Berita Ende Terkini
Keberadaan 1.500 Guru Tidak Tetap di Ende Akan Dievaluasi, Ini Alasannya
Keberadaan 1.500 guru tidak tetap (GTT) akan dievaluasi keberadaannya karena disinyalir bahwa ada diantara guru GTT tersebut tidak sesuai dengan regul
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Romualdus Pius
POS-KUPANG.COM,ENDE---Keberadaan 1.500 guru tidak tetap (GTT) akan dievaluasi keberadaannya karena disinyalir bahwa ada diantara guru GTT tersebut tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku karena dalam regulasi menyatakan bahwa yang berhak menjadi guru GTT adalah mereka yang sudah lama mengajar di satu sekolah.
Namun yang terjadi adalah ada diantara para guru yang merupakan tiitipan kepala sekolah sedangkan guru yang sudah lama justru tidak diangkat menjadi guru GTT.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Kornelis Wara mengatakan hal itu kepada Pos Kupang.Com, Kamis (7/2/2019) di Ende.
Kornelis mengatakan bahwa dari informasi yang didengar menyebutkan bahwa ada dintara guru GTT yang sebenarnya tidak memenuhi syarat namun demikian dipaksakan menjadi guru GTT karena kedekatan yang bersangkutan dengan oknum kepala sekolah.
• Dua Pelaku Residivis Kasus Curnak dan Curanmor di Ringkus Buser Polres Sumba Timur
“Kan kasihan yang sudah lama mengajar tidak direkomendasikan diangkat menjadi guru GTT sedangkan yang baru mengajar justru diangkat menjadi guru GTT. Oleh karena itu kita akan evaluasi karena syarat menjadi guru GTT adalah guru honor yang sudah lama mengajar bukan yang baru mengajar,”kata Kornelis.
Selain itu ujar Kornelis terhadap jumlah guru GTT yang ada kemungkinan berkurang karena ada yang telah lolos test CPNS baru lalu dan ada juga yang telah mengundurkan diri sebagai guru GTT.
“Kalau sebelummya memang jumlahnya mencapai 1.500 orang namun pada tahun 2019 ini kemungkinan jumlahnya berkurang,”kata Kornelis.
Kornelis mengatakan bahwa evaluasi adalah hal yang biasa dalam sebuah organisasi jadi tidak perlu dirisaukan.
“Kalau selama ini merasa kerja benar dan telah sesuai dengan regulasi yang ada mengapa harus takut,”kata Kornelis. (*)