Fakta Terbaru & Kronologi Lengkap Tawuran Pelajar Kupang, Dewan Minta Kepala Sekolah Dimutasi

Fakta Terbaru Tawuran Pelajar Kupang, Libatkan 4 Sekolah, Senin Besok Dewan Panggil Dinas Pendidikan, Minta Kepala Sekolah Dimutasi

Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
POS-KUPANG.COM/GECIO VIANA
Sejumlah pelajar yang diamankan polisi menyusul aksi penyerangan dan tawuran pelajar Kupang, Sabtu (16/2/2019). 

*Aktivitas belajar dihentikan

Saat penyerangan terjadi, situasi sekolah sangat mencekam. Aktivitas belajar mengajar dihentikan.

Banyak siswa yang kaget bahkan ada siswi yang pingsan karena kaget dan merasa takut sekolah mereka diserang dari arah depan dan belakang sekolah menggunakan batu.

Pihaknya terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak kepolisian. Pasalnya, ancaman penyerangan selanjutnya dari medsos masih ada.

"Mereka ada ancam lagi, katanya hari Senin ini mau serang lagi," ujar Zulkarnaen, Wakasek SMAN 4 Kota Kupang didampingi sejumlah guru.

*Serangan ketiga kali

Wakasek SMAN 4 Kota Kupang Zulkarnaen didampingi sejumlah guru memberikan keterangan bahwa sejak 2014 hingga tahun 2019 ini, sudah tiga kali SMAN 4 Kota Kupang diserang oleh siswa dari SMKN 2 Kota Kupang.

"Ini yang paling besar," katanya.

* 13 Siswa Diamankan

Polisi juga mengamankan para pelajar yang diduga terlibat penyerangan dan tawuran antara SMKN 2 Kota Kupang dengan SMAN 4 Kota Kupang.

Sebanyak 13 Siswa SMA diamankan Polres Kupang Kota.

Diketahui, belasan siswa tersebut berasal dari berbagai sekolah di antaranya SMKN 2 Kota Kupang, SMAN 2 Kota Kupang, SMAN 4 Kota Kupang dan SMAN 9 Kota Kupang.

Mereka diamankan menyusul penyerangan terhadap SMAN 4 Kota Kupang hingga berujung tawuran antar siswa.

Tawuran pelajar Kota Kupang - Ratusan Siswa SMKN 2 Serang SMAN 4 Kota Kupang, Bawa Pisau, Gear Motor, dan Batu.
Tawuran pelajar Kota Kupang - Ratusan Siswa SMKN 2 Serang SMAN 4 Kota Kupang, Bawa Pisau, Gear Motor, dan Batu. (POS-KUPANG.COM)

*Panggil orangtua siswa

Begitu mengamankan sejumlah siswa dari sejumlah sekolah negeri di Kota Kupang ini, polisi juga memanggil orangtua dan walimurid para siswa tersebut.

Mereka datang di SPKT Polres Kupang Kota.

*Pembinaan

Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, Iptu Bobby J Mooynafi melalui Kanit Tipidum Ipda Yance Kadiaman mengatakan belasan siswa tersebut diamankan, dilakukan pembinaan lalu membuat surat pernyataan.

"Setelah pembinaan mereka sadar bahwa perbuatan mereka itu dapat merugikan orang lain dan masing-masing membuat pernyataan tidak akan membuat perbuatannya lagi," katanya.

Lebih lanjut, pihaknya masih menyelidiki apakah penyerangan hingga berujung tawuran antar siswa ini terkait dengan laporan polisi dari siswa SMAN 4 Kota Kupang yang dikeroyok saat pentas seni di sekolah tersebut pada Jumat (15/2/2019) lalu.

"Sementara keterkaitan dengan persoalan sebelumnya kami masih selidiki apakah berkaitan atau tidak," jelasnya.

Terkait senjata tajam berupa pisau dan benda lainnya seperti gear motor yang diduga dibawa oleh para siswa saat penyerangan, Ipda Yance mengatakan, pihaknya tidak menemukan benda tersebut saat mengamankan para siswa.

"Terkait senjata tajam tadi saat diamankan tidak ada. Dan mereka masih dibawah umur sehingga diberikan pembinaan saja," katanya.

Sementara itu, setelah menandatangani surat pernyataan didampingi para orangtua dan wali, belasan siswa tersebut meninggalkan Mapolres Kupang Kota.

Pantauan POS-KUPANG.COM, para orangtua dan wali belasan siswa tersebut terlihat kesal dan memarahi anak mereka saat meninggal Mapolres Kupang Kota.

"Anak tidak tahu susahnya cari uang untuk kasih sekolah mereka. Disuruh ke sekolah malah pi (pergi) serang orang punya sekolah," uangkap seorang ibu dari siswa yang bersekolah di SMKN 2 Kota Kupang.

*Wakasek SMAN 4 Kupang Mengaku Dapat Ancaman

Sebelum mendapat penyerangan para siswa yang berasal dari SMKN 2 Kota Kupang, pihak SMAN 4 Kupang telah diancam melalui media sosial.

"Mereka sudah mengancam melalui media sosial baik facebook maupun WhatsApp, akan menyerang kami," kata Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Kesiswaan SMAN 4 Kota Kupang, Zulkarnain, S.Pd kepada POS-KUPANG di ruang tamu sekolah tersebut, Sabtu (16/2/2019)

Zulkarnain yang ditemani Wakasek kurikulum, Drs. Refafi Kana dan beberapa guru lainnya mengaku, ada nada-nada ancaman sehingga dari dasar itu pihaknya melapor ke Polsek Kelapa Lima untuk mengantisipasi terjadinya serangan oleh para siswa dari sekolah lain.

"Mereka mengancam akan menyerang sekolah pukul 09.00 Wita. Akan tetapi mereka datang sekitar pukul 11.00 Wita," kata Zulkarnain.

"Mereka saling mengajak untuk melakukan penyerangan," ujar Zulkarnain.

*Kepala Sekolah SMKN 2 Kupang tak tahu

Kepala SMKN 2 Kupang, Silas Kase, sewaktu dihubungi POS-KUPANG.COM, Sabtu (16/2/2019) malam, mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan mengenai kejadian tersebut.

"Tadi sampai sore belum ada yang laporkan," katanya, Sabtu (16/2).

Dia katakan, kejadian tersebut terjadi di luar sekolah, dan pihak sekolah belum bisa memberikan keputusan terhadap siswa SMKN 2 yang terlibat dalam tawuran itu.

"Karena belum ada laporan. Kejadian di luar jadi pihak sekolah tidak bertanggung jawab. Namun kami belum bisa berikan keputusan lebih jauh karena belum dapat laporan," ujarnya.

*Kepala Dinas Pendidikan NTT angkat bicara

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Benyamin Lola, memberikan pernyataan tentang kejadian ini. Menurutnya, masalah karakter menjadi persoalan serius dalam dunia pendidikan.

"Masalah karakter ini sangat penting dalam dunia pendidikan. Sehingga para siswa memiliki tanggung jawab moral dalam hidup bersama, dan bisa saling menghargai," katanya kepada POS-KUPANG.COM sewaktu dihubungi, Sabtu (16/2/2019).

Dia katakan, mungkin saja tawuran yang terjadi tersebut dilatari oleh hal-hal sepele.

"Karena mungkin saja persoalan yang kadang diributkan itu hanyalah masalah sepele, bukan hal yang terlalu besar. Saya kira ini karena pembinaan karakter yang kurang sehingga kita tidak saling menghargai," ujarnya.

Ke depan, katanya, pihaknya akan terus berupaya sehingga karakter dan moral siswa ke arah yang lebih baik bisa ditingkatkan.

*Dewan minta evaluasi sekolah bermasalah

Komisi V DPRD NTT akan melakukan evaluasi terhadap manajemen kepemimpinan dari kepala sekolah di sekolah yang bermasalah.

Evaluasi dilakukan guna pemberian sanksi yang kepada sekolah maupun para siswa.

Ketua Komisi B DPRD NTT, Jimmi WB Sianto kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu (16/2019) mengatakan, tawuran yang terjadi di jam pendidikan menunjukkan bahwa pihak sekolah gagal mendidik para siswa di sekolah.

"Bagi kami adanya aksi tawuran siswa pada jam sekolah atau jam pelajaran itu membuktikan bahwa sekolah dan dinas gagal dalam mendidik karakter siswa," kata Jimmi.

Karena itu, lanjut Jimmi, Komisi V DPRD NTT akan melakukan evaluasi keberadaan kepala sekolah dan juga sekolah yang melakukan tawuran.

YUK FOLLOW INSTAGRAM POS KUPANG >>>

"Pada hari Senin ini, kita ada rapat bersama Dinas Dikbud NTT, saat itu saya akan minta hadirkan dua kepala sekolah itu sehingga kita lakukan evaluasi langsung," katanya.

Dikatakan, saat ini sudah tidak zamannya lagi dunia pendidikan melakukan kekerasan, tetapi diutamakan adalah karakter dan intelektualitas serta mentalitasi peserta didik.

"Jadi ketika siswa berkeliaran di jam belajar, apalagi membawa benda tanjam, saya kira ini perlu jadi atensi pemerintah. Kami juga minta para orang tua untuk mengawasi serta menanamkan karakter anak di rumah," ujarnya.

Dikatakan, para siswa yang terlibat tawuran iti perlu dibina dan apabila ada indikasi pidana, maka pihak berwenang bisa melakukan proses hukum.

"Jadi sekali lagi, kami akan evaluasi terhadap sekolah dan meminta pemerintah berikan sanksi tegas bagi semua yang terlibat tawuran. Orang tua pun kita harapkan turut mengawasi dan memperhatikan anak saat di rumah," ujarnya.

(POS-KUPANG.COM/Gecio Vianni/Ambuga La/Ambuga Lamawuran/Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved