Wawancara Khusus dengan Bupati TTS Terpilih, Epy Tahun : Demokrasi Itu Ternyata Sungguh Mahal
Beban keduanya tak kecil. Membangun TTS membutuhkan ketelatenan, kerja sama dan kerja keras semua pihak.
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
Jika bupati dan wakil sudah menempati rumah jabatan, maka para camat pun demikian.
Pihaknya akan mengecek langsung karena terbetik kabar bahwa banyak rumah jabatan camat yang dibiarkan merana.
Pengecekan itu akan dilakukan diam-diam. Hari Senin sampai hari Kamis mungkin saja ia tak turun ke bawah.
Namun, bisa jadi pada hari-hari akhir pekan. Atau sebaliknya, akan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pada awal pekan.
Di sana, ia akan melakukan apel siaga pagi dan siang bersama staf. Jika camat atau sekretaris camat tak hadir sebagai indikasi sudah atau mulai malas bertugas. Artinya harus dimutasi untuk penyegaran atau bisa jadi didemosi.

Sebagai bukti bahwa demokrasi itu sungguh mahal, maka beberapa bangunan akan ia manfaatkan seperti kantor bupati lama akan menjadi pusat studi perguruan tinggi. Ia akan membuka sebuah universitas agar anak-anak TTS jangan jauh- jauh ke kota lain.
Apalagi di TTS kini telah hadir Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan dengan jurusan fisika, kimia dan bilogi; Stikes Maranatha dan Sekolah Alkitab.
Berarti, kalau dimerger maka sudah ada tiga fakultas pada universitas itu. Dari sisi aturan sudah memenuhi.
Nama universitas ini nanti akan disepakati. Pun apakah akan menjadi negeri atau tetap dikelola swasta akan dipikirkan kemudian.
• Tulisan di Instagram BTP Ahok Bikin Warganet Terharu dan Berkomentar Begini
• Yuk Intip! Drumband Satgas Yonif Raider 408 Saat Tampil Perdama Sambut Menteri PPPA
Bupati Epy menyebut, Universitas Negeri Timor (Unimor) di Kefamenanu, Timor Tengah Utara (TTU), awalnya sebagai universitas yang dikelola oleh yayasan yang kemudian berubah status menjadi universitas negeri.
Mantan Pelaksana Tugas (Plt) Sekda TTS ini sudah melakukan pendekatan kepada pengelola sekolah tinggi itu. Mereka sudah setuju untuk memulai sesuatu yang baik.
Pemerintah kabupaten akan memberikan kepada mereka fasilitas berupa gedung itu secara gratis. Untuk kebutuhan masyarakat, apalagi mengembangkan sumber daya manusia (SDM) tak boleh ada hitungan kali atau bagi. Tapi, hitungannya dengan menambah nilai. Memberi suport agar tak ada lagi keterbelakangan.
Mahasiswa yang tinggal di Kapan, Niki-Niki atau Oenlasi bisa datang kuliah di SoE, ibukota kabupaten dengan biaya yang relatif murah. Ia hanya berpikir ongkos angkutan saja.
Sedangkan makan, minum dan perumahan sudah dimiliki.
Di era ini, pendidikan tak serumit beberapa dekade lalu. Tinggal bagaimana membangun spirit dan ketekunan untuk meraihnya. Sekolah tinggi atau universitas sudah dibangun di mana-mana.
