Peringati HPN, Intan TTU Gelar Pelatihan Jurnalistik Bagi Pelajar SMA di Perbatasan RI-RDTL
Peringati HPN, Intan TTU Gelar Pelatihan Jurnalistik Bagi Pelajar SMA di Perbatasan RI-RDTL
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
Peringati HPN, Intan TTU Gelar Pelatihan Jurnalistik Bagi Pelajar SMA di Perbatasan RI-RDTL
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Ikatan Wartawan Timor Tengah Utara (Intan TTU) menggelar pelatihan jurnalistik bagi para pelajar yang ada di daerah perbatasan RI-RDTL.
Pelatihan jurnalistik bagi para pelajar dilaksanakan di SMA Negeri Bikomi Utara. Pelatihan Jurnalistik tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke 34 tahun.
Ada tiga materi yang diberikan dalam kegiatan pelatihan jurnalistik tersebut diantaranya, dasar-dasar jurnalistik, etika jurnalistik, serta hoax dan media sosial.
• Peringati Hari Pers Nasional, Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan Bersihkan Sampah
Materi dasar-dasar jurnalistik dibawakan oleh Kontributor RRI Atambua Nico Lemos dan Reporter Timor Express Petrus Usboko, etika jurnalistik dibawakan oleh Reporter Medika Star Isto Santos, serta hoaks dan media sosial dibawakan oleh Reporter POS-KUPANG.COM Tommy Mbenu Nulangi.
Ketua Intan TTU, Lius Sikone, mengatakan, kegiatan pelatihan jurnalistik bagi para pelajar yang ada di daerah perbatasan dilakukan dalam rangka memperingati HPN yang ke-34.
• Sosialisasi Perekaman E-KTP di Mako Brimob NTT, Ririmase: Jangan Malu Urus Administrasi Kependudukan
Dijelaskan Lius, pemilihan sekolah yang ada di wilayah perbatasan sebagai tempat kegiatan pelatihan jurnalistik bagi pelajar, karena wilayah perbatasan merupakan gerbang dari NKRI.
"Jadi memperingati HPN tahun ini, kita lakukan kegiatan pelatihan jurnalistik di perbatasan. Sehingga para pelajar di perbatasan dapat mengetahui kerja-kerja jurnalistik sejak dini," ujarnya.
Diakuinya, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali peristiwa atau fenomena yang terjadi di wilayah perbatasan yang tidak terlepas dari peran pers. Sehingga para pelajar di wilayah perbatasan dipandang perlu mendapat pelatihan jurnalistik.
Lebih jauh, Lius mengungkapkan, diera milleneal ini, publik bisa saja salah mengkonsumsi informasi yang kebenarannya perlu di kaji lagi. Hal itu karena perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat.
"Jadi kita perlu memberikan materi hoaks dan media sosial kepada para pelajar sehingga para pelajar dapat mengetahui mana berita hoaks dan mana berita yang kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan," jelasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)