Tak Masuk Kerja, Ratusan ASN Pemprov NTT Lakukan Hal Ini di Jalanan
Tak masuk kerja, ratusan ASN Pemprov NTT turun ke jalan malah lakukan hal ini di ruas jalan Kota Kupang.
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Dia pun berharap, ke depan ada kerja sama antara pihak Perumahan BTN dan Dinas Kebersihan Kota agar lebih mudah dalam pengangkutan sampah-sampah.
"Harap warga bisa bersabar karena kita terus bekerja. Butuh kerja sama dan salam untuk semuanya," katanya.
* Kota Terkotor Indonesia
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menobatkan Kota Kupang sebagai kota sedang terkotor di Indonesia. Predikat tersebut membuat Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Kupang, Obed Kadji prihatin dan merasa malu.
"Predikat ini memang membuat prihatin. Saya malu dengan predikat ini," ucap Obed Kadji saat ditemui Selasa (15/1/2019).
Selain Kota Kupang, KLHK juga menganugerahi Waikabubak (Kabupaten Sumba Barat), Ruteng (Kabupaten Manggarai) dan Bajawa (Kabupaten Ngada) sebagai kota kecil terkotor.

Penobatan bersamaan dengan penganugerahan Adipura dan Green Leadership Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD di Kantor KLHK, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Menurut Obed, predikat kota terkotor bisa memotivasi masyarakat agar dapat mengelola sampah rumah tangga.
Selain itu menjadi tantangan bagi masyarakat Kota Kupang untuk bisa keluar dari predikat tersebut.
"Persoalan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab dinas kebersihan tapi semua pihak sesuai tupoksi masing-masing. Lurah dan RT harus bekerja sama dengan baik," ujarnya.
Obed mengatakan tupoksi Dinas Kebersihan sudah jelas, yakni mengangkut sampah dari tempat pembuangan sampah (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA). Namun masalah yang dihadapi, perilaku masyarakat tidak membuang sampah di TPS dan pemulung masih mengorek-ngorek sampah.
Dia mengakui Dinas Kebersihan kekurangan tenaga penyapu, sopir, awak dan taman. Pihaknya masih membutuhkan 200 lebih tenaga.
"Kalau masyarakat menuntut maka harus diberikan kendaraan. Kami diperintahkan kerja tapi fasilitas kurang. Dulu gubernur pernah menjanjikan lima dump truk tapi sampai sekarang tidak pernah diberikan," terangnya.
Obed menyadari tidak bisa jalan sendiri tapi perlu kolaborasi dengan lurah dan RT agar kota menjadi bersih.
Selain itu, bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk melakukan operasi tempat sampah di dalam kendaraan. Tujuannya agar jangan membuang sampah sembarangan.