Berita Internasional

Raja Salman Akhirnya Bicara Soal Kasus Pembunuhan Khashoggi, Termasuk Posisi Putra Mahkota

Raja Salman Akhirnya Bicara Soal Kasus Pembunuhan Khashoggi, Termasuk Posisi Putra Mahkota

Editor: Bebet I Hidayat
KOMPAS.com/AFP/FAYEZ NURELDINE
Pangeran Mohammed bin Salman 

AS, kata pejabat itu, tersinggung setelah MBS dilaporkan meminta kementerian pertahanan mulai menjajaki peluang membeli senjata dari Rusia.

Dalam surat bertanggal 15 Mei, kemenhan diminta fokus untuk membeli sistem persenjataan dan peralatan, serta pelatihan dari Rusia. Khususnya sistem rudal S-400.

Baik Kementerian Pertahanan Rusia maupun Saudi tidak menjawab permintaan konfirmasi yang dilayangkan oleh Reuters.

MBS menjadi sorotan setelah muncul laporan dia diduga memberikan perintah untuk membunuh jurnalis berusia 59 tahun tersebut.

Sorotan itu makin kencang setelah The Washington Post memberitakan Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meyakini perintah pembunuhan datang dari MBS.

Laporan itu membuat Riyadh melalui kantor jaksa penuntutnya angkat bicara dengan menyatakan MBS tak ada kaitannya dengan pembunuhan Khashoggi.

Wakil Jaksa Penuntut Shaalan a;-Shaalan berujar, perintah datang dari Wakil Kepala Intelijen Jenderal Ahmed al-Assiri.

Assiri membentuk tim beranggotakan 15 orang yang dibagi ke dalam tiga kelompok kecil, yakni tim negosiasi, tim logistik, dan tim intelijen.

Mereka terbang ke Istanbul, Turki, untuk membujuk jurnalis berusia 59 tahun tersebut agar bersedia kembali ke Riyadh.

"Namun, karena negosiasi gagal, kepala tim negosiator memerintahkan untuk membunuh Khashoggi," demikian pernyataan Shaalan.

 

Trump Rilis Laporan Lengkap

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bakal segera merilis laporan lengkap pembunuhan jurnalisArab Saudi, Jamal Khashoggi.

Kepada awak media pada Sabtu (17/11/2018) pekan lalu, Trump mengatakan laporan itu bakal memuat informasi siapa pelaku dan pemberi perintah.

"Paling lambat laporan itu bakal kami terima Senin (19/11/2018) atau Selasa (20/11/2018)," kata presiden ke-45 dalam sejarah AS itu dikutip Al Jazeera, Minggu (18/11/2018).

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) terus menyediakan informasi mengenai kematian jurnalis berusia 59 tahun tersebut kepada Trump.

Presiden 72 tahun itu juga ditelepon Direktur CIA Gina Haspel dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo di sela kunjungannya ke lokasi terdampak kebakaran hutan California.

Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders tidak membeberkan detail percakapan itu. Dia menyatakan Trump sangat memercayai CIA.

Terkait CIA, Kementerian Luar Negeri AS mengeluarkan bantahan atas reportase yang dikeluarkan The Washington Post, media tempat Khashoggi bekerja.

Dalam laporan tersebut, CIA meyakini perintah untuk membunuh Khashoggi datang dari Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

"Laporan terbaru bahwa pemerintah telah mengambil kesimpulan tidak benar. Masih ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab," demikian keterangan Kemenlu.

Khashoggi yang merupakan salah seorang pengkritik MBS dibunuh di dalam gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober saat mengurus dokumen pernikahannya.

Kasus itu menjadi sorotan dunia setelah jenazah Khashoggi tidak ditemukan dengan spekulasi merebak dia dimutilasi dan jenazahnya dilenyapkan pakai cairan asam.

Riyadh melalui wakil jaksa penuntut Shaalan al-Shaalan menuturkan, Khashoggi dibunuh di dalam gedung oleh 15 orang.

Dia tewas setelah disuntik obat bius dosis tinggi. Setelah itu, jenazahnya dimutilasi dan diserahkan kepada agen yang sudah menunggu di luar gedung.

Shaalan juga menegaskan, MBS tak terlibat dalam kasus itu dengan menjelaskan perintah datang dari Wakil Kepala Intelijen Jenderal Ahmed al-Assiri.

Assiri membentuk tim beranggotakan 15 orang yang dibagi ke dalam tiga kelompok kecil, yakni tim negosiasi, tim logistik, dan tim intelijen.

Mereka terbang ke Istanbul, Turki, untuk membujuk jurnalis berusia 59 tahun tersebut agar bersedia kembali ke Riyadh.

"Namun, karena negosiasi gagal, kepala tim negosiator memerintahkan untuk membunuh Khashoggi," demikian pernyataan kantor jaksa penuntut.

Kolumnis harian Turki Hurriyet, Abdulkadir Selvi, melakukan sanggahan dengan menyatakan dalam rekaman pertama berdurasi 7 menit itu terdengar suara Khashoggi meronta.

Penyelidik Turki meyakini Khashoggi memohon dilepaskan setelah dia dicekik menggunakan kantong plastik atau tali. (kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved