Berita Cerpen

Cerpen Gensy Fallo : Raibnya Senja dan Gadis Penjaja Kopi

"Kakak, kopi satu," serunya kepada gadis penjaja kopi yang duduk berteduh di balik tenda lusuh.

Penulis: PosKupang | Editor: Apolonia Matilde
ilustrasi/kaskus
Penjaja kopi 

"Cukup! Ini baru namanya kopi racikan gadis manis. Saya memang suka kopi yang pahit, tapi semenjak melihat kamu, aku mulai suka kopi manis."

Gadis itu terbuai dengan kata-kata sang lelaki berhidung mancung itu. Seketika keduanya tertawa lepas membiarkan lalu lalang pengunjung mengumpat dengan mata sinis.

Keduanya saling menjabat tangan sembari menyebutkan nama masing-masing. Sempurna! Keinginan Leang, lelaki paruh baya itu tercapai.

"Oh iya Sis, saya ke sana sebentar," pamit Leang kepada gadis bernama Siska itu.

Ia kembali ke tempatnya lalu mengeluarkan handphone dari kantong celananya. Ia mulai ritualnya dengan memotret merah senja, seruput kopi, dan menghisap rokok. Berulang kali ia lakukan ritualnya hingga senja benar-benar pergi ke peraduan.

Analisis Gestur: Monica Simpulkan Jokowi dan Prabowo Berhasil Sampaikan Argumen Secara Damai

Sedang imajinasinya terus mengitari wajah manis Siska, ia menulis caption untuk gambar senja yang baru saja ia abadikan di facebook-nya.

"Serupa puisi senja, wajahmu kini aksara yang mencari tempat di hatiku."
***

Sepulang liburan semester ganjil, Leang ingin mengulangi lagi ritualnya di tempat yang sama, Lopo Oesapa. Kali ini ia berencana mendatangi tempat yang sudah ditinggal dua bulan lamanya dengan membawa setangkai mawar merah.

Di bagian tangkai mawar akan ia tulis puisi sebagai ungkapan perasaan untuk gadis penjaja kopi di pinggir pantai. Semalam suntuk ia menulis puisi itu. Sebungkus rokok ia sulut satu per satu hingga puisi itu kelar ditulis. Sedang kopi pun terus diseduh.

Begitulah ia ingin sekadar menepis rasa takut akan petuah ayahnya kala ia akan berangkat ke Kupang.

Pagi ini ia bangun lebih awal dari biasanya dan mendatangi tempat di mana bunga mawar dijajakkan. Ia memilih setangkai mawar merah yang menurutnya indah lalu membayar kepada kasir dan beranjak pulang ke kost.

Dibungkusnya mawar dan puisi tersebut dalam kotak kado yang berbalut kertas merah muda bergambar jantung dengan tulisan 'Happy Valentine Day'. Tak hanya sampai di situ persiapannya. Motor Satria FU hitamnya pun dicuci bersih.

Berulang kali ia menatap arloji yang melingkari pergelangan. Tak sabar lagi hasratnya menemui gadis penjaja kopi itu. Jarum jam serasa lambat meniti lingkaran dua belas angka di balik kaca bening itu.

Sambil menanti jarum jam terpojok ke angka empat, ia berbaring sebentar. Kilas wajah Siska memenuhi kepalanya. Bagaikan album foto yang disetel slide, terus-menerus wajah manis plus dagu lancip itu mengitari pikirannya.

Jangan Mengukur Kehidupan Sorgawi dengan Cara Pandang Dunia! Mengapa?

Sesekali ia menatap handphone, menggeser layarnya dan menemukan ikon facebook. Diketuk sekali lalu muncul gambar dan tulisan yang diunggah teman-temannya di kabar berita.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved