Berita Nasional
TNI AL Temukan Cekungan Di Dasar Selat Sunda Pasca Erupsi Dan Tsunami Anak Krakatau Bikin Merinding
TNI AL Temukan Cekungan Di Dasar Selat Sunda Pasca Erupsi Dan Tsunami Anak Krakatau Bikin Merinding .
“Selain itu data batimetri, oseanografi, data layer dasar laut yang diperoleh dari peralatan sub bottom profiling (SBP) diharapkan dapat diteliti dan dianalisis lebih detail lagi oleh peneliti, pakar dan akedemisi sehingga mampu memberikan informasi kepada pemerintah serta masyarakat fenomena yang terjadi pasca erupsi dan tsunami di perairan Selat Sunda,” pungkas Kapushidrosal.
Diharapkan pula oleh Kapushidrosal dari data hasil survei tersebut akan dapat dibuat penelitian ilmiah dan untuk pembuatan peta khusus tematik Mitigasi Bencana di Kabupaten/Provinsi di Banten.

Sementara itu, BMKG menemukan retakan baru di badan Gunung Anak Krakatau.
Menurut Kepala BMKG, Prof Dwikorita Karnawati, retakan itu muncul setelah gunung mengalami penyusutan dari 338 mdpl menjadi 110 mdpl.
Hal ini disampaikan Dwikorita di Posko Terpadu Tsunami Selat Sunda, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Selasa (1/1/2019).
Dwikorita mengatakan jika berdasarkan pantauan terbaru BMKG lewat udara, gunung Anak Krakatau sudah landai.
Ada asap mengepul dari bawah air laut.
ARMY Wajib Nonton! BTS Run Season 3 Bakal Tayang Hari ini di Channel V, Catat Waktunya!
874 Anggota Dapat Kenaikan Pangkat, Kapolda NTT : Kurangi Perilaku Menyimpang
Potret Putri Ahok, Nathania Purnama Bersama Keluarga Saat Liburan di Italia
"Pantauan terbaru kami lewat udara, gunung sudah landai, asap mengepul dari bawah air laut.
Tapi di badan gunung yang tersisa di permukaan, ada celah yang mengepul terus mengeluarkan asap, celah itu pastinya dalam, bukan celah biasa," kata Dwikorita sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Dwikorita juga mengatakan terdapat dua retakan baru dalam satu garis lurus di salah satu sisi badan Gunung Anak Krakatau.

Dwikorita menduga, retakan itu terjadi lantaran adanya getaran tinggi yang muncul saat erupsi gunung Anak Krakatau.
Munculnya retakan baru itu membuat BMKG khawatir akan terjadi tsunami susulan.
Hal ini dikarenakan kondisi bawah laut Gunung Anak Krakatau saat terdapat jurang di sisi barat hingga selatan.
"Yang kami khawatirkan di bawah laut curam, di atas landai.
Jika retakan tersambung, lalu ada getaran, ini bisa terdorong dan bisa roboh (longsor)" ujar Dwikorita menjelaskan.