Berita Internasional
Raja Salman Akhirnya Bicara Soal Kasus Pembunuhan Khashoggi, Termasuk Posisi Putra Mahkota
Raja Salman Akhirnya Bicara Soal Kasus Pembunuhan Khashoggi, Termasuk Posisi Putra Mahkota
Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober lalu di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, ketika hendak mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.
Awalnya Riyadh bersikukuh jurnalis berusia 59 tahun itu telah meninggalkan gedung, sebelum mengakui dia dibunuh di dalam konsulat.
Dalam keterangan resmi pekan lalu, Saudi menyatakan tim beranggotakan 15 orang datang ke Istanbul untuk membawa pulang Khashoggi.
Namun karena tidak mau, lima orang menangkap Khashoggi, mengikatnya, dan menyuntikkan obat bius dosis tinggi hingga dia tewas.
Setelah itu jenazahnya dimutilasi dan diserahkan ke seorang agen yang sudah menunggu di luar gedung. Riyadh berkata telah menahan 21 orang yang ada hubungannya dengan kasus tersebut.
Kantor Jaksa Saudi menjelaskan lima orang di antaranya bakal dituntut hukuman mati karena dianggap sebagai sosok yang merencanakan dan melakukan pembunuhan.
Adapun kolumnis harian Turki Hurriyet, Abdulkadir Selvi, menuturkan klaim Saudi bahwa Khashoggi disuntik hingga tewas tidak tepat.
Sebab satu dari dua rekaman yang diperoleh penyelidik Turki memperdengarkan suara Khashoggi memohon dilepaskan karena dia dicekik.
Posisi Putra Mahkota Terancam
Status Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman ( MBS) dilaporkan mendapat ancaman dari sesama anggota kerajaan.
Penyebabnya adalah kabar pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, yang mengemuka satu bulan terakhir.
Sumber internal kepada Reuters via Al Jazeera Selasa (20/11/2018) berkata, mereka bakal mencegah MBS untuk naik takhta.
Si sumber menjelaskan, puluhan pangeran maupun sepupu dari Dinasti Al Saud ingin adanya perubahan dalam suksesi kekuasaan.
Namun, mereka tak akan melakukannya sepanjang sang ayah, Raja Salman, yang bertakhta sejak 23 Januari 2015 masih hidup.
Mereka berdiskusi setelah Raja Salman wafat, mereka bakal mengajukan adiknya, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, menjadi putra mahkota.