Berita Kota Kupang Terkini
GenBI dan Komunitas Giat Sampah Bersih-bersih di Pantai Oesapa
GenBI regional NTT dari Undana menggandeng Walhi NTT dan 14 komunitas lainnya melakukan Gerakan Kota Kupang Bersih.
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Kanis Jehola
"Namun, kesadaran akan kebersihan laut yang rendah tanpa disadari membahayakan keselamatan satwa laut, dimana ikan memakan sampah karena sensitifitas sensor pencari makan yang sudah tidak berfungsi lagi dan hal ini sangat membahayakan kesehatan kita karena ikan yang kita makan sudah mengandung mikro plastik " ungkap Hendrianus.
"Selain itu, Tuhan telah menganugerahkan pantai di NTT yang indah yang perlu kita jaga bersama karena pariwisata merupakan salah satu kekuatan ekonomi di Provinsi NTT maupun di Indonesia dimana sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa nomor 2 di Indonesia. Dengan semakin banyaknya devisa maka Negara kita akan lebih tahan terhadap goncangan maupun tantangan ekonomi global seperti yang terjadi saat ini" kata pria yang biasa disapa Andre tersebut.
Sebelum melakukan aksi pembersihan pantai, kata Andre, peserta dibagikan atribut kebersihan berupa masker, sarung tangan dan plastik sampah organik dan nonorganik. Peserta kemudian diarahkan untuk melakukan pembersihan sepanjang pesisir Pantai Oesapa yang dikawal oleh anggota GenBI.
Kepedulian akan lingkungan, lanjut Andre, terlihat dari antusiasme anak muda dari 14 komunitas yang terlibat dalam kegiatan itu. Adapun komunitas yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain komunitas Army Kupang, Slankers Flobamora NTT, KSE Undana, Soul of Metal Rock Kupang, UKM Penulisan Ilmu Komunikasi Undana, Mitra Undana, GMKI Komisariat Salomo Undana, GMKI Komisariat Salam Undana, BEM Pertanian Undana, KMK St. Petrus Canisius MIPA FST Undana, APMI NTT, KMK St. Thomas Moore FEB, Rock or Die, Orang Indonesia (OI).
Usai pembersihan, demikian Andre, peserta diajak untuk mendengarkan sosialiasi penanggulangan sampah yang disampaikan oleh Direktur Walhi NTT, Umbu Wulang.
Dalam pemaparannya, Umbu Wulang mengatakan, penyumbang sampah terbesar di NTT khususnya Kota Kupang adalah rumah tangga yang sebagian besar merupakan sampah plastik. Sementara jumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Kupang, tidak sebanding dengan produksi sampah.
Umbu mengimbau para peserta untuk menyadari pentingnya penanggulangan sampah dengan menerapkan prinsip 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, dan Repair).
"Cara ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari misalnya mengurangi belanja plastik, belanja dengan membawa kantong sendiri, mendaur ulang sampah menjadi kerajinan, atau menggunakan botol minuman sendiri. Secara tidak langsung kita sudah mengurangi sumbangan sampah bagi lingkungan kita," jelas Umbu Wulang. (*)