Update Gunung Anak Krakatau

Fakta Gunung Anak Krakatau Terkini Puncak Hilang, Air Laut Panas Hingga Berwarna Oranye

Fakta Gunung Anak Krakatau Terkini Puncak Hilang, Air Laut Panas Hingga Berwarna Oranye.

Editor: maria anitoda
LAPAN
Fakta Gunung Anak Krakatau Terkini Puncak Hilang, Air Laut Panas Hingga Berwarna Oranye. 

Puncak kawah Gunung Anak Krakatau tampak banyak yang hilang.

Ketinggian kawah Gunung Anak Krakatau pun tampak hampir sama dengan permukaan air laut.

Sedangkan dindingnya paling tinggi hanya 110 meter di atas permukaan laut (mdpl) dari sebelum tsunami, yang mencapai 338 mdpl.

Tidak hanya itu, dalam cuitanya James juga menuliskan air laut di sekitar Gunung Anak Krakatau sangat panas.

Terlihat uap panas naik dari air laut.

 
Air laut di sekitarnya juga berubah warna menjadi oranye.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, yang me-retweet cuitan James Reynolds, memberikan penjelasannya atas fenomena itu.

Menurut Sutopo, perubahan air laut menjadi orange dikarenakan adanya kandungan zat besi tinggi dari kawah Gunung Anak Krakatau dan masuk ke dalam air laut di sekitarnya.

"Kondisi Gunung Anak Krakatau pada 11/1/2019 yang didokumentasikan. @EarthUncutTV. Warna orange kecoklatan adalah hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi yang keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut. Tubuh Gunung Anak Krakatau telah banyak berubah," dikutip Suar.ID dari tweet @@Sutopo_PN.

Meski banyak bagiannya yang hilang, menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) seperti dikutip dari Kompas.com, area yang longsor di Gunung Anak Krakatau telah tumbuh kembali.

LAPAN merilis citra satelit Gunung Anak Krakatau.

Citra satelit tersebut menunjukkan perubahan morfologi gunung tersebut mulai dari Agustus 2018 hingga Januari 2019.

LAPAN membandingkan citra satelit dari tiga waktu, yaitu 30 Agustus 2018, 29 Desember 2018, dan 9 Januari 2019.

Ketiga citra satelit itu diambil pukul 05.47 WIB.

"(Dari ketiga citra satelit tersebut) dapat diketahui bahwa ada perubahan morfologi yang terjadi di G. Anak Krakatau dengan cukup berat," tulis keterangan pers yang diterima dari Rokhis, Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved