Cerita Dibalik Kematian 2 Siswa SD di Oefafi, Paulus Sakit Perut, Andreas Minta Baju Baru
Namun permintaan ini belum sempat dikabulkan karena ibundanya berpesan bahwa akan dibelikan setelah Andreas pulang sekolah.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
Sebelum kejadian ini, ketika mau berangkat ke sekolah korban meminta uang jajan padanya tetapi saat itu dirinya tak ada uang.
"Waktu dia jalan mau sekolah, dia minta uang di saya. Tapi saya bilang uang tidak ada jadi dia minta di mamanya. Kalau saya ada uang biasa saya kasih Rp 2.000-Rp 5.000. Anaknya paling penurut dan kalau pulang sekolah tidak pergi jauh dan langsung pulang. Jam 10.00 biasanya sudah tiba tapi kemarin sampai jam 12.00 juga belum pulang makanya kami pergi cari dan dapat sudah meninggal di cekdam," kata Luis sambil berlinang air mata.
Sebelumnya Kasat Reskrim Polres Kupang, Iptu Simson S L Amalo, S.H dari kronologi kejadian yang diterimanya dari Kapolsek Kupang Timur, IPDA Fery Nur Alamsyah bahwa pada Senin tanggal 18 Februari 2019, Bhabinkamtibmas yang meliputi (Desa Tuapukan, Desa Tanah Putih dan Desa Oefafi serta Kelurahan Merdeka) melaporkan, ada kasus penemuan mayat atau mati tenggelam.
• Kuburan Massal Tiga Truk Jenazah Korban Tsunami Aceh Dipindahkan, Lahan Jadi Klinik
• BNN Lakukan Sosialisasi, Selamatkan Generasi Bangsa Dari Bahaya Narkoba
Anggota kemudian turun ke lokasi kejadian untuk mendapatkan informasi lengkapnya. Waktu kejadian diduga pada rentang waktu pukul 10.00 Wita - 12.00 Wita di Embung (cekdam) Kampung Sabu RT.003 RW.001 Kelurahan Merdeka Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Dalam kasus ini korban atas nama, Paulus Gouveia (7) , Pelajar, Katholik, alamat RT 013 RW 008 Desa Oefafi, . Kupang Timur dan Andreas de Carvalho (7), Pelajar, alamat RT 015 RW 009 Desa Oefafi Kecamatan Kupang Timur.(Fredi Hayong)