Penh. Sesuai dengan aslinya, Batalyon Infantri Lintas Udara 503 Kostrad, tidak ada masalah bagi Kontingen Garuda XII untuk diterbangkan dalam beberapa sorti.
Dengan tertib pasukan Garuda XII naik pesawat C-160 Transal milik Perancis yang akan membawanya ke Phnom Penh, ibu kota Kamboja.
Selain memulai operasinya pada Irian barat, satuan yang identik dengan baret hijaunya ini juga telah beberapa kali mengikuti operasi-operasi lain.
Pada 1964-1965, Kostrad mengikuti Operasi Dwikora, Penumpasan Gerakan 30 September (1966-1967), Trisula (1975), Operasi Penumpasan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) atau Pasukan Gerilya Rakyat Kalimantan Utara tahun 1966-1969, serta Operasi Seroja Timor-Timur (1975-1976).
Selain itu, Kostrad juga memiliki catatan aksi lain operasi Internasional yakni, tugas-tugas operasi Kontingen Garuda IV, V, VII dan misi perdamaian ICSS di Vietnam sebagai realisasi persetujuan Paris tanggal 26 Januari 1973 (Tahun 1973-1975).
Pada operasi Kontingen Garuda Garuda VI dan VIII dalam misi perdamaian di Timur Tengah (1973-1978) serta dalam operasi Kontingen Garuda IX untuk misi perdamaian UNIIMOG akibat perang Irak-Iran pada tahun 1989-1990.
Kostrad juga berkiprah di Kamboja dan di kawasan Balkan (Eropa). Kini Kostrad terlibat dalam operasi pemulihan keamanan, pengamanan perbatasan, penanggulangan bencana alam, pengamanan obyek vital, dan operasi pembebasan sandera.
Letnan Jenderal TNI Besar Harto Karyawan mendapat kepercayaan sebagai Panglima Kostrad sekarang. (Kompas.com)