Siswa Kesurupan Usai Display Drumband, Saat Festival Guti Nale

Dua siswi SMA Negeri I Nagawutun, yakni Meri dan seorangnya lagi, kesurupan seusai mengunjuk kebolehan saat display drumband

Penulis: Frans Krowin | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/FRANS KROWIN
Mobil ambulance yang memuat siswi kerasukan seusai parade drumband saat Festival Guti Nale di Mingar, Desa Pasir Putih, Senin (25/2/2019) petang. 

Siswa Kesurupan Usai Display Drumband, Saat Festival Guti Nale

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA -- Dua siswi SMA Negeri I Nagawutun, yakni Meri dan seorangnya lagi, kesurupan seusai mengunjuk kebolehan saat display drumband pada Festival Guti Nale di Desa Pasir Putih, Kabupaten Lembata, Senin (25/2/2019) petang.

Peristiwa yang tak disangka-sangka itu terjadi setelah barisan drumband dari sekolah itu tampil memukau dalam festival perdana yang dihelat Pemerintah Kabupaten Lembata tahun 2019 ini.

Seusai menghantar Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday ke pintu gerbang tempat digelar aneka pertunjukkan saat Festival Guti Nale itu, para siswa tersebut langsung berpencar di lokasi acara, untuk sekadar melepas lelah. Mereka juga tampak serius mendengar sambutan Wabup Thomas.

Namun, pemandangan mulai berubah ketika Wabup Thomas turun dari panggung utama untuk menempati kursi yang sudah disiapkan. Saat para undangan dan hadirin sedang santai, tiba-tiba badan Mery mulai melemah.

Sandiaga Uno Kenalkan OK OC di Labuan Bajo, Nyanyi Goyang Dua Jari, hingga Pemilu Damai

Bupati TTU Sebut TMMD Sebagai Wujud Afirmasi Program Nawacita

Siswi yang duduk pada deretan paling belakang bersama beberapa temannya itu, terkulai lemah dan nyaris jatuh dari kursi yang ditempatinya.

Padahal sebelumnya, siswa SMA itu sangat girang berbagi cerita dengan teman-teman yang ada di sekelilingnya.

Melihat sikap Mery yang berubah drastis itu, teman-temannya pun bingung. Mereka seakan tak tahu harus berbuat apa.

Saat itulah beberapa pria yang berperawakan kuat, ldatang dan menggendong Mery menuju mobil ambulance yang sedang parkir di pinggir jalan.

Maksud warga, adalah meminta petugas kesehatan agar segera membantu Mery untuk sadar.

Warga mengira saat mengikuti acara tersebut Mery sedang sakit sehingga perlu diberi bantuan medis agar ia lekas pulih.

Apalagi saat festival tersebut Mery dan teman-temannya cukup lelah menghibur warga.

Rupanya dugaan itu salah. Pasalnya, setelah beberapa saat lamanya Mery berada di dalam mobil ambulance, dara berparas manis yang tadinya diam membisu, tiba-tiba berteriak sejadi-jadinya.

Mery berteriak histeris sambil meronta-meronta, entah kenapa. Sikap Mery itulah mengundang massa mengerumuninya.

Melihat hal itu, salah seorang warga lantas mencari bantuan dengan memanggil seseorang yang punya kemampuan lebih untuk menangani hal seperti itu.

Alhasil, warga yang bersangkutan pun datang dan beberapa saat kemudian Mery pun sadar. Tapi itu hanya sesaat karena selang semenit berikutnya, Mery kambuh lagi.

TCASH Tunda Konversi Aplikasi ke LinkAja

TNI dan Warga Gotong Royong Bersihkan Saluran ke Bendungan Baugama Belu

TRIBUN WIKI : Menikmati Pantai Oebasi Sambil Bakar Ikan

Melihat itu, sang dukun mengulangi ritualnya dan Mery pun sadar lagi.

Namun setelah Mery sadar, teman perempuannya yang berada tak jauh dari mobil ambulance itu, tiba-tiba berteriak-teriak histeria. T

api setelah itu ia menganis bak anak kecil. Dukun yang sama lantas menjamahnya lagi. Tapi itu sia-sia.

Dara manis itu tetap saja menangis hingga akhirnya dibawa menjauh dari area tenda festival. Hingga pukul 18.00 wita, siswi SMA itu masih kerasukan, sehingga sang guru pun membawanya pergi dari tempat itu.

Warga menyebutkan, peristiwa kerasukan seperti yang dialami Mery dan temannya itu, merupakan kejadian pertama di Desa Pasir Putih.

Olehnya mereka berharap agar peristiwa seperti itu tidak terjadi lagi pada hari-hari yang akan datang. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Frans Krowin)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved