Berita Kabupaten Ngada

Umat Lintas Agama di Kurubhoko Seminar dan Dialog tentang Lingkungan Hidup! Ini Solusinya

Umat lintas Agama di Kurubhoko Kabupaten Ngada menggelar seminar dan dialog membahas tentang lingkungan hidup.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
Pos Kupang.com/Gordi Donafan
Suasana seminar umat lintas agama di Kurubhoko Ngada, Kamis (20/12/2018). 

Terkait dengan itu, perlu kesadaran semua pihak baik masyarakat pemerintah dan dunia usaaha dalam upaya menanggulangan bencana akibat eksploitasi alam yang tak terkendali.

Semua peserta seminar dihimbau menjadi agen perubahan dan momen seminar menjadi titik balik membangun kesadaran akan bahaya kerusakan alam. Menjadi momen pertobatan karena telah melakukan dosa kemanusiaan melalui ekspolitasi alam.

Peserta setelah mendengar penyampaian narasumber menyadari adanya praktik pragmatisme fatal, dimana sinyalemen kebakaran hutan sebagai tindakan untuk mencapai kesenangan, atau tujuan kesenanangan belaka sekedar mendapat sepotong daging melalui aktivitas berburu secara liar dalam bentuk apapun.

Tindakan ini juga sebagai akibat dari minimnya spiritualitas dalam diri dan pengingkaran nilai-nilai kearifan lokal akibat modernisasi dewasa ini. Karena itu pendidikan nilai perlu terus dikembangkan mulai dari dalam keluarga.

Dalam seminar ini forum menyepakati perlu pembatasan aktivitas berburu secara liar, karena aktivitas berburu disertai dengan perilaku menyimpang yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan hanya sekedar mendapatkan sepotong daging.

Terkait dengan itu, forum ini juga mengeluarkan rekomendasi kepada pemerintah dan DPRD Ngada, di antaranya agar membuat Perda yang membatasi aktivitas berburu dalam bentuk apapun di wilayah (desa) lain.

Dan menetapkan organisasi Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan (Pepulih) yang dibentuk untuk mengamankan dan mengendalikan tindakan pengrusakan lingkungan di wilayah Nginamanu dan Wolomeze pada umumnya.

Menjaga Lingkungan

Dalam presentasi materi, Pater Tobias Harman, OFM mengatakan Gereja mesti sungguh sadar bahwa ia menjalankan tugas perutusan Kristus agar keselamatan yang datang dari Allah mencapai dan merangkul semua orang serta segenap ciptaan.

Keselamatan bukan perkara relasi dengan Allah saja, tetapi juga dengan segala sesuatu. Karena itu soal ekologi adalah soal iman dan soal relasi dengan Allah, soal keselamatan. Taruhan kesejatian iman kita adalah keprihatinan dan kepedulian kita dalam bidang ekologi.

Persoalan ekologi adalah persoalan moral menyangkut mutu atau kualitas personal manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Karena itu, kata dia, merusak alam tidak hanya suatu tindakan tercela terhadap alam, tetapi tindakan perendahan martabat manusia sebagai makhluk moral.

Mengutip Paus Yohanes Paulus II, yang menyinggung bahwa kesejatian dari kebenaran relasi kita dengan Allah, terungkap dalam relasi dengan sesama dengan alam. Komsumerisme saat ini menjadi pemicu eksploitasi alam. Karena itu, meski dikedepankan etika cukup, sehingga menusia dapat mengendalikan diri dari sikap konsumerisme, karena itu tidak dapat semena-mena mengekploitasi alam.

Dalam hal ini, ada tiga pertimbangan yang perlu diperhatikan, pertama: manusia tidak bisa menggunakan sumber-sumber alam berdasarkan kemauannya sendiri, tetapi harus memperhatikan kodrat setiap makhluk dan ekosistem; kedua: sumber-sumber alam bukan tidak terbatas; ketiga: eksploitasi alam menyebabkan bencana alam dan bencana kemanusiaan, mulai dar polusi serta bencana-bencana alam lainnya, yang pada akhirnya merupakan bencana bagi manusia sendiri serta keberlangsungan kehidupan.

Sementara Pdt. Johanes Gara dari gereja Pentekosta mengatakan, manusia sebenarnya penjaga lingkungan hidup – merujuk pada kitab Kejadian. Memang ada kebebasan di sana, tetapi kebebasan yang ada aturan, bukan kebebasan tak terbatas yang kemudian seenaknya eksploitasi. Karena itu merusak/eksploitasi alam secara fatal adalah dosa melawan Sang Pencipta/pemilik kehidupan.

“Jika anda bukan penjaga bumi, maka sama artinya anda tidak menjaga saudara anda sesama ciptaan. Bumi adalah milik saudara anda, dan apabilA tidak jaga dengan baik, maka bumi tidak akan menjaga saudara dengan baik. Alam adalah karunia Allah, karenanya eksploitasi hanya akan membuat alam menderita,” kata Pdt. John, sebagaimana dalam siaran pers yang diterima POS KUPANG.COM, Jumat (21/12/2018).

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved