Aborsi di Kupang NTT

Kronologi dan Penjelasan Lengkap Mahasiswi Kupang NTT Lakukan Aborsi Bersama Pacar di Asrama Alor

Kronologi dan Penjelasan Lengkap Mahasiswi Kupang NTT Lakukan Aborsi Bersama Pacar di Asrama Alor.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: maria anitoda
wartariau.com
Kronologi dan Penjelasan Lengkap Mahasiswi Kupang NTT Lakukan Aborsi Bersama Pacar di Asrama Alor. 

Kronologi dan Penjelasan Lengkap Mahasiswi Kupang NTT Lakukan Aborsi Bersama Pacar di Asrama Alor.

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kronologi dan Penjelasan Lengkap Mahasiswi Kupang NTT Lakukan Aborsi Bersama Pacar di Asrama Alor

Beberapa rekan mahasiswa yang diduga melakukan tindak pidana Aborsi mengaku kaget atas kejadian yang dilakukan rekannya HDD (20), Selasa (25/2/2019) sore.

Hal tersebut disampaikan saat ditemui POS-KUPANG.COM di Asrama Pemda Alor Jln Alfa Omega RT 13 RW 03 Kelurahan Lasiana Kecamatana Kelapa Lima, Kota Kupang.

FPPN Bilang Bupati dan Wabup Nagekeo Ciptakan Konflik dan Tipu Masyarakat

Dr. Ida : Pasien Membludak Kami Terpaksa Rawat di Lorong

TRIBUN WIKI : Nale Simbol Kesuburan dan kemakmuran, Duli Gere, Duli Gere

Mereka mengatakan, awalnya tidak mengetahui bahwa rekan satu asrama, HDD (20) telah mengubur jasad sang bayi di samping asrama pada Minggu (24/2/2019).

Saat Minggu sore, seorang rekan pelaku menaruh curiga karena terdapat bekas darah di depan kamar pelaku.

Selanjutnya, rekan korban yang juga seorang mahasiswa menanyakan hal tersebut kepada pelaku.

"Saat saya tanya, dia (HDD) mengaku pacarnya baru habis bersalin," ujar seorang rekan pelaku.

"Kami satu asrama, namanya kawan satu sakit pasti kami bantu," katanya.

Pria ini ikhlas menguburkan bayi-bayi aborsi dan merawat anak-anak
Pria ini ikhlas menguburkan bayi-bayi aborsi dan merawat anak-anak (viral4real)

Mereka sempat menghubungi kakak KMF (21) untuk bersama membawa korban ke RS Mamami Kupang.

Sebelumnya, rekan pelaku tidak mengetahui bahwa kedua pelaku yang merupakan mahasiswa di salah satu universitas negeri di Kota Kupang telah melakukan aborsi.

"Sebagai teman, kami hanya membantu kami tidak tahu apa-apa," imbuh seorang rekan korban.

Selain itu, beberapa rekan korban juga mengaku bahwa pelaku, HDD merupakan anak yang suka bergaul namun tertutup soal hubungan percintaannya.

"Kalau pacarnya (KMF) juga kalau datang langsung masuk kamar. Jarang bicara dengan kami," jelasnya saat ditanya terkait karakter KMF.

Sejumlah rekan pelaku yang turut membantu pelaku hingga ke RS Mamami pun telah dipanggil oleh pihak kepolisian untuk diambil keterangan sebagai saksi.

Pol PP Kota Kupang Datangi Dua Titik Pemeliharaan Ternak Babi

Dari SLB B Karya Murni Ruteng : Kami Ingin Anak-Anak Ini Punya Talenta dan Kemampuan

Akbar Tanjung Berkunjung ke Belu Hari Ini. Ini Tujuannya

Mereka berharap proses hukum berjalan sebagaimana mestinya.

Sementara itu, pantauan POS-KUPANG.COM di kamar pelaku aborsi telah dipasang garis polisi.

Kamar KF di Asrama Pemda Alor dipasang garis polisi, Senin (25/2/2019).
Kamar KF di Asrama Pemda Alor dipasang garis polisi, Senin (25/2/2019). (POS-KUPANG.COM/Laus Markus Goti)

Kasus dugaan tindak pidana Aborsi yang melibatkan pasangan mahasiswa KF (21) dan HD (20)

di Asrama Pemda Alor, Kelurahan Lasiana, Kota Kupang, membuat ketua RT setempat, Edy Manafe resah. Pasalnya, kasus yang sama bukan baru kali ini terjadi di wilayah RT-nya.

Edy, mengaku baru mengetahui informasi kasus tersebut, lewat media. Kepada POS-KUPANG.COM, Senin (25/2/2019) sore, di kediamannya, Edy menuturkan, di wilayah RT 13 tersebut memang rawan terjadi tindak kejahatan.

"Saya kira, pihak keamanan, Satpol PP, harus turun tangan untuk sesekali melakukan razia. Sebab kondisi di sini memang rawan," ungkapnya.

"Yah saya harap mahasiswa/i harus bisa jaga diri, kalau orangtua suruh datang kuliah, kuliah yang benar, jangan buat yang aneh-aneh," ungkapnya.

PERIKSA--Dokter Lisa Miharja didamping Kaur Identifikasi Polres TTS, Aipda Laurens Jehau, saat memeriksa janin hasil aborsi Safrianti Boko di RSUD SoE, Rabu (20/11/2013) malam.
PERIKSA--Dokter Lisa Miharja didamping Kaur Identifikasi Polres TTS, Aipda Laurens Jehau, saat memeriksa janin hasil aborsi Safrianti Boko di RSUD SoE, Rabu (20/11/2013) malam. (POS KUPANG/THOMAS DURAN)

Pantauan POS-KUPANG.COM, aktivitas mahasiswa Asrama Pemda Alor tampak normal.

Di Kamar KF, KF dan HD menghabisi nyawa bayi mereka sendiri, terpasang police line. Sejumlah mahasiswa yang diwawancarai, enggan berkomentar soal kasus tersebut.

Akbar Tanjung Berkunjung ke Belu Hari Ini. Ini Tujuannya

Live Streaming TVRI Lazio vs AC Milan Semifinal Coppa Italia Jam 03.00 WIB

Guru Olahraga di Malang Cabuli Siswi Saat Ganti Seragam, Sudah 18 Saksi yang Diperiksa

"Kami tidak tau apa yang terjadi dengan mereka (HD dan KF). Kami kaget, pas paginya, Senin (25/2/2019) ada garis polisi di kamar KF," ungkap beberapa mahasiswa Asrama Pemda Alor saat ditemui di Asrama, Senin (25/2/2019).

Mereka menjelaskan, KF adalah salah satu anak asrama Pemda Alor, mahasiswa salah satu universitas di Kota Kupang. Sementara mereka tidak tau identitas HD.

"Yah kami tidak tau juga dia pacar dengan nona itu (HD) atau tidak, karena kami setiap hari urus kesibukan kami masing-masing," ungkap salah seorang anak asrama.

Kasus ini sedang ditangani oleh Polsek Kelapa Lima Kupang. Kapolsek Kelapa Lima, AKP Didik Kurnianto, SH saat ditemui POS-KUPANG.COM, Senin (25/2/2019), di ruang kerjanya, menjelaskan, mereka tengah menyelidiki kasus tersebut.

"Saat ini KF kami tahan, sedangkan pasangannya, HD, masih sedang dalam proses perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Kupang," ungkapnya.

Didik menjelaskan, dari keterangan KF, Sabtu (23/2/2019) sekitar pukul 08.00 wita, HD datang ke Asrama dan memberitahukan Kepada KF, kalau perut bagian bawah pusat terasa sakit. Malam itu HD menginap menginap di kamar KF.

Masyarakat Weri Kota Larantuka Senin sore (30/7/2018) berbondong menyaksikan proses otopsi jenasah bayi korban aborsi di rumah seorang warga.
Masyarakat Weri Kota Larantuka Senin sore (30/7/2018) berbondong menyaksikan proses otopsi jenasah bayi korban aborsi di rumah seorang warga. (POS-KUPANG.COM/FELIKS JANGGU)

Seterusnya, Minggu (24/2/2019) sekitar 16.00 Wita, HD mengatakan sudah tidak tahan lagi dan hendak melahirkan dan sekitar pukul 17.00 wita HD melahirkan sendiri di dalam kamar Asrama di bantu oleh KF untuk membersihkan darahnya.

Setelah melahirkan KF membungkus bayinya dengan kain sarung dan di masukan kedalam dus kemudian menyimpannya di dalam kamar sambil membersihkan kamar.

Akbar Tanjung Berkunjung ke Belu Hari Ini. Ini Tujuannya

Ramalan Zodiak Hari Ini, Rabu 27 Februari 2019, Pisces Harus Bergerak, Taurus Kreatif

11 Foto Member BTS yang Keren dalam Kostum yang Serasi, Bikin ARMY Wow

Selanjutnya sekitar pukul 19.00 Wita, KT mengubur janin tersebut di samping asrama Pemda Alor tanpa ada yang membatunya.

Setelah mengubur korban KF kembali kedalam asrama dan saat itu HD mengeluh pusing dan kemudian tidur.

Seterusnya pada pukul 24.00 wita, HD masih mengeluh pusing dan kondisinya semakin memburuk.

Rekan-rakan HD yang di sekitar asrama yang telah mengetahui keadaannya bersama KF lalu mengantar HD Rumah sakit Umum Mamami Kupang, menggunakan Ambulans.

aborsi
aborsi (Live Action/YouTube)

Anggota Polsek Kelapa Lima, setelah mendapat informasi dari RAIMAS Polda NTT bahwa ada Informasi lalu mengecek HD dan KF di RS. Mamami

Selanjutnya, anggota Identifikasi Polres kupang kota bersama HD dan KF dan di saksikan oleh Pak Rt.13 melakukan penggalian dan mengakat mayat Korban. Saat ini korban kamar Jenazah RSB Titus Uly.

Kasus Aborsi di NTT

1. Mahasiswi Kupang

NP alias Novi, seorang mahasiswi kesehatan di Kupang, nekat menggugurkan janin dalam kandungannya yang berusia enam bulan.

Akibatnya, bayi laki-laki yang tidak berdosa itu meninggal dunia. 

bayi kembar 7 lahir secara normal di Irak
bayi kembar 7 lahir secara normal di Irak (DailyMail)

Insiden tersebut terjadi pada Minggu (1/10/2017) sekitar pukul 09.00 Wita di sebuah kos-kosan yang ia tempati sejak Maret tahun lalu.

Kos-kosan itu terletak di Jalan Dalekesa RT 16 RW 06, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. 

Yuni Isliko, anak pemilik kos, menuturkan, ketika hendak mengantarkan adiknya yang berusia 3 tahun kepada orangtuanya yang tinggal di belakang asrama, ia melihat pintu kamar mandi terbuka dan berceceran banyak darah.

Live Streaming TVRI Lazio vs AC Milan Semifinal Coppa Italia Jam 03.00 WIB

Prabowo Janji Jemput Habib Rizieg Begitu Dirinya Terpilih Jadi Presiden

Cerita ABK Kapal Terbakar di Muara Baru, Bingung tak Ada Kerjaan Sampai Berutang Sama Bos

Namun ia mengira darah tersebut merupakan darah menstruasi sehingga dirinya pun menuju rumah orangtuanya. 

Yuni pun memberitahukan ayahnya, Xaverius Isliko (60) dan mengecek ke dalam kamar mandi.

Xaverius pun meminta anak kos lain, Ory Objan (22) yang baru pulang gereja untuk mengecek kamar mandi. 

Bayi
Bayi (wartariau.com)

Ory mengaku melihat banyak darah dan melihat kaki milik korban. Saat itu, ia langsung memberi tahu Xaverius dan kakak laki-laki Novi.

Mereka pun langsung menuju kamar mandi dan mendapati Novi sudah berlumuran darah dan tubuhnya sudah terkapar lemah di lantai kamar mandi. 

Kristian Tena (23), anak kos lain yang baru saja pulang gereja, pun diminta sang kakak untuk mengangkat Novi dari kamar mandi menuju kamarnya.

"Saya lihat tubuhnya sudah penuh darah.

Waktu saya angkat, Novi masih dalam keadaan sadar.

Ia masih sempat minum susu sampai habis," ujar Kristian, Minggu (1/10/2017) di Kupang. 

Sekitar pukul 12.00 Wita, anggota dan tim Identifikasi Polres Kupang Kota langsung melakukan olah TKP dan mengamankan jasad bayi korban aborsi ke Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kota Kupang. 

ilustrasi bunuh bayi
ilustrasi bunuh bayi (net)

2. Remaja Fatululi Kupang

Adjusta Monis alias Frida (23) dan Marselus Kehi (21) ditangkap Tim Buser Polres Kupang Kota.

Keduanya ditangkap di kos-kosan yang terletak di wilayah RT 30 RW 10 Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

Kedua remaja yang merupakan pasangan kekasih ini ditangkap karena diduga melakukan aborsi.

Janin tersebut kemudian dikuburkan tidak jauh dari kos Marselus Kehi.

Sementara Frida diamankan di kosnya yang terletak di RT 13 RW 04, Kelurahan Oeba, Kecamatan Kota Lama.

Pada saat penangkapan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa gunting yang digunakan untuk memotong plasenta bayi, sprei, baju, celana pendek, pakaian dalam milik Frida.

Polisi menemukan ceceran darah di kamar mandi tempat kos Marselus.

ilustrasi bayi
ilustrasi bayi (Nutriclub)

Setelah diamankan, Marselus dan Frida dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly untuk menjalani visum.

Kapolres Kupang Kota, AKBP Anthon CN melalui Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, AKP Pinten Bagus Satrining mengatakan Marselus dan Frida telah ditetapkan sebagai tersangka.

Letkol Putu Dwika Dapat Puluhan Cendramata. Ada Unik

KPU Laporkan Dugaan Hoaks E-KTP WNA China ke Polisi, Viryan Azis: Kita Serahkan ke Ahli

Kasus Pemerkosaan Bidan Y: Polisi Sulit Buktikan Sampai Korban Salah Tangkap Oknum Polisi

Menurutnya, penyidik masih melakukan pemeriksaan dan penyelidikan kepada kedua tersangka. Kedua tersangka pun sudah mengakui perbuatannya.

Pinten menjelaskan, Frida melakukan aborsi di kamar kosnya pada Jumat (26/1/2018) sekitar pukul 03.00 Wita.

Jasad bayi itu kemudian dibawa kekasihnya, Marselus ke kosnya untuk dikuburkan.

Pemerkosaan bayi ilustrasi
Pemerkosaan bayi ilustrasi (net)

Keduanya mengakui nekat melakukan aborsi karena malu kepada keluarga.

Aborsi itu merupakan kesepakatan keduanya.

Jasad bayi laki laki itu ditemukan warga di dekat sumur di kos-kosan yang terletak di wilayah Fatululi, Kota Kupang pada Jumat (26/1/2018) sekitar pukul 10.00 Wita.

Jasad bayi pertama kali ditemukan oleh Noni Banik (43) saat hendak mengambil air.

Pada saat ditemukan, jasad bayi tersebut terbungkus dengan dua potong baju dan dikuburkan dekat sebuah sumur.

"Waktu itu saya lihat tumpukan batu besar di sebelah sumur yang berbatasan dengan tembok batas kos dan rumah warga.

Saya penasaran dan panggil warga setempat, bantu periksa, kami pikir kucing atau anjing.

Waktu kami buka dan periksa ternyata bungkusan itu berisi jasad bayi yang kondisinya sudah membiru dan terlilit tali pusar," jelas Noni.

3. Remaja 19 tahun di Flores Timur

Penyidik Kepolisian Polres Flotim telah menetapkan gadis cantik asal Maumere Sikka sebagai tersangka tindak pidana Aborsi di Larantuka Flotim.

Perempuan berinisial MON itu ditahan bersama dengan saksi HTM, remaja usia 19 tahun berasal dari Bahinga Kecamatan Tanjung Bunga Flotim.

Pria ini ikhlas menguburkan bayi-bayi aborsi dan merawat anak-anak (viral4real).

Kasus Pemerkosaan Bidan Y: Polisi Sulit Buktikan Sampai Korban Salah Tangkap Oknum Polisi

Bukti Tak Mendukung, Kapolda Sumsel Akui Berat Buktikan Kasus Pemerkosaan Bidan di Ogan Ilir

Pelaku Pemerkosaan Bidan Desa Dapat Kecaman, Diduga Pelaku Lebih dari Dua Orang

Sahabat MON berisinial HTM ini berperan memberikan informasi kepada KON ada "orang pintar" di Larantuka Flotim yang bisa membereskan kandungan.

"Keduanya kita titip di rutan Larantuka karena rutan Polres belum memadai untuk perempuan," kata Kapolres Flotim AKBP Arri Vaviriyantho Selasa (7/8/2018) di ruang kerjanya.

Ilustrasi bayi
Ilustrasi bayi (KOMPAS.com/Getty Images via BBC)

Kata Kapolres Arri, pengakuan pengacara keluarga korban Meridian Dado tetap harus dicek kebenarannya.

"Kita tetap menggunakan asas praduga tak bersalah," kata Kapolres Arri.

Sementara untuk memastikan ayah biologis bayi korban aborsi, penyidik Polres Flotim sementara menunggu hasil tes DNA dari laboratorium forensik Denpasar Bali.(*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved