Berita Pembunuhan Satu Keluarga

5 Kasus Pembunuhan Sadis di Indonesia Yang Makan Korban Satu Keluarga

4 kasus pembunuhan sadis dengan korban satu keluarga, suami istri dan anak-anak yang terjadi di Indonesia.

WARTAKOTA/JOKOSUPRIYANTO
Keluarga dan kerabat mendoakan empat jenazah korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi, di Gereja Lahai Roi, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2018). 

POS-KUPANG.COM - Inilah 4 kasus pembunuhan sadis dengan korban satu keluarga, suami istri dan anak-anak yang terjadi di Indonesia.

Setahun ini sudah terjadi 5 kasus pembunuhan sadis yang menewaskan satu keluarga.

Apa saja kasus pembunuhan dimaksud, dan siapakah pelakunya?

Simak data yang dihimpun POS-KUPANG.COM, dari berbagai sumber: 

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini, 16 November 2018, Sejumlah Zodiak Temui Masalah Dan Kekuatiran

1. Pembunuhan Satu Keluarga di Palembang

Dilansir dari TribunSumsel.com, Rabu (24/10/2018), satu keluarga ditemukan tewas di rumahnya di Kompleks Villa Griya Kebun Sirih, Palembang.

Empat anggota keluarga itu ditemukan tewas dengan luka tembakan di kepalanya.

Korban tewas itu bernama Fransiskus Xaverius (45) suami, Margaret Yentin Liana (43) istri, Rafael Fransiskus (18) anak pertama, dan Kathlyn Fransiskus (11) anak kedua.

Posisi empat korban satu keluarga yang ditemukan tewas di kamar masing-masing di Komplek Villa Griya Kebon Sirih Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Palembang, Rabu (24/10/2018).
Posisi empat korban satu keluarga yang ditemukan tewas di kamar masing-masing di Komplek Villa Griya Kebon Sirih Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Palembang, Rabu (24/10/2018). (IST)

Pihak kepolisian menduga kasus ini merupakan kasus pembunuhan dan bunuh diri.

Polisi menduga bahwa istri dan kedua anaknya tewas ditembak dan suaminya bunuh diri.

Dua asisten rumah tangga (ART) korban pertama kali menemukan mayat anak sulung, Rafael di dalam kamar.

Dua ART bernama Dewi dan Sarah itu memulai harinya dengan aktivitas seperti biasa.

Ketika akan membangunkan Rafael, Dewi dan Sarah menemukannya dalam keadaan telungkup bersimbah darah.

Keduanya terkejut dan langsung berteriak meminta tolong kepada tetangga.

Polsek Kalidoni dan Polda Sumsel saat melakukan olah TKP menemukan empat korban tewas itu di dalam 3 kamar yang terpisah.

Rafael dan Kathlyn ditemukan tewas di atas tepat tidur di kamarnya masing-masing.

Sedangkan Fransiskus dan Margaret ditemukan tewas di dalam kamar mereka berdua.

Rafael ditemukan dalam posisi telungkup bersimbah darah di atas tempat tidurnya.

Sedangkan Kathlyn, Margaret, dan Fransiskus ditemukan tewas dalam kondisi terlentang.

Seluruh korban ditemukan tewas dengan luka tembakan.

Rafael, Kathlyn, dan Margaret ditemukan tewas dengan luka tembakan di kepala.

Sedangkan Fransiskus ditemukan luka tembak di bawah dagunya.

Fransiskus juga ditemukan tewas dengan menggenggam sebuah senjata api jenis Revolver.

Senjata api tersebut diduga sebagai senjata pembunuh.

Baca: Jungkook BTS Suka Bikin Wajahnya Seperti Ini, Army Sudah Tahu?

2. Pembunuhan Satu Keluarga di Deli Serdang

Mengutip Tribun Medan, kasus pembunuhan satu keluarga di Deli Serdang terungkap pada Senin (22/10/2018).

Kasus ini menimpa keluarga Muhajir yang tinggal di Tanjungmorawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Sebelumnya, Muhajir bersama Suniati serta anak mereka M Solihin dilaporkan hilang.

Muhajir yang tinggal di Tanjungmorawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Muhajir yang tinggal di Tanjungmorawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. (ist)

Ketiganya hilang dari rumah mereka di Dusun III Gang Rambutan, Desa Bangun Sari, Tanjung Morawa, sejak Selasa (9/10/2018).

Selang beberapa hari, Muhajir ditemukan dalam keadaan tewas di sungai Blumei, STM Hilir, Tanjung Morawa.

Tiga hari setelah penemuan jasad Muhajir, warga kembali menemukan jasad putranya Solihin di aliran sungai Blumei.

Kemudian, jasad istri korban Suniarti ditemukan tewas mengapung di perairan laut Batu Bara.

Diketahui, pembunuhan tersebut dilakukan oleh tiga orang, dan satu pelaku tambahan yang bertugas menghilangkan barang bukti.

Pelaku berinisal R mengatakan jika awalnya para tersangka datang ke rumah Muhajir untuk meminjam uang.

"Jadi pertama yang datang itu si A, dia mengetuk pintu rumah si Muhajir sekitar pukul sebelas malam untuk meminjam duit," kata R kepada Kapolda Sumut di RS Bhayangkara Medan, Senin (22/10/2018).

Begitu dibuka pintu, sambung R, si A langsung masuk dan meminjam duit.

Setelah si Muhajir hendak masuk dan mengambil duit, A langsung memukul kepala belakang Muhajir dengan gagang pistol rakitan

Baca: Musim Hujan Tiba, Waspadai 6 Penyakit Berbahaya Yang Bisa Menyerang Kita

"Di situ baru saya datang dan masuk ke rumah Muhajir dan langsung mengikat tangannya ke belakang dan menutup mulutnya dengan lakban," ujar R.

R menceritakan jika pembunuhan ini sudah direncanakan dua hari sebelum eksekusi para korban yang mereka lakukan pada Senin (9/10/2018).

"Pada Jumat (7/10/2018) kami mengatur rencana sebelum membunuh Muhajir dan keluarganya," kata R yang berperan mengikat dan membuat takut para korban.

Ia mengatakan, pihaknya membunuh korban dan membawanya ke satu Jembatan di Wilayah Kecamatan Telun Kenas dan langsung membuat ketiga korban ke Sungai Belumai, Tanjungmorawa.

"Kami membuang korban ke sungai karena menurut mereka di situ aman. Saat hendak kami buang ke sungai, istri dan anak korban masih hidup," ujarnya.

R mengakui dirinya diajak A untuk melakukan pembunuhan terhadap Muhajir sekeluarga.

Dua hari sebelum pihaknya melakukan pembunuhan, tersangka A mendatangi dirinya dan bercerita tentang istri Muhajir, Suniati yang sering mengejeknya dengan sebutan 'Pasukan Gajah'.

Di situ, lanjut R, temannya A langsung meminta bantuannya untuk membunuh Muhajir.

"Ya, karena teman, makanya saya mau. Lagian mereka sudah mengejek kami," katanya.

"Jadi keluarga Muhajir selalu mengejek kami dengan mengatakan 'Pasukan Gajah Wes Teko' yang artinya pasukan Gajah datang," kata R.

Baca: HS Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga Simpan HP Korban Yang Masih Ada Darah

3. Pembunuhan Satu Keluarga di Banda Aceh

Diberitakan Kompas.com, peristiwa pembunuhan satu keluarga juga terjadi di Banda Aceh.

Ridwan yang menjadi pelaku kasus pembunuhan satu keluarga ini dituntut hukuman mati oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri Banda Aceh dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Banda Aceh, Senin (15/10/2018).

Ridwan didakwa dalam pembunuhan berencana yang mengakibatkan majikannya, Tjie Sun alias Asun (48), sekeluarga, yaitu istri dan putranya, Minarni (40) dan Calliestos NG (8), tewas di rumahnya di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh pada 5 Januari 2018 lalu.

Tjie Sun alias Asun (48) dan istrinya Minarni (40) serta anaknya Calliestos NG (8), tewas di rumahnya di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh pada 5 Januari 2018 lalu.
Tjie Sun alias Asun (48) dan istrinya Minarni (40) serta anaknya Calliestos NG (8), tewas di rumahnya di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh pada 5 Januari 2018 lalu. (ist)

Ridwan diketahui membunuh majikannya karena merasa sakit hari dengan ucapan Asun yang mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa ia terima.

Karena kata-kata itu, Ridwan pun menghabisi nyawa Asun sekeluarga secara sadis, yaitu dengan menggorok leher korban.

Ridwan, pelaku pembunuhan terhadap satu keluarga yakni Tjie Sun alias Asun (48) dan istrinya Minarni (40) serta anaknya Calliestos NG (8), tewas di rumahnya di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh pada 5 Januari 2018 lalu.
Ridwan, pelaku pembunuhan terhadap satu keluarga yakni Tjie Sun alias Asun (48) dan istrinya Minarni (40) serta anaknya Calliestos NG (8), tewas di rumahnya di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh pada 5 Januari 2018 lalu. (ist)

Kejadian itu terjadi di dalam rumah toko (ruko) yang sekaligus dijadikan sebagai gudang barang grosir milik korban yang terletak di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Jumat, 5 Januari 2018 sekitar pukul 14.30 WIB.

Baca: Pendeta Kirim Pesan ke Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Dan Dibalas Begini

4. Pembunuhan Satu Keluarga di Makassar

Mengutip Tribunnews.com, Pada 6 Agustus 2018, terjadi kebakaran rumah yang menyebabkan enam orang warga yang masih satu keluarga tewas terpanggang.

Kebakaran itu menghanguskan tiga rumah di Jalan Tinumbu, Makassar.

Korban adalah kakek, nenek, sepupu dan cucu, H Sanusi (70), Hj Bondeng (60), Hj Musdalifa, (40) Namira Ramadina (21), Muhammad Fahri (25), dan Ijas (5).

Mereka adalah jaringan kartel narkoba.

Pembakaran itu terjadi karena karena salah satu dari enam korban tewas kebakaran itu berutang narkoba sebesar Rp 10 juta.

Pelaku dijerat pasal 170 atau pasal 351 dan pasal 340 subsider 187 juncto pasal 55 KUHP. 

Baca: Musim Hujan Tiba, Waspadai 6 Penyakit Berbahaya Yang Bisa Menyerang Kita

5. Pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan di bekasi

Penemuan satu keluarga yang tewas dibunuh di rumah mereka di Bekasi, Jawa Barat telah menggegerkan publik.

Peristiwa tersebut menimpa keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak yang beralamat di Jalan Bojong Nangka 2 RT 002 RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.

Keluarga tersebut terdiri dari Diperum Nainggolan kepala keluarga berusia 38 tahun, Maya Boru Ambarita isteri berusia 37 tahun, Sarah Boru Nainggolan anak berusia sembilan tahun, dan Arya Nainggolan anak berusia tujuh tahun.

Sebelumnya, peristiwa yang menewaskan satu keluarga juga terjadi di sejumlah daerah.
Berikut ini sejumlah kasus serupa yang berhasilTribunWow.com rangkum:

HS tersangka pembunuhan satu keluarga simpan HP korban yang masih ada lumuran darah.

Beginilah kabar terbaru penyidikan kasus pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka 2 RT 002 RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, yang ditemukan tewas Selasa (13/11/2018).

Mereka adalah Diperum Nainggolan kepala keluarga berusia 38 tahun, Maya Boru Ambarita isteri berusia 37 tahun, Sarah Boru Nainggolan anak berusia sembilan tahun, dan Arya Nainggolan anak berusia tujuh tahun.

Beberapa hari kemudian, Polisi berhasil menemukan barang bukti berupa mobil Niassan X Trail B 1705 UOQ dan handphone korban. 

Mobil ini dibawa kabur oleh seseorang saat peristiwa pembunuhan terjadi. 

Polisi juga mengamankan seorang pria berinisial HS.

Berikut ini Tribunnews.com merangkum perkembangan terbaru kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi hingga Kamis siang pukul 14.00 WIB.

* Mobil Nissan X-Trail B 1705 UOQ ditemukan di Cikarang

Polisi akhirnya menemukan mobil yang hilang di rumah korban pembunuhan satu keluarga di Bojong Nangka, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengaku sudah mendapatkan informasi mobil jenis Nissan X-trail dengan nomor polisi B 1705 UOQ berwarna silver itu ditemukan di kawasan Cikarang.

Ptugas memasang police line di kediaman korban pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018) pagi.
"Mobil itu di suatu rumah di daerah Cikarang. Suatu rumah kost-kostan di sana," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Argo menjelaskan setelah mobil ditemukan, pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lagi.

Namun, dia belum merinci hasil olah TKP terbaru tersebut.

"Dengan ditemukannya mobil tersebut kemudian dari Labfor Mabes Polri kemudian dengan Inafis Polda Metro Jaya, penyidik melakukan olah TKP mobil," jelas Argo.

Baca: Tiba di Bandara El Tari Kupang, Kepala BI Tigor Sinaga Kaget Lihat Karyawannya Seperti Ini

* Seorang Pria Ditangkap

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwonomengatakan, pihaknya mengamankan seorang pria terkait kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi.

"Ya (diamankan seorang pria)," ujar Argo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/11/2018).

Argo membenarkan bahwa pria yang diamankan itu berinisial HS.

tersangka pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi ditangkap Polisi (ist)
Meski demikian, Argo belum memastikan apakah pria tersebut ada hubungannya dengan pembunuh satu keluarga di Bekasi itu atau tidak.

"Sedang diperiksa secara intensif," kata Argo.

Ia juga enggan menyampaikan detail lokasi dan waktu ketika pria itu diamankan.

* Polisi Telusuri Barang-barang yang ada di dalam mobil Nissan X-Trail B 1705 UOQ

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwonomengatakan, polisi tengah melakukan pemeriksaan terhadap mobil dari sebuah keluarga yang dibunuh di Bekasi.

Mobil Nissan X-Trail itu sempat hilang bersamaan waktu dengan terjadinya kasus pembunuhan itu tetapi kemudian telah ditemukan polisi di sebuah rumah kos di Cikarang, Jawa Barat.

Argo mengatakan, polisi akan mencari barang-barang apa saja yang tertinggal di dalam mobil dan mencari tahu apakah barang-barang tersebut berkaitan dengan kasus pembunuhan tersebut.

"Misal apa ada ponsel yang tertinggal, apakah ada darah di sana, apakah ada barang lain yang ada kaitannya," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11/2018) seperti dikutip dari Kompas.com.

"Makanya kami memerlukan dari Labfor. Jadi penelitian secara ilmiah yang kami gunakan," lanjutnya.

Ia berharap, kondisi dalam mobil itu bisa memberi titik terang kepada polisi terkait pengungkapan kasus pembunuhan itu.

Baca: Sistem Manajemen ISO 37.001:2016 Anti Suap Tidak Untuk Menghukum Dan Cari Kesalahan

* Mobil dibawa ke Mapolres 

Mobil Nissan X Trail milik korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi dibawa ke Mapolres Bekasi Kota. 

tersangka pelaku pembunuhan satu keluarga (ist)
Mobil itu tiba di Mapolres Bekasi Kota, Kamis, pukul 09.30 WIB.

Mobil diparkir di halaman Mapolres Bekasi Kota dan beri garis polisi.

Mobil berwarna silver itu bernomor polisi B 1075 UOG.

Di dalam mobil terdapat sejumlah barang-barang seperti penutup mobil dan kotak CD.

Penampakan mobil normal seperti mobil pada umumnya.

Tidak ada yang aneh atau yang berbeda. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved