Begini Peringatan Wagub Josef Nae Soi Saat Tanam Bakau yang Diselenggarakan PLN Wilayah NTT
Sebelum acara penanaman dilaksanakan, rombongan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Dion DB Putra
Muhamad Ali mengungkapkan pada program penghijauan di tahun 2018 ini, masing-masing PLN Unit Induk ditargetkan menanam 1.000 pohon.
Untuk di NTT, PLN menanam 6.500 pohon dengan tiga jenis tanaman yang diprioritaskan, yakni tanaman produktif yang dapat melestarikan alam, melestarikan tanaman khas lokal dan dapat mengurangi pencemaran. Lokasi penanaman pohon ini fokus pada wilayah sekitar PLN dan lokasi masyarakat umum, seperti pesisir laut, sungai, lahan gundul, dan lainnya.
Manusia yang Tidur
Wagub NTT Josef Nae Soe kembali mengingatkan pentingnya penanaman dan pemeliharaan anakan pohon di NTT. Secara tegas, ia meminta anakan pohon yang sudah ditanam tersebut harus dipelihara dan dirawat secara serius. Bila ada anakan yang mati harus diganti dengan anakan yang baru.
"Terima kasih atas dukungan PLN dalam kegiatan menanam pohon dengan ekonomi revolusi hijau (penanaman kelor). Semoga kita terus memiliki komitmen yang sama dan terukur. Program CSR PLN peduli adalah semangat baru yang akan diikuti oleh perusahaan/BUMN lainnya agar bisa menghijaukan NTT tanam terus, hijau terus, hidup terus," ungkapnya.
Wagub Josef Nae Soi mengakui kalau ia dan Gubernur Viktor Laiskodat sudah mewajibkan setiap OPD di lingkup pemprov dan di daerah untuk menanam minimal 1.000 anakan pohon kelor.
Selain pohon kelor, ia juga meminta bantuan PLN untuk menanam pohon bougenvile dan pohon lainnya di tepi jalan menuju Bandara El Tari untuk mempercantik kota. "Kalau musim panas di Jepang dengan sakura, di Belanda dengan tulip, nah kita di NTT dengan bougenvile," ungkapnya.
Secara khusus, ia mengimbau kepada generasi muda untuk mulai mencintai lingkungan sekitar dengan menanam pohon khususnya pohon kelor sebab kelor memiliki manfaat ekonomis dan kesehatannya.
"Tidak perlu jadi PNS, PNS sudah terlalu banyak. Tidak perlu bekerja di luar negeri. Jadi, tidak ada lahan tidur. Manusia yang tidur. Manusia yang tidak kelola itu lahan. Yang tidur bukan lahan. Yang tidur itu kita. Kita manusia yang menghidupkan lahan itu," tegasnya.
Berdasarkan rilis yang diterima dari humas PLN Unit Induk Wilayah NTT, total dana yang digelontorkan PLN Peduli untuk penanaman 22.000 pohon sebesar Rp 3,19 miliar. Dana tersebut selain untuk penanaman pohon dipergunakan pula untuk pemeliharaan pohon agar tetap tumbuh dengan baik.
Aksi tanam pohon yang PLN lakukan dalam rangka HMPI 2018 ini merupakan kelanjutan dari aksi tanam pohon tahap I pada 5 Juni 2018. Kegiatan penanaman itu melibatkan 32 unit PLN se-Indonesia. PLN menanam total 34.000 pohon. Total dana yang dikeluarkan PLN Peduli pada Tahap I ini sebesar Rp 4,64 miliar.
Andre Witak, wisatawan lokal ketika ditemui di Lokasi Wisata Hutan Mangrove senang kalau pemerintah punya perhatian serius untuk melestarikan lingkungan hidup. Seturut pendapatnya, jika lingkungan tak diperhatikan, tak akan lagi ada kehidupan yang layak di masa depan.
"Sudah saatnya warga peduli dengan lingkungan. Kapan lagi kalau bukan sekarang," ujarnya. PLN juga menyerahkan anakan pohon bakau, trembesi, rambutan dan kelor kepada Kepala SDN Oesapa Kecil 2, Stevanus Markus Loe yang hadir bersama para guru dan siswanya.
Ikut juga dalam acara tanam bakau ini Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTT, dr. Yovita Anike Mitak dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan NTT, Benyamin Lola. (ricko wawo)