Berita Tamu Kita
Tamu Kita: Susi Koopman Piring Sampahnya Jadi Best Seller
Sampah yang dikelolanya menjadi bahan produktif ternyata dijual sampai ke luar negeri, bahkan menjadi best seller.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eginius Mo'a
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dilaksanakan setiap tanggal 21 Februari 2019.
Di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, perayaan kali ini diprakarsai oleh Polres Sikka di TPA Wai Ri'i, Desa Kolisia, Kecamatan Magepanda, sekitar 14 Km arah utara Kota Maumere.
Tak ada pesta pora perayaan yang mendahuluinya. Perayaan ini bukan sukacita, namun lebih mengenang kembali tragedi 14 tahun silam di Leugajah, Bandung, Jawa Barat.
• Bupati Dula Mengaku Pemkab Manggarai Barat Tidak Dilibatkan dalam Badan Otorita Pariwisata
Ledakan bukit Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leugajah merenggut 157 nyawa, 137 rumah rusak, dua desa lenyap, dan dan 8,4 hektar tanah pertanian rusak.
Kita berharap musibah kelam itu tidak terulang. Meski soal sampah di belahan negeri ini umumnya dan Pulau Flores khususnya, salah satu destinasi pariwisata nasional menjadi soal serius.
Peringatan HPSN seyogyanya membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab kita semua tentang keselamatan dan masa depan bumi tempat kaki kita berpijak.
Mengurus sampah bukan tangungjawab siapa-siapa dan lembaga manapun, tetapi kita semua sebab setiap kita memproduksi sampah.
Hal tersebut membuat Direktris Bank Sampah Flores, Susi Koopman, semakin mantap untuk tetap bergelut dengan sampah.
• Taman Rendo Dirubah Jadi Taman Bermain Anak
Lima tahun bergelut dengan sampah sejak berdirinya Bank Sampah Flores, Ibu Susi, sapaanya berbagi aktivitas mengurus sampah. Ratu Sampah Indonesia, julukan yang diberikan wisatawan asing kepada Ibu Susi.
Ia berkata sampah bisa menjadi sumber musibah dan menjadi berkat. Sampah yang dikelolanya menjadi bahan produktif ternyata dijual sampai ke luar negeri, bahkan menjadi best seller. Apa saja yang dilakukannya.
Ikuti wawancara Reporter Pos Kupang, Eginius Mo'a, dengan Susi Koopman, di kediamanya Pantai Paris Home Stay, Jalan Trans Maumere-Larantuka, Desa Habi, Kecamatan Kangae, Jumat (22/2/2019).
• Bertemu Uskup Maumere, Sandiaga Cerita Masa Lalu di SMA Katolik Pangbudi Luhur
Apa refleksi HPSN bagi kita semua?
Perayaan HPSN Kamis, 21/2/2019 bukan ulang tahun, tetapi peringatan tragedi TPA Luigajah. Tragedi yang mengerikan. TPA ditimbun terlalu tinggi membentuk bukit. Tumpukan sampah pasti menghasilkan gas metan. Ledakannya menyebabkan sampah longsor membawa korban mati, luka-luka, pemukiman dan lahan pertanian rusak parah.
Tragedi tersebut menjadi momentum bagi pemerintah menjadikannya sebagai HPSN untuk mengingatkan kita supaya kejadian 2005 tidak terulang.
Tragedi kemanusiaan tersebut memberi refleksi yang dalam. Bencana buat kita semua karena banyaknya sampah diproduksi tidak dikelola baik mendatangkan musibah. Kita mesti belajar dari pengalaman ini agar tidak terulang. Cara apa yang bisa kita lakukan. Jangan bicara tanggung jawab siapa, tetapi apa yang bisa kita buat dari diri sendiri mengurangi penggunaan sampah plastik dan sampah yang tidak bisa didaur ulang.
Apakah masyarakat di Kota Maumere dan di kota-kota lainnya di NTT sudah peduli sampah?
Pertanyaan ini mesti dijawab dengan angket. Tetapi, perkembangan yang saya lihat lima tahun lalu sebelum ada kegiatan pengolahan sampah di Bank Sampah Flores dengan kondisi sekarang ada bedanya. Misalnya ketika ada karnaval atau pertandingan olahraga identik dengan sampah. Di mana-mana ada kumpulan massa pasti muncul sampah.
Namun biasanya setelah atau pada saat kegiatan, ada orang yang ambil gelas (plastik minuman). Bandingkan lima tahun lalu belum muncul kesadaran itu. Kini setiap selesai event, orang berebutan cari sampah yang bisa dijual. Artinya mereka sudah mempunyai pengetahuan, sampah itu ada nilainya. Di mana saja, masyarakat akan mengerjakan sesuatu yang ada untungnya.
Sampah tidak identik dengan hal-hal buruk. Sampah bisa menjadi musibah kalau tidak dikelola benar. Mencemari udara, laut dan tanah. Tetapi sampah bisa mendatangkan berkat ekonomi kalau dikelola dengan benar. Sama dengan mulut kita. Kalau kita puji orang pasti dia senang. Tapi kalau dari mulut yang sama keluar kata-kata tidak menyenangkan tentu membuat orang tidak suka.