Berita Viral

Mural dan Warna-warni Kota Ternyata Menandakan sesuatu pada Kejujuran dan Kecerdasan Warga?

Mural dan Warna-warni Kota Ternyata Menandakan sesuatu pada Kejujuran dan Kecerdasan Warga? Begini komentar ketua umum ikatan arsitek indonesia.

Editor: Fredrikus Royanto Bau
kompas.com
Mural dan Warna-warni Kota Ternyata Menandakan sesuatu pada Kejujuran dan Kecerdasan Warga? 

Mural dan Warna-warni Kota, Apa yang terjadi pada Kejujuran dan Kecerdasan Warga? Begini komentar ketua umum ikatan arsitek indonesia.

POS-KUPANG.COM - Fenomena kampung dan wilayah kota, mulai bersolek dengan berbagai mural dan warna.

Sebut saja Kampung Jodipan di Malang, dan Kampung Akuarium di Jakarta.

Serta tak lupa berbagai mural yang menghias pusat-pusat kota di Yogyakarta, Solo dan kota-kota lain di Indonesia.

Selain dianggap memperindah tampilan kota, keberadaan gambar-gambar dan warna ini juga mendatangkan wisatawan yang datang untuk sekadar mengagumi atau berswafoto di sekitar gambar-gambar tersebut.

Namun, menurut Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ahmad Djuhara, tampilan kota seharusnya jujur dan cerdas.

"Kalau cerdas warganya, ya harus tahu apa perlu warna-warni atau bisa ada banyak cara lain," ujar Ahmad Djuhara kepada Kompas.com, Selasa (27/11/2018).

Baca: Djarot Klaim Ahok Lebih Memilih PDIP Jika Suatu Saat Ingin Masuk Politik, Ini Alasannya

Baca: Gunung Merapi Status Waspada, Lihat Video Laporan Aktivitas Meningkat Sempat Gugurkan Lava

Baca: Ini Alasan Menkumham Pesimistis Revisi UU Tipikor Selesai Sebelum Pergantian Pemerintahan

Sejumlah wisatawan saat melintas di jembatan kaca yang menghubungkan Kampung Warna - warni dan Kampung Tridi di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (10/10/2017)
Sejumlah wisatawan saat melintas di jembatan kaca yang menghubungkan Kampung Warna - warni dan Kampung Tridi di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (10/10/2017)(KOMPAS.com / Andi Hartik)

Menurut Djuhara, kota seharusnya melayani warganya dengan fungsi-fungsi yang lebih diperlukan.

Hal-hal itu yang akan membentuk wajah kota, dan bukan hanya warna-warni yang menghiasi.

"Komposisi fungsi-fungsi yang nyaman dan menyenangkan warganya lebih penting daripada hanya mural atau warna-warni," ucap Djuhara.

Djuhara menambahkan, cara untuk mewarnai kampung atau kota dengan mural atau warna memang bisa menjadi salah satu pilihan.

Namun, cara ini merupakan yang paling dasar atau paling rendah. Menurutnya, masih banyak pilihan cara yang lain yang lebih cerdas.

"Akan lebih menarik kalau fungsi kotanya dulu yang dibereskan, baru ditetapkan dan dipilih mana caranya yang paling cerdas," ucap dia.

Anak-anak bermain di tepian Danau Sunter di wilayah Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (25/3/2018). Pemprov DKI Jakarta melakukan program pengecatan kampung warna-warni di kawasan Danau Sunter untuk memperindah lingkungan sekaligus guna mengubah kesan kumuh kawasan tersebut.
Anak-anak bermain di tepian Danau Sunter di wilayah Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (25/3/2018). Pemprov DKI Jakarta melakukan program pengecatan kampung warna-warni di kawasan Danau Sunter untuk memperindah lingkungan sekaligus guna mengubah kesan kumuh kawasan tersebut.(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)
"Bisa jadi salah satu pilihan ini yang dipilih (warna-warni). Tapi saya yakin ada banyak pilihan cara yang lain," imbuh dia.

 Selain mural, pemerintah kota setempat dapat menyesuaikan penempatan ruang kota. Bisa juga dengan membuat atau keberadaan sebuah tengara atau menara.

Meski begitu, keberadaan kampung atau daerah yang dicat dengan warna dan beragam mural tak lantas membuat ciri khas sebuah kota hilang.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved