FPPN Bilang Bupati dan Wabup Nagekeo Ciptakan Konflik dan Tipu Masyarakat
Aksi demonstrasi yang dilakukan terkait pemberhentian dan perekrutan baru Tenaga Harian Lepas (THL) tahun 2019 oleh Pemda Nagekeo
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Ciptakan Konflik
Selain itu Gusty menilai kebijakan bupati dan wakil bupati Nagekeo terkait pemberhentian dan perekrutan baru THL akan menimbulkan konflik antara THL.
"Sama saja Bupati dan Wakil Bupati memberi kami parang, ini menciptakan konflik antara kami. Tapi kami tidak sebodoh itu. Ini terlihat diskriminasi," ujar Gusti.
Pantauan POS-KUPANG.COM, di depan halaman Kantor Bupati Nagekeo tampak Wakil Bupati Marianus Waja bersama beberapa pimpinan OPD mendengar dan menyaksikan FPPN menyampaiakan orasi.
• 11 Foto Member BTS yang Keren dalam Kostum yang Serasi, Bikin ARMY Wow
• KPU Laporkan Dugaan Hoaks E-KTP WNA China ke Polisi, Viryan Azis: Kita Serahkan ke Ahli
• Tawuran Kembali Terjadi di Jalan Sultan Agung, Begini Penjelasan Kapolsek Metro Setiabudi
Wabup Marianus Waja kepada awak media usai mendengar orasi dari FPPN mengatakan, unjuk rasa merupakan sebuah hal yang lumrah.
Marianus menginginkan sebaiknya FPPN melakukan audiensi dengannya, sehingga bisa menjelaskan secara detail terkait perekrutan THL.
Marianus juga mengatakan orasi FPPN yang menyebut Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo menipu karena janjinya tidak ditepati itu tidak benar.
Ia mengatakan, pihaknya tidak menipu. Yang dimaksudnya nol penggangguran itu, jelas dia, adalah ada cara lain yang saat masih dalam proses kajian.
Ia mengatakan pihaknya sudah ada rencana terkait kepentingan para THL yang sudah dirumahkan. Bukan hanya 1046 orang yang THL tahun 2018 tapi ada 4000 lebih yang melamar.
"Itu semua akan dianalisa bagaimana menyelesaikan persoalan ini. Pemerintah akan membuka lapangan kerja, apapun pekerjaannya yang terpenting halal," ujarnya.
Bupati dan Wabup Bukan Milik AR
Pada kesempatan tersebut juga Marianus membantah tudingan dari FPPN bahwa Bupati dan Wabup Nagekeo saat ini adalah milik Akar Rumput (AR) atau pendukung keduanya saat Pilkada.
Ia menegaskan dirinya dan Bupati Johanes Don Bosco Do adalah milik masyarakat Nagekeo. Bukan milik satu dua orang atau kelompok tertentu, tapi milik masyarakat Nagekeo.
"Kita ini milik semua orang Nagekeo. Bukan orangnya AR. Itu tidak benar. Ketika dilantik, menjadi kepala wilayah kita menjadi pemimpin untuk siapa saja," ujarnya.
• Kasus Pemerkosaan Bidan Y: Polisi Sulit Buktikan Sampai Korban Salah Tangkap Oknum Polisi
• Guru Olahraga di Malang Cabuli Siswi Saat Ganti Seragam, Sudah 18 Saksi yang Diperiksa
• Indonesia Juara! Garuda Muda Dominasi Penghargaan di Piala AFF U-22 2019
Ia mengatakan kepada semua pimpinan OPD agar kerja keras dan efektif sehingga semuanya berjalan lancar dan aman.