Berita Regional
Dokter Asep Bilang Hanya Ada 2 Solusi Untuk Tangani Kasus Rabies di Flores, Solusi Apa Itu?
Dokter Asep Purnama, Sp.PD bilang hanya ada 2 solusi untuk bisa menangani kasus rabies di Flores, solusi apa itu?
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
POS-KUPANG.COM - Dokter Asep Purnama, Sp.PD bilang hanya ada 2 solusi untuk bisa menangani kasus rabies di Flores, solusi apa itu?
dr. Asep menambahkan, perjuangan melawan rabies di Flores mesti serentak dilakukan di 9 kabupaten di Flores. Tak bisa masing-masing bupati berkerja sendiri-sendiri di wilayahnya.
"Perlu kerjasama dan sinergi agar bisa sama-sama mengatasi masalah rabies di Flores. Oleh karena itu, gubernur NTT harus turun tangan," kata dr. Asep.
• 14 Orang di Daratan Flores NTT Tewas Digigit Anjing Rabies, Dokter Ini Tak Bisa Berkata Apa-Apa Lagi
• 3 Masalah Ini Hambat NTT Jadi Destinasi Wisata Baru, Gubernur NTT Viktor Laiskodat Ditantang Jawab
Dokter Asep mencontohkan, kalau kabupaten Sikka bekerjasam keras dan berhasil menurunkan virus rabies maka pasti bisa menurun. Tapi jika kabupaten tetangga misalnya Flotim dan Ende tidak kerja serius maka virus rabies akan kembali muncul di Sikka.
"Rabies ini 'penyakit menular' jadi harus kerja bersama satu Pulau, Flores. Kalau rabies tetap dibiarkan merajalela di Flores, maka suatu saat akan menyebar juga ke Timor dan Sumba. Hal ini maka bisa semakin rumit dan perlu biaya besar dalam penanganannya," kata dr. Asep.
Dan jika sudah begitu keadaannya, kata dr. Asep, maka dunia atau masyarakat dunia akan takut ke NTT karena ancaman kematian akibat rabies. Kondisi yang sama juga terjadi jika kasus HIV AIDS tidak segera ditangani dengan baik.
Karena itu, dr. Asep memberikan dua solusi untuk menghadapi kasus rabies di Flores. Langkah pertama, mesti dilakukan vaksinasi anjing untuk mencegah penularan.
"Caranya dengan menghitung jumlah anjing di setiap kabupaten. Siapkan vaksin dan biaya operasional serta SDM untuk melakukan vaksinasi serentak. Target minimal 70% anjing divaksin," kata dr. Asep.
Menurut dr. Asep hal ini kelihatan udah dilakukan namun kenyataannya, hingga kini kasus rabies masih tetap ada, artinya bahwa cara itu belum maksimal diterapkan.
• HIV AIDS, Bukan Hanya Melalui Seks, HIV AIDS Juga Menular Lewat Hal Tak Terduga Ini, Waspada Guys
• HIV AIDS, Jangan Abaikan 16 Gejala yang Memungkinkan Kamu Terkena VIRUS HIV AIDS
• HIV AIDS, Tak Hanya Lewat Seks, Virus Ini Menular Lewat Hal Tak Terduga Ini, Kamu Melakukannya?
Langkah kedua yakni Vaksin Rabies yakni VAR dan atau SAR sesuai indikasi kepada setiap korban gigitan anjing. Selama ini korban manusia yang meninggal akibat rabies hampir semuanya tidak mendapatkan VAR.
"Sebagian besar karena keengganan atau ketidaktahuan akan perlunya VAR. Bahwa VAR bisa mencegah kematian akibat gigitan hewan penular rabies," kata dr. Asep.
* Rabies itu Menular
Tanpa berniat menakut-nakuti, dr. Asep mengatakan, ksus rabies bisa saja sampai ke Timor Barat.
"Kalau sudah sampai ke Timor Barat, maka kita akan siap-siap mengekspor rabies ke Timor Leste," kata dr. Asep.
Bagaimana bisa? Virus rabies menyebar sebanyak 99% melalui anjing. Anjing Timor Barat (Belu, Malaka) yang tertular rabies bisa menggigit anjing Timor Leste.
"Kan anjing Timor Barat bisa ke Timles tanpa perlu Visa. Bebas berkeliaran," kata dr. Asep.
Mungkinkah? dr. Asep mengatakan hal itu sangat mungkin terjadi. Pasalnya, demikian dr Asep, selama ini, Indonesia sudah berhasil mengekspor rabies ke Malaysia. Dari Kalimantan Barat menyebar ke Malaysia melalui anjing.
Anjing di propinsi kalimantan barat menggigit anjing di malaysia yakni anjing di Sarawak.
• HIV AIDS, Ada Obat Kimia dan Obat Alami Yang Bisa Obati Odha Atau Pasien HIV AIDS?
• HIV AIDS, Cegah Penularan Virus HIV AIDS Dengan Cara Sederhana Ini Guys, Yuk Lakukan Sekarang
• HIV AIDS, Teman dan Keluargamu Terkena HIV AIDS, Bagaimana Menanganinya dan Memperlakukan Mereka?
Contoh lain, dulunya virus rabies masuk ke Flores melalui anjing dari Buton yang dibawa ke Flores Timur. Dan kemudian menyebar ke kabupaten lain se-Flores melalui anjing.
"Berita kematian terhits di NTT yakni kematian TKI ilegal, kematian akibat HIV AIDS dan kematian akibat Rabies terus saja berlangsung. Entah siapa yang sanggup menghentikannya. Saya berharap Gubernur NTT bersama masyarakat bisa bekerjasama untuk menghentikan kematian akibat 3 masalah itu," kata dr. Asep.
Dokter Asep mengatakan, jangan sampai singkatan Provinsi NTT yang seharusnya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) lalu diplesetkan menjadi singkatan lainnya yang berarti negatif.
"Jangan sampai singkatan NTT diplesetkan menjadi Nanti Tuhan Tolong (NTT) dan kalau tidak ditolong maka Nyawa Terancam Terus (NTT)," gugah dr. Asep. (pos kupang.com/novemy leo)