Cerita Dibalik Kematian 2 Siswa SD di Oefafi, Paulus Sakit Perut, Andreas Minta Baju Baru

Namun permintaan ini belum sempat dikabulkan karena ibundanya berpesan bahwa akan dibelikan setelah Andreas pulang sekolah.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/EDY HAYON
Korban Andreas de Carvalho dan Paulus Gouveia ketika berada di rumah duka masing-masing di Desa Oefafi, Kupang Timur, Selasa (19/2/2019) 

Permintaan itu yakni dibelikan baju baru. Namun permintaan ini belum sempat dikabulkan karena ibundanya berpesan bahwa akan dibelikan setelah Andreas pulang sekolah.

Juliana Soares ketika rumah duka di Desa Oefafi, terus menangis meratapi anak semata wayangnya yang terbaring kaku di tempat tidur.

Sesekali dia menyalami pelayat yang datang melihat korban. Dengan suara terbata-bata, Juliana menceritrakan tanda-tanda sebelum putranya menemui ajal.

Juliana menuturkan, kematian anaknya ini tak pernah dibayangkan sebelumnya. Korban selama ini sangat penurut dan rajin ke sekolah.

Sebelum kejadian ini, diakui Juliana memang korban sebelum berangkat ke sekolah memintanya untuk dibelikan baju baru. Apabila tidak dibelikan maka dirinya tidak mau ke sekolah.

Menghilang 2 Hari, Nenek Berusia 110 Tahun Ditemukan Selamat Dengan Kondisi Tubuh Lemas

Usai Jebol Gawang Arema, Pemain Persib Bandung Ini Dilarikan ke Rumah Sakit

Ramalan Zodiak Hari Ini, Rabu 20 Februari 2019, Virgo dan Cancer Menangis

"Sebelum jalan ke sekolah dia (korban) minta beli baju baru. Saya bilang ya nanti beli setelah pulang sekolah. Sayapun kemarin itu mau urus dia punya kartu indonesia pintar (KIP) di Oesao. Saya masih singgah di kantor desa dan kepala desa pesan nanti bawa dengan Andreas. Waktu pulang belum sampai rumah orang kasitahu bahwa Andreas hilang, saya langsung datang di rumah," katanya. 

Dijelaskannya, korban biasanya pulang sekolah tiba di rumah pukul 10.00 wita namun hari kejadian itu justru sampai pukul 12.00 wita belum kembali.

Sampai diberitahu warga kalau korban ditemukan meninggal di cekdam.

"Saya tidak tahu kalau beli baju baru itu merupakan permintaannya terakhir. Saya memang mau belikan tapi saya pesan nanti pulang sekolah dulu. Dia memang sempat ngambek tidak mau pergi sekolah. Tapi saya bujuk-bujuk lalu kasih dia uang Rp 1.000. Setelah itu dia mandi pergi sekolah. Saya sedih sekali kejadian ini," kata Juliana.

Kesedihan mendalam juga dialami Luis da Costa, Opa dari Andreas. Luis tidak bisa menyembunyikan kesedihan ketika melihat cucu semata wayangnya, Andreas de Carvalho (7) terbaring kaku di tempat tidur. 

Luis bersama cucunya ini tinggal di  RT 015/ RW 009, Desa Oefafi, Kecamatan  Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Selama ini Luis da Costa yang memelihara dan membesarkan korban bersama ibu kandungnya karena sang ayah korban tidak bertanggung jawab sejak korban masih dalam rahim ibunya.

Luis da Costa  dengan berlinang airmata menceritrakan kedekatannya dengan cucu semata wayangnya ini.

Dengan menggunakan bahasa Tetun dan sesekali bahasa Indonesia, Luis menjelaskan bahwa selama ini korban dan ibu kandungnya dia yang biayai hidup mereka.

Pasalnya, sejak korban masih dalam rahim ibunya, ayah kandung korban sudah pergi entah kemana.

Dikatakannya, dia paling sayang cucunya ini. Biasanya ketika korban berangkat ke sekolah, selalu dimanja-manjai terlebih dahulu.

Kuburan Massal Tiga Truk Jenazah Korban Tsunami Aceh Dipindahkan, Lahan Jadi Klinik

Gubernur Khofifah Gratiskan SPP SMA dan SMK, Berlaku Juli 2019, Ini Rinciannya!

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved