Berita Kabupaten Nagekeo

Jokowi Instruksikan Menteri Sosial Respon dan Pastikan Bantuan Pemerintah Sampai ke Gurusina

Kedatangan mereka ke Kampung Adat Gurusina untuk mengikuti acara peresmian rumah transisi layak huni di Gurusina.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Suasana saat kunjungan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Dr. Ir. R. Harry Hikmat, M.Si di Kampung Adat Gurusina Desa Watumanu Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada, Jumat (16/11/2018). 

Kecepatan ini, dikatakan Harry membuat respon pemerintah juga semakin cepat membantu untuk warga Gursina dalam memenuhi kebutuhan dasar dan membangun hunian sementara.

Bantuan Kementerian Sosial tersebut terdiri dari Bantuan Bahan Bangunan Rumah (BBR) untuk 33 unit/keluarga sebesar Rp.825.000.000, Bantuan Isi Hunian Sementara untuk 27 keluarga sebesar Rp.81.000.000, Bantuan Keserasian Sosial Kampung Gurusina sebanyak 3 paket sebesar Rp.150.000.000, Bantuan RS-RTLH untuk 7 kelompok sebesar Rp1.050.000.000.

Selain itu, Kemensos juga melakukan penyaluran bansos Program Keluarga Harapan tahap IV kepada 150 Keluarga Penerima Manfaat Gurusina.

Jumlah bansos untuk propinsi NTT sebesar 1,28 triliun rupiah yang terdiri dari basos PKH sebesar 682.76 miliar rupiah untuk 386.315 keluarga dan bantuan beras sejahtera sebesar 597,4 miliar rupiah untuk 452.557 keluarga.

Sedangkan Bansos untuk kabupaten Ngada antara lain bantuan PKH sebesar 12.89 miliar rupiah untuk 7.188 keluarga, bantuan beras sekahtera sebesar 10.63 miliar rupiah untuk 8.051 keluarga.

Dalam penyalurannya, Kementerian Sosial bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui ATM Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Menurut Harry, penyaluran bantuan secara non tunai ini, sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Menteri Sosial bahwa penyaluran bantuan sosial harus terpadu melalui kartu kombo.

Dengan demikian kata dia, bagi korban yang memenuhi kriteria akan dapat menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Beras Sejahtera (Rastra), dan bansos lainnya.

“Pendekatan ini sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia telah menerapkan sistem perlindungan sosial yang adaptif dan berkelanjutan,” tambahnya.

Ia menambahkan, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Sosial Provinsi NTT, secara keseluruhan rumah adat yang berada di Kampung Gurusina berjumlah 33 unit, satu pos pariwisata, dan beberapa situs-situs adat didalamnya.

Situs-situs tersebut yaitu tiga buah kayu Ngadu (Tiang Adat yang melambangkan wujud laki-laki) dan tiga Rumah Bhaga (Rumah Adat minimalis selaku simbol perempuan yang berfungsi sebagai tempat untuk memberikan sesajian kepada nenek moyang pada saat upacara adat).

Sebanyak 27 rumah adat hangus terbakar, tiga buah Ngadu dan tiga buah Bhaga juga ikut terbakar.

Sementara warga Gurusina, Warga Kampung Gurusina, Herman Suri (40) mengaku senang rumahnya sudah dibangun kembali oleh pemerintah.

Herman menyampaikan limpah terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dan sudah memberikan dukungan baik moral maupun materil.

"Rumah layak huni ini sudah kami tinggal satu minggu yang lalu. Kami senang dan terima kasih saja untuk pemerintah," ujar Herman.

Baca: Gotong Royong Harus Tetap Dilestarikan

Baca: Anggota DPRD TTU Ini Beri Apresiasi Kepada Pemerintah. Ini Alasannya

Baca: Sekda ST : Adanya Solusi Pemerintah Pusat Atasi Rendahnya Lulusan CPNS

Baca: Dominan Perempuan Asal Sikka Kerja di Malaysia, Hongkong dan Singapura

Baca: Pemda TTU Alokasikan Dana Rp. 18 Miliar Untuk Pengerjaan Ruas Jalan Supun-BanUlu

Sumber: Pos Kupang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved