Perempuan Ini Tewas Dimakan Hidup-Hidup oleh Babi Peliharaannya, Telinga dan Wajahnya Dilahap Babi
Perempuan Ini Tewas Dimakan Hidup-Hidup oleh Babi Peliharaannya, Telinga dan Wajahnya Dilahap Babi
Perempuan Ini Tewas Dimakan Hidup-Hidup oleh Babi Peliharaannya, Telinga dan Wajahnya Dilahap Babi
POS-KUPANG.COM - Seorang perempuan di Rusia tewas setelah sebelumnya dimakan hidup-hidup oleh Babi peliharaannya.
Dilaporkan Daily Mail Kamis (7/2/2019), petani yang tidak disebutkan identitasnya dari Region Udmurtia awalnya hendak memberi makan Babi itu.
Berdasarkan keterangan polisi, perempuan berusia 56 tahun itu kemudian jatuh ke kandang, diduga karena menderita epilepsi.
"Segera saja Babi yang kelaparan itu menyerang perempuan itu dengan menggigit wajah, telinga, serta bahunya," demikian keterangan polisi.
Tatkala insiden itu terjadi, suami perempuan itu sedang sakit.
• Pasangan Suami-Istri Tega Cabuli Dua Anak Perempuan, Alasannya untuk Menghilangkan Roh Halus
• Sikap Bripka Oky Saat Tilang Pengendara yang Hancurkan Sepeda Motor Patut Dicontoh
• Jadwal Leg Kedua Semifinal Copa del Rey, Real Madrid dan Valencia Tabung Gol Tandang
Dia kemudian bangun dan mulai bergegas mencari istrinya karena tidak juga pulang.
Ketika pergi ke kandang, dia menemukan istrinya dengan beberapa bagian tubuh yang sudah dilahap oleh Babi kelaparan tersebut.
Polisi menyatakan perempuan itu tewas kehabisan darah dalam kejadian yang berlangsung di Distrik Malopurginsky tersebut.
Juru bicara Komite Investigasi Rusia wilayah setempat menuturkan, saat ini mereka sedang menunggu penjelasan dari pakar forensik.
"Keterangan dari ahli forensik sangat kami butuhkan untuk menetapkan semua alasan maupun kondisi atas kejadian ini," ujar juru bicara itu.
Selain karena serangan epilepsi, dugaan lain bagaimana perempuan itu bisa jatuh ke kandang dikarenakan dia tiba-tiba pingsan.
Detektif yang menangani menuturkan, kasus yang bisa dikatakan "mengejutkan" itu baru mereka alami dalam beberapa tahun terakhir.
Tewas Diserang Babi Jantan
Sementara itu, di China, seorang lelaki tewas setelah diserang seekor Babi di sebuah pasar di Liupanshui, Provinsi Guizhou.
Melansir South China Morning Post, Minggu (30/9/2018), pria yang diidentifikasi sebagai Yuan, ditemukan tewas dengan urat nadi terputus dan diselimuti darah dekat kandang Babi di pasar.
Dia diketahui bepergian dengan sepupunnya, Wu, dari rumahnya di provinsi Yunnan pada Rabu lalu untuk menjual 15 Babi.
Namun, Wu malah menemukan dia tewas pada keesokan harinya. Pintu kandang Babi terlihat terbuka. Salah satu Babi jantan yang besar terlihat memiliki noda darah di bagian mulutnya.

Penyelidikan forensik mengonfirmasi, hewan seberat 250 kg itu telah membunuh Yuan.
"Kaki sepupu saya berdarah dan terkoyak," ucap Wi.
Dia menambahkan, ada noda darah di uang kertas yang disimpang di saku Yuan.
Rekaman kamera pengawas menunjukkan Yuan pergi ke pasar pukul 04.40 subuh waktu setempat untuk memberi makan Babi-Babinya yang masih tersisa.
Kemudian sekitar satu jam berikutnya, dia ditemukan dalam kondisi tewas.Babi yang menyerang Yuan dipastikan bukan miliknya, namun orang lain yang identitasnya belum dirilis.
Manajer pasar mengatakan, Babi itu sekarang telah dikunci di kandang untuk mencegah terjadinya serangan terhadap orang lain dan menjaga barang bukti di lokasi kejadian.
Kini, pengelola pasar dan keluar Yuan sedang membahas kompensasi dengan bantuan polisi.
Tidur Bersama Empat Babi-nya
Bagi Jenny Tsai, bukan tahun ini saja yang bisa disebut sebagai tahun Babi hutan. Bagi dia setiap tahun adalah tahun Babi.
Perempuan asal Taiwan itu tinggal bersama empat ekor Babi dan seorang kawannya di sebuah apartemen yang berada di lantai sembilan sebuah gedung di Taichung City, Taiwan.
Menurut Jenny, yang berprofesi sebagai web designer, Babi adalah hewan yang cerdas.
Mereka bahkan bisa mencari cara untuk membuka lemari es. Alhasil, Jenny kini harus mengikat lemari es agar tidak mudah dibuka keempat Babinya.
" Babi amat penuh cinta kasih. Saat saya sakit mereka berada di samping saya dan terus menemani," ujar Jenny.
"Tapi Anda tak bisa berpura-pura sakit karena jika mereka tahu maka akan timbul kekacauan," ujarnya.

Sebenarnya, amat sulit memisahkan Babi dalam kebudayaan China, terutama jika berkaitan dengan makanan.
Di Taiwan pun daging Babi merupakan salah satu makanan favorit warga.
Namun, keempat Babi peliharaan Jenny ini sungguh beruntung karena hidup mereka tidak berakhir di meja makan.
Perempuan 43 tahun itu mulai memelihara Babi 12 tahun lalu ketika keluarganya menghadiahkan "Little Du" seekor anak Babi yang kemudian tumbuh menjadi Babi dewasa berbobot 65 kilogram.
"Saat Babi milik tetangga melahirkan, saya menyempatkan diri untuk melihat bayi-bayi Babi itu setiap hari. Sehingga ayah dan kakak saya membelikan satu ekor anak Babi untuk saya," kenang Jenny.
• Daebak, Cha Eun Woo dan Shin Se Kyung Bakal Main Bareng di Drama Korea Bertema Sejarah
• Ramalan Cinta Zodiak Jumat 8 Februari 2019, Leo Ketemu Orang Baru, Libra Mandiri
Selama bertahun-tahun berikutnya, Jenny sudah memelihara enam ekor Babi yang ditelantarkan atau diberikan pemiliknya.
Sayang, tiga ekor Babi milik Jenny sudah lama mati. Kini keempat Babi yang tersisa hidup sejahtera di bawah perawatan Jenny.
Keempat Babi itu bahkan menempati ruangan terbesar di apartemen. Sedangkan Jenny dan kawannya menempati kamar tidur sempit di samping ruangan para Babi.
Tak hanya menempati kamar terluas, keempat Babi itu masing-masing mendapatkan selimut, piring, dan tali kekang sendiri.
Sementara apartemen itu diramaikan boneka, bantal, dan lukisan bertema Babi.
Namun, memelihara Babi bukan perkara mudah. Jenny pernah mengurus anak Babi berusia lima hari yang harus disuapi susu setiap jam.
Begitu pula, saat memelihara Babi cacat yang diselamatkan dari tempat pembuangan sampah. Babi ini harus dipindahkan dengan menggunakan gerobak.
"Mengurus Babi amat sulit, mereka bisa membuat kekacauan. Mereka juga menggigit dan makan amat banyak," lanjut Jenny.
Tak seperti anjing atau kucing, tak ada hotel hewan peliharaan untuk Babi. Sehingga sang pemilik tak bisa bepergian jauh.
"Saya harus membuat banyak pengorbanan," kata Jenny.
Meski demikian, Jenny mengatakan, Babi-Babi peliharaannya membuat dia bahagia selama ini.
Namun, dia khawatir kehadiran tahun Babi beberapa hari lagi akan memicu banjir hewan terlantar.
Dua laman Facebook yang dikelola Jenny dengan 2.000 anggota sudah menyaksikan permintaan dari banyak orang yang ingin memberikan hewan peliharaan mereka.
"Saya harap warga memahami, Babi tak mudah diurus. Saya harap mereka melakukan kewajibannya," kata Jenny.
Seringkali Jenny harus mengambil Babi terlantar, yang biasanya sudah berusia dewasa.
"Tak ada yang mau memelihara Babi dewasa, dan jika ada yang mau biasanya motif mereka adalah memotongnya untuk disantap," kata Jenny. (Kompas.com)
FOLLOW INSTAGRAM POS KUPANG >>>>
SUBSCRIBE CHANNEL YOUTUBE POS KUPANG >>>>>