Tsunami Anyer

Ini Empat Kemungkinan Penyebab Tsunami di Selat Sunda

Saat itu aliran piroklastik Gunung Pelle yang meluncur dan menuruni lereng akhirnya sampai ke Teluk Naples, mendorong muka laut dan menghasilkan tsuna

Editor: Ferry Ndoen
istimewa
Korban tsunami hingga Minggu (23/12/2018) pukul 10.00 WIB, tercatat 62 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 20 orang hilang. Data tersebut akan terus bertambah mengingat belum semua wilayah belum dapat di data. 

POS KUPANG.COM - - Gelombang tsunami yang datang tiba-tiba di beberapa daerah di pesisir Selat Sunda telah menelan ratusan korban jiwa.

Berdasarkan data sementara yang dihimpun posko BNPB hingga Minggu (23/12/2018) pukul 16.00 WIB, tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang.
Gelombang tsunami ini menimbulkan banyak pertanyaan, apa penyebab sebenarnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menduga ada dua peristiwa yang memungkinkan menjadi pemicu gelombang tsunami di sekitar Selat Sunda tersebut, yakni aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.

Namun hal itu pun masih dalam penyelidikan oleh pihak tertentu.
Sementara itu, Volkanolog ITB Dr Mirzam Abdurachman dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau ini terus menggeliat akhir-akhir ini, lebih dari 400 letusan kecil terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

"Letusan besar terjadi pukul 18.00 WIB dan terus berlanjut hingga pagi ini. Bahkan letusannya terdengar hingga Pulau Sebesi yang berjarak lebih dari 10 km arah timur laut seperti di laporkan tim patroli," katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/12/2018).

Ini Jumlah Sementara Korban Tsunami di Banten dan Lampung ! 281 Orang Tewas dan 57 Orang Hilang

Menurutnya, gunung yang terletak di tengah laut atau yang berada di pinggir pantai seperti Gunung Anak Krakatau ini sewaktu-waku sangat berpotensi menghasilkan volcanogenic tsunami.

"Volcanogenic tsunami bisa terbentuk karena perubahan volume laut secara tiba-tiba akibat letusan gunung api," ujarnya.
Dikatakan, ada 4 mekanisme menyebabkan terjadinya volcanogenic tsunami.

Pertama, kolapnya kolom air akibat letusan gunung api yang berada di laut, mudahnya seperti meletuskan balon pelampung di dalam kolam yang menyebabkan riak air di sekitarnya.

Dua, pembentukan kaldera akibat letusan besar gunung api di laut menyebabkan perubahan kesetimbangan volume air secara tiba-tiba.

Menekan gayung mandi ke bak mandi kemudian membalikannya adalah analogi pembentukan kaldera gunung api di laut.

Diperkosa Ayah Kandungnya Saat Ibu Sedang ke Sawah !Janda Usia 21 Tahun Kini Hamil 2 Bulan

"Mekanisme satu dan dua ini pernah terjadi pada letusan Krakatau, tepatnya 26-27 Agustus 1883. Tsunami tipe ini seperti tsunami pada umumnya didahului oleh turunnya muka laut sebelum gelombang tsunami yang tinggi masuk ke daratan," katanya.

Tiga, material gunung api yang longsor bisa memicu perubahan volume air di sekitarnya.

Tsunami tipe ini pernah terjadi di Gunung Unzen, Jepang tahun 1972.
di Banten

Banyaknya korban jiwa saat itu hingga mencapai 15.000 jiwa disebabkan pada saat yang bersamaan sedang terjadi gelombang pasang.

Empat, lanjutnya, aliran piroklastik atau yang sering dikenal wedus gembel yang turun menuruni
lereng dengan kecepatan tinggi saat letusan terjadi, bisa mendorong muka air jika gunung tersebut berada di atau dekat pantai.
Tsunami tipe ini pernah terjadi saat Gunung Pelee, Martinique, meletus pada 8 Mei 1902.

Kondisi di sekitar lokasi family gathering Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat, di pantai Tanjung Lesung usai disapu Tsunami Sabtu ( 22/12/2018 malam. Hingga Minggu (23/12/2018) siang dikabarkan korban selamat sebanyak 157 orang (termasuk korban luka berat). Korban meninggal : 14 orang dan korban terdata namun belum ditemukan/belum bisa hubungi : 89 orang
Kondisi di sekitar lokasi family gathering Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat, di pantai Tanjung Lesung usai disapu Tsunami Sabtu ( 22/12/2018 malam. Hingga Minggu (23/12/2018) siang dikabarkan korban selamat sebanyak 157 orang (termasuk korban luka berat). Korban meninggal : 14 orang dan korban terdata namun belum ditemukan/belum bisa hubungi : 89 orang (kolase/pln)
Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved